87 yang terkait dengan 4 empat dimensi pembangunan berkelanjutan, yaitu: dimensi
ekologi, dimensi ekonomi, dimensi sosial-budaya dan dimensi teknologi. Menentukan indikator-indikator yang akan dianalisis berdasarkan Scientific
Judgment dan studi literatur data sekunder. Sementara untuk menentukan nilai dari masing-masing indikator bersumber dari responden terpilih yang terdiri dari
para pakar dan stakeholders yang berkompeten terkait dengan topik penelitian, serta berdasarkan hasil pengamatan langsung di lokasi studi. Pakar expert terpilih
terkait topik penelitian adalah pakar gambut, sipil dan arsitek dari beberapa institusi serta beberapa instansi terkait.
5.2.2 Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Metode pengumpulan data primer dalam analisis keberlanjutan permukiman eksisting di kawasan Sungai Raya ini dilakukan melalui metode diskusi dan
wawancara in-depth interview, kuesioner dan survey lapangan di wilayah studi. Analisis keberlanjutan permukiman eksisting di wilayah bergambut Sungai
Raya dilakukan dengan metode Multi Dimensional Scaling MDS dengan menggunakan software Rapfish yang dimodifikasi menjadi Rap-Peatsett Rapid
Appraisal Peat Settlement. Selanjutnya analisis keberlanjutan dinyatakan dalam Indeks Keberlanjutan Permukiman di Lahan Bergambut ikb-Peatsett.
Analisis dilakukan melalui beberapa tahapan sebagai berikut: 1. Menentukan indikator beserta indikator-indikatornya melalui analisis kualitatif
interpretatif dari beberapa expert justifikasi pakar dan studi literatur. 2. Penilaian setiap indikator oleh pakar dan stakerholder terpilih dalam skala
ordinal berdasarkan kriteria keberlanjutan setiap dimensi. 3. Menyusun indeks dan status keberlanjutan permukiman di kawasan Sungai
Raya dengan metode Multi Dimensional Scalling MDS, analisis Leverage, dan analisis Monte Carlo.
Setiap indikator atribut pada masing-masing dimensi diberikan skor berdasarkan Scientific Judgment dari pembuat skor. Nilai skor untuk setiap indikator
dari setiap responden terpilih diberikan mulai dari rentang 0 – 25 – 50 – 75 – 100 dimana nilai 0 berarti rendah buruk dan nilai 100 berarti tinggi sangat baik. Nilai-
nilai yang telah diberikan direkapitulasi dan dipetakan ke dalam angka yang lebih sederhana sebagai input untuk melakukan analisis keberlanjutan, sebagai berikut:
88 Tabel 17. Penilaian scorring setiap indikator berdasarkan hasil kuesioner pakar
Rentang Nilai Skor
Hasil
0 – 25 Buruk
25,1 – 50 1
Kurang 50,1 – 75
2 Cukup
75,1 – 100 3
Baik Selanjutnya skor dari masing-masing
indikator dianalisis secara
multidimensional untuk menentukan satu atau beberapa titik yang mencerminkan posisi keberlanjutan perumahan di Sungai Raya. Nilai skor yang diperoleh dikaji
secara relatif terhadap dua titik acuan yaitu ‘Baik’ good dan ‘Buruk’ bad. Nilai hasil dari analisis keberlanjutan menghasilkan Indeks Keberlanjutan tiap dimensi
dalam bentuk nilai persentase. Melalui metode MDS, maka posisi titik keberlanjutan dapat divisualisasikan melalui sumbu horizontal dan sumbu vertikal. Nilai skoring
indeks keberlanjutan pada setiap dimensi dinyatakan dalam rentang nilai 0 – 100 dengan kriteria sebagai berikut:
Selanjutnya nilai indeks tiap dimensi tersebut divisualisasikan dalam Diagram Layang kite diagram seperti pada Gambar 29.
Gambar 29. Diagram layang ilustrasi indeks keberlanjutan tiap dimensi
Ekologi
20 40
60 80
100
Teknologi Ekonomi
Sosbud
0.00 – 25 : Tidak Berkelanjutan 25,1 – 50 : Kurang Berkelanjutan
50,1 – 75 : Cukup Berkelanjutan 75,1 – 100 : Berkelanjutan
89 Agar nilai indeks keberlanjutan di masa yang akan dapat ditingkatkan, maka
dilakukan Leverage analysis untuk menentukan nilai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keberlanjutan tiap dimensi. Rentang nilai faktor yang berpengaruh berada
pada rentang 2 hingga 8 Pitcher dan Preikshot, 2001. Apabila terdapat indikator dengan nilai faktor lebih dari 8 maka indikator tersebut merupakan faktor
dominan.
5.3 Hasil dan Pembahasan 5.3.1 Penentuan Indikator Dimensi Keberlanjutan