Ketidaksesuaian Peruntukan Lahan RTRW terhadap Kemampuan

5.6. Ketidaksesuaian Peruntukan Lahan RTRW terhadap Kemampuan

Lahan Wilayah Dari hasil analisis ketidaksesuaian peruntukan lahan RTRW terhadap kemampuan lahan akan terlihat sejauh mana Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW yang sudah direncanakan oleh pemerintah sesuai dengan daya dukung daerah penelitian jika dilihat dari segi sifat fisik lahannya Gambar 25. Berdasarkan analisis, peruntukan lahan RTRW yang sesuai terhadap kemampuan lahannya sebesar 10.627,12 Ha atau 72,85 dari total luas wilayah penelitian, sedangkan sebesar 3.985 Ha atau 27,32 dari total luas wilayah penelitian peruntukan lahan RTRW tidak sesuai terhadap kemampuan lahannya dengan 25 bentuk kombinasi ketidaksesuaian. Tabel 13. Urutan 10 Besar Luas Ha dan Proporsi Luas Kombinasi Ketidaksesuaian Peruntukan Lahan RTRW terhadap Kemampuan Lahan No Kombinasi Ketidaksesuaian Luas Ha Luas 1 II t, ePermukiman Perkotaan Hunian Rendah 343.10 2.35 2 III tPermukiman Perkotaan Hunian Rendah 307.08 2.11 3 III ePermukiman Perkotaan Hunian Sedang 279.13 1.91 4 III t, ePermukiman Perkotaan Hunian Rendah 263.49 1.81 5 VIII sPerkebunan 187.08 1.28 6 II t, ePermukiman Perkotaan Hunian Sedang 172.77 1.18 7 VI ePermukiman Perdesaan Hunian Rendah 172.31 1.18 8 VII ePermukiman Perdesaan Hunian Rendah 154.37 1.06 9 VI tPermukiman Perkotaan Hunian Rendah 129.65 0.89 10 III ePermukiman Perkotaan Hunian Rendah 127.66 0.88 Menurut Tabel 13 dari 10 besar jenis ketidaksesuaian peruntukan lahan RTRW terhadap kemampuan lahan, ketidaksesuaian terbesar terjadi pada lahan kelas II dengan faktor pembatas kemiringan lereng t dan tingkat erosi e yang diperuntukan dalam RTRW untuk permukiman perkotaan hunian rendah sebesar 343,10 Ha atau 2,35 dari total luas daerah penelitian, diikuti oleh lahan kelas III dengan faktor pembatas kemiringan lereng t untuk peruntukan permukiman perkotaan hunian rendah sebesar 307,08 Ha atau 2,11 dari total luas daerah penelitian, dan kelas III dengan faktor pembatas tingkat erosi e untuk peruntukan permukiman perkotaan hunian sedang sebesar 279,13 Ha atau 1,91 dari total luas daerah penelitian. Gambar 24 menunjukkan urutan 10 besar jumlah poligon terbanyak yang mengalami ketidaksesuaian di daerah penelitian. Jumlah poligon yang tidak sesuai berjumlah 859 poligon dari total poligon daerah penelitian. Poligon ketidaksesuaian terbanyak berjumlah 59 poligon pada ketidaksesuaian lahan kelas VII dengan faktor pembatas tingkat erosi e menjadi peruntukan pertanian lahan kering. Ketidaksesuaian lahan kelas VI dengan faktor pembatas tingkat erosi e menjadi peruntukan pertanian lahan kering memiliki 48 jumlah poligon. Kemudian diikuti oleh lahan kelas III dengan faktor pembatas kemiringan lereng t dan tingkat erosi e menjadi peruntukan permukiman perkotaan hunian rendah yang memiliki 40 jumlah poligon. Gambar 24. Urutan 10 Besar Jumlah