Permasalahan Batasan Penelitian Tujuan

Peningkatan jumlah penduduk berimplikasi pada peningkatan kebutuhan lahan untuk mewadahi berbagai aktivitas manusia melangsungkan kehidupannya. Misalnya, berkembangnya kawasan terbangun baik untuk pemukiman penduduk ataupun vila dan tempat wisata lainnya di kawasan puncak. Di sisi lain, ketersediaan lahan tersebut relatif terbatas. Sehingga tidak mustahil jika banyak terjadi konversi lahan dari kawasan budidaya pertanian ataupun kawasan lindung menjadi kawasan terbangun. Menurut Denny 2004, bentuk-bentuk penyimpangan penggunaanpenutupan lahan terhadap peruntukan lahan RTRW umumnya didominasi oleh pemukiman pada sepanjang bantaran sungai-sungai dan pada wilayah retensi air, seperti rawa-rawa dan lahan basah. Jika dalam perkembangannya antara kebutuhan dan ketersediaan lahan tidak diatur dengan baik, maka akan terjadi berbagai benturan kepentingan antar aktivitas yang berdampak pada persaingan dalam penggunaan lahan. Hal ini akan mengakibatkan terjadinya pergeseran pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dengan arahan penataan ruang dan daya dukung lahannya. Penelitian inkonsistensi antara RTRW dengan pemanfaatan ruang sudah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya, namun evaluasi RTRW yang tidak sesuai dengan kemampuan lahan belum banyak dilakukan. Beberapa bentuk degradasi lahan di kawasan Puncak terjadi karena inkonsistensi pemanfaatan ruang dengan RTRW, dan ketidaksesuaian pemanfaatan ruang dan RTRW dengan kemampuan lahan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana konsistensi pemanfaatan ruang dengan RTRW dan sejauh mana RTRW sesuai dengan kemampuan lahannya.

I.2. Permasalahan

Wilayah DAS Ciliwung merupakan salah satu sungai dengan kondisi sangat kritis di Jawa Barat. Kabupaten Bogor, khususnya Kawasan Puncak memiliki peranan penting sebagai kawasan konservasi tanah dan air karena merupakan hulu dari DAS Ciliwung. Kawasan Puncak adalah kawasan yang memiliki potensi dan karakteristik yang khas untuk dikembangkan. Selain itu pula kawasan ini terdapat pada perlintasan regional yang menghubungkan wilayah Jawa Barat Bandung-Jakarta dan merupakan bagian dari pusat kegiatan jasa, industri dan pariwisata. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Rusdiana 1995, pola penggunaan lahan di DAS Ciliwung Hulu dan Tengah mengarah pada buruknya kondisi DAS tersebut. Dimana lahan yang meresapkan air dan bak tampungan mengalami penurunan, sedangkan lahan yang sedikit dan tidak meresapkan air semakin bertambah tiap tahunnya. Hal tersebut sejalan dengan perkembangan yang sangat pesat dan pembangunan kawasan terbangun pemukiman, hotel, vila, jalan, industri, dan lainnya di DAS Ciliwung Hulu yang seringkali tidak mengikuti arahan penataan ruang dan tidak jarang penataan ruang suatu kawasan tidak menyesuaikan dengan daya dukung lahan kawasan tersebut.

I.3. Batasan Penelitian

1. Penentuan klasifikasi kemampuan lahan tanpa memperhatikan aspek teknik konservasi lahan di wilayah Sub DAS Ciliwung Hulu. 2. Penggunaanpenutupan lahan eksisting wilayah Sub DAS Ciliwung Hulu tidak memperhitungkan luas poligon minimum atau poligon yang lebih kecil dari unit satuan lahan terkecil.

I.4. Tujuan

1. Mengevaluasi inkonsistensi penggunaan lahan eksisting terhadap peruntukan lahan menurut Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW Kabupaten Bogor Tahun 2005-2025. 2. Mengevaluasi ketidaksesuaian penggunaan lahan eksisting terhadap kemampuan lahan wilayah. 3. Mengevaluasi ketidaksesuaian peruntukan lahan menurut Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW Kabupaten Bogor Tahun 2005-2025 terhadap kemampuan lahan wilayah.

II. TINJAUAN PUSTAKA