Permasalahan Batasan Penelitian Tujuan
Peningkatan jumlah penduduk berimplikasi pada peningkatan kebutuhan lahan untuk mewadahi berbagai aktivitas manusia melangsungkan kehidupannya.
Misalnya, berkembangnya kawasan terbangun baik untuk pemukiman penduduk ataupun vila dan tempat wisata lainnya di kawasan puncak. Di sisi lain,
ketersediaan lahan tersebut relatif terbatas. Sehingga tidak mustahil jika banyak terjadi konversi lahan dari kawasan budidaya pertanian ataupun kawasan lindung
menjadi kawasan
terbangun. Menurut
Denny 2004,
bentuk-bentuk penyimpangan penggunaanpenutupan lahan terhadap peruntukan lahan RTRW
umumnya didominasi oleh pemukiman pada sepanjang bantaran sungai-sungai dan pada wilayah retensi air, seperti rawa-rawa dan lahan basah. Jika dalam
perkembangannya antara kebutuhan dan ketersediaan lahan tidak diatur dengan baik, maka akan terjadi berbagai benturan kepentingan antar aktivitas yang
berdampak pada persaingan dalam penggunaan lahan. Hal ini akan mengakibatkan terjadinya pergeseran pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dengan
arahan penataan ruang dan daya dukung lahannya. Penelitian inkonsistensi antara RTRW dengan pemanfaatan ruang sudah
dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya, namun evaluasi RTRW yang tidak sesuai dengan kemampuan lahan belum banyak dilakukan. Beberapa bentuk
degradasi lahan di kawasan Puncak terjadi karena inkonsistensi pemanfaatan ruang dengan RTRW, dan ketidaksesuaian pemanfaatan ruang dan RTRW dengan
kemampuan lahan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana konsistensi pemanfaatan ruang dengan RTRW dan sejauh mana RTRW sesuai
dengan kemampuan lahannya.