Poligon Terbanyak Kombinasi Ke- tidaksesuaian Peruntukan Lahan RTRW terhadap Kemampuan Lahan Urutan 10 besar luas rata-rata poligon yang tidak sesuai terluas disajikan pada Gambar 26. Luas rata-rata poligon terluas pada kombinasi lahan kelas III dengan faktor pembatas tingkat erosi e menjadi peruntukan permukiman perkotaan hunian sedang, yaitu 21,47 Ha. Diikuti oleh lahan kelas III dengan faktor pembatas kemiringan lereng t, tingkat erosi e dan drainase w menjadi peruntukan permukiman perkotaan hunian sedang sebesar 19,19 Ha, dan lahan kelas II dengan faktor pembatas tingkat erosi e menjadi peruntukan permukiman perkotaan hunian rendah sebesar 18,03 Ha. Gambar 25. Peta Ketidaksesuaian Peruntukan Lahan RTRW terhadap Kemampuan Lahan Wilayah Gambar 26. Urutan 10 Besar Luas Rata-Rata Poligon Peruntukan Lahan RTRW Terluas yang Tidak Sesuai dengan Kemampuan Lahan Ha Urutan 10 besar desa yang paling luas mengalami ketidaksesuaian antara peruntukan penggunaan lahan terhadap kemampuan lahan disajikan pada Tabel 12. Tabel 14. Urutan 10 Besar Luas Ha dan Proporsi Desa yang Tidak Sesuai antara Peruntukan Lahan RTRW terhadap Kemampuan Lahan No Kecamatan Desa Luas Ha Luas 1 Megamendung Cipayung Datar 535.21 3.67 2 Cisarua Tugu Selatan 415.38 2.85 3 Megamendung Gadog 400.46 2.75 4 Cisarua Cibeureum 276.63 1.90 5 Cisarua Kopo 242.06 1.66 6 Cisarua Cisarua 239.91 1.64 7 Ciawi Pandansari 232.08 1.59 8 Cisarua Tugu Utara 225.89 1.55 9 Megamendung Sukamaju 178.07 1.22 10 Sukaraja Cibanon 163.92 1.12 Luas ketidaksesuaian terbesar terjadi pada Desa Cipayung Datar di Kecamatan Megamendung sebesar 535,21 Ha atau 3,67 dari total luas daerah penelitian, diikuti oleh Desa Tugu Selatan di Kecamatan Cisarua dengan luas 415,38 Ha atau 2,85 dari total luas daerah peneltian, dan Desa Gadog di Kecamatan Megamendung dengan luas 400,46 Ha atau 2,75 dari total luas daerah penelitian. Tabel 15. Luas Ha dan Proporsi Luas 15 Besar Kombinasi Ketidaksesuaian RTRW terhadap Kemampuan Lahan pada Masing-Masing Kecamatan Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 15, dapat terlihat bahwa di Kecamatan Cisarua mengalami penyimpangan peruntukan lahan permukiman perkotaan hunian rendah pada lahan kelas III dengan faktor pembatas kemiringan lereng sebesar 246,87 Ha atau 1,69 dari total luas daerah penelitian. Pada Kecamatan Ciawi, peruntukan lahan yang menyimpang tertinggi terhadap kemampuan lahan adalah peruntukan permukiman perkotaan hunian sedang pada lahan kelas III dengan faktor pembatas erosi sebesar 164,69 Ha atau 1,13 dari total luas daerah penelitian. Penyimpangan peruntukan lahan tertinggi pada Kecamatan Megamendung, yaitu peruntukan pertanian lahan kering pada lahan kelas VI dengan faktor pembatas kemiringan lereng sebesar 126,20 Ha atau 0,87 dari total luas daerah penelitian. Sedangkan pada Kecamatan Sukaraja No Kombinasi Ketidaksesuaian Kemampuan Lahan dan RTRW Ciawi Cisarua Megamendung Sukaraja Ha Ha Ha Ha 1 II t, e--Permukiman Perkotaan Hunian Rendah 8.25 0.06 219.87 1.51 114.98 0.79 - - 2 III t--Permukiman Perkotaan Hunian Rendah 7.36 0.05 246.87 1.69 52.86 0.36 - - 3 III e--Permukiman Perkotaan Hunian Sedang 164.69 1.13 - - 114.44 0.78 - - 4 III t, e--Permukiman Perkotaan Hunian Rendah 14.51 0.10 187.03 1.28 61.94 0.42 - - 5 VIII s--Perkebunan - - 187.08 1.28 - - - - 6 II t, e--Permukiman Perkotaan Hunian Sedang 22.12 0.15 140.62 0.96 10.03 0.07 - - 7 VI e--Permukiman Perdesaan Hunian Rendah - - 23.67 0.16 24.28 0.17 124.36 0.85 8 VII e--Permukiman Perdesaan Hunian Rendah - - 38.74 0.27 90.43 0.62 25.20 0.17 9 VI t--Permukiman Perkotaan Hunian Rendah 9.60 0.07 - - 120.05 0.82 - - 10 III e--Permukiman Perkotaan Hunian Rendah 67.27 0.46 - - 60.39 0.41 - - 11 VI t--Pertanian Lahan Kering 1.41 0.01 - - 126.20

0.87 -

- 12 IV t, e--Permukiman Perdesaan Hunian Rendah - - 33.52 0.23 89.92 0.62 0.70 0.00 13 III t--Permukiman Perdesaan Hunian Jarang 4.14 0.03 76.31 0.52 42.91 0.29 - - 14 II e--Permukiman Perkotaan Hunian Sedang 4.54 0.03 42.69 0.29 64.63 0.44 - - 15 II e--Permukiman Perkotaan Hunian Rendah 28.59 0.20 46.80 0.32 32.82 0.22 - - mengalami penyimpangan tertinggi pada peruntukan permukiman perdesaan hunian rendah di lahan kelas VI dengan faktor pembatas erosi sebesar 124,36 Ha atau 0,85 dari total luas daerah penelitian. Gambar 27. Urutan 10 Besar Jumlah Poligon Desa Terbanyak yang Tidak Sesuai antara Peruntukan Lahan RTRW terhadap Kemampuan Lahan Jumlah poligon ketidaksesuaian peruntukan penggunaan lahan terhadap kemampuan lahan terbanyak terdapat pada Desa Cipayung Datar di Kecamatan Megamendung sebanyak 149 poligon, diikuti oleh Desa Gadog di Kecamatan Megamendung sebanyak 100 poligon, dan Desa Tugu Selatan di Kecamatan Cisarua sebanyak 62 poligon. Secara rinci urutan 10 besar desa dengan jumlah poligon terbanyak disajikan pada Gambar 27. 5.6.1. Ketidaksesuaian Peruntukan Penggunaan Lahan RTRW terhadap Kemampuan Lahan Wilayah menurut Klasifikasi Kemampuan Lahan Menurut Gambar 28 klasifikasi kemampuan lahan yang tidak sesuai dengan arahan peruntukan RTRW terbesar pada lahan kelas III sebesar 1.321,29 Ha atau 33 dari total luas ketidaksesuaian. Diikuti oleh lahan kelas II sebesar 735,93 Ha atau 19 dari total luas ketidaksesuaian, dan lahan kelas VI sebesar 697,79 Ha atau 18 dari total luas ketidaksesuaian. Gambar 28. a Luas Ha dan b Proporsi Ketidaksesuaian Peruntukan Lahan RTRW terhadap Kemampuan Lahan menurut Klasifikasi Kemampuan Lahan Secara lebih rinci luas Ha, persentase terhadap total luas penggunaanpenutupan lahan dan total luas wilayah, jumlah poligon, luas rata-rata poligon Ha, dan bentuk kombinasi ketidaksesuaian peruntukan lahan RTRW terhadap kemampuan lahan menurut klasifikasi kemampuan lahan disajikan pada Lampiran 10. Gambar 29. Urutan 5 Besar Ketidaksesuaian Peruntukan Lahan terhadap Kemampuan Lahan menurut Klasifikasi Kemampuan Lahan. b Proporsi Ketidaksesuaian menurut Kemampuan Lahan a Luas Ketidaksesuaian menurut Kemampuan Lahan Ha Kelas kemampuan yang paling tinggi mengalami ketidaksesuaian dengan peruntukan lahan RTRW pada lahan kelas II dan lahan kelas III, dengan proporsi kombinasi ketidaksesuaian terbesar pada lahan kelas II menjadi permukiman perkotaan hunian rendah sebesar 27,30 dari total luas lahan kelas II, diikuti dengan kombinasi ketidaksesuaian lahan kelas III menjadi permukiman perkotaan hunian rendah sebesar 25,07 dari total luas lahan kelas III dan kombinasi ketidaksesuaian lahan kelas II menjadi permukiman perkotaan hunian sedang sebesar 17,21 dari total luas lahan kelas II Gambar 29. 5.6.2. Ketidaksesuaian Peruntukan Penggunaan Lahan RTRW terhadap Kemampuan Lahan menurut Klasifikasi Peruntukan Penggunaan Lahan Menurut Gambar 30 luas ketidaksesuaian peruntukan lahan RTRW Kabupaten Bogor tahun 2005-2025 terhadap kemampuan lahan terbesar terjadi pada peruntukan permukiman perkotaan hunian rendah sebesar 1.451,32 Ha atau 36,65 dari total luas ketidaksesuaian. Diikuti dengan peruntukan permukiman perkotaan hunian sedang sebesar 865,37 Ha atau 21,85 dari total luas ketidaksesuaian, dan peruntukan permukiman perdesaan hunian rendah sebesar 527,81 Ha atau 13,33 dari total luas ketidaksesuaian. Secara lebih rinci tentang luas ketidaksesuaian peruntukan penggunaan lahan terhadap kemampuan lahan menurut peruntukan penggunaan lahan dapat dilihat pada Gambar 20. a Luas Ketidaksesuaian menurut Peruntukan Penggunaan Lahan Ha. b Proporsi Ketidaksesuaian menurut Peruntukan Penggunaan Lahan Gambar 30. a Luas dan b Proporsi Ketidaksesuaian Peruntukan Penggunaan Lahan RTRW terhadap Kemampuan Lahan menurut Klasifikasi Peruntukan Penggunaan Lahan Secara lebih rinci luas Ha, persentase terhadap total luas penggunaanpenutupan lahan dan total luas wilayah, jumlah poligon, luas rata-rata poligon Ha, dan bentuk kombinasi ketidaksesuaian peruntukan lahan RTRW terhadap kemampuan lahan menurut klasifikasi peruntukan lahan disajikan pada Lampiran 11. Gambar 31. Urutan 5 Besar Ketidaksesuaian Peruntukan Lahan terhadap Kemampuan Lahan menurut Klasifikasi Kemampuan Peruntukan Lahan RTRW Peruntukan lahan RTRW yang tidak sesuai terhadap kemampuan lahan umumnya terjadi pada peruntukan kawasan permukiman, dengan proporsi kombinasi ketidaksesuaian terbesar pada permukiman perdesaan hunian jarang pada lahan kelas III sebesar 47,84 dari total luas permukiman perdesaan hunian jarang, kemudian kombinasi ketidaksesuaian peruntukan permukiman perkotaan hunian rendah pada lahan kelas III sebesar 47,31 dari total luas permukiman perkotaan hunian rendah dan kombinasi ketidaksesuaian peruntukan permukiman perkotaan hunian sedang pada lahan kelas III sebesar 43,18 dari total luas permukiman perkotaan hunian sedang Gambar 31.

5.7. Analisis Penggunaan Lahan Eksisting terhadap Kemampuan Lahan