Tabel 4. Luas Ha dan Proporsi Luas Kecamatan dan Desa di Daerah Penelitian
No Kode
Kecamatan Desa
Luas Total Luas
Ha Ha
1 3201100004
Ciawi
Bojong Murni 905.80
6.21
1412.70 9.68
2 3201100006
Banjar Sari 37.41
0.26 3
3201100010 Banjar Waru
31.98 0.22
4 3201100011
Ciawi 55.92
0.38 5
3201100012 Bendungan
149.37 1.02
6 3201100013
Pandansari 232.21
1.59 7
3201110001 Cisarua
Citeko 584.07
4.00 7098.50
48.66
8 3201110002
Cibeureum 1118.12
7.67 9
3201110003 Tugu Selatan
2428.47 16.65
10 3201110004
Tugu Utara 1133.51
7.77 11
3201110005 Batu Layang
272.29 1.87
12 3201110006
Cisarua 240.52
1.65 13
3201110007 Kopo
652.85 4.48
14 3201110008
Leuwimalang 135.93
0.93 15
3201110009 Jogjogan
236.73 1.62
16 3201110010
Cilember 296.01
2.03 17
3201120001 Megamendung
Sukaresmi 229.91
1.58 5911.93
40.53
18 3201120002
Sukagalih 408.92
2.80 19
3201120003 Kuta
548.52 3.76
20 3201120004
Sukakarya 435.20
2.98 21
3201120005 Sukamanah
104.42 0.72
22 3201120006
Sukamaju 212.79
1.46 23
3201120008 Gadog
441.10 3.02
24 3201120009
Cipayung Datar 963.43
6.60 25
3201120010 Cipayung Girang
197.67 1.36
26 3201120011
Megamendung 2369.97
16.25 27
3201130001 Sukaraja
Cibanon 163.92
1.12 163.92
1.12 Total Luas
14587.06 100
Sumber : Hasil Analisis 2011, dari Peta Administrasi Desa Provinsi Jawa Barat
4.2. Iklim
Sub DAS Ciliwung Hulu terletak di ketinggian 1.530 mdpl, topografi bergelombang dan berbukit, kelas lereng 2,7-74,3 dengan panjang lereng 500-
700 m. Curah hujan rata-rata di daerah Sub DAS Ciliwung Hulu sebesar 2.929 –
4.956 mmtahun. Perbedaan bulan basah dan bulan kering sangat mencolok, yaitu 10,9 Bulan basah per tahun dan hanya 0,6 Bulan kering per tahun. Tipe iklim
menurut sistem klasifikasi Smith dan Ferguson 1951 dalam Aditama 2007 yang didasarkan pada besarnya curah hujan, yaitu Bulan Basah 200 mm dan
Bulan Kering 100 m adalah termasuk ke dalam Tipe A.
4.3. Geologi dan Geomorfologi
Formasi batuan yang menutupi wilayah sekitar Bogor terdapat 4 satuan, yaitu bahan volkan, aluvial sungai, breksi bersusunan andesit dan bahan napal
LPT, 1986 dalam Aditama, 2007. Jurusan Tanah IPB 1990 menyatakan bahwa kondisi geologi daerah
penelitian dapat dibagi atas 4 formasi geologi, yaitu Formasi Qvu: Terletak pada bagian atas dari Sub DAS yang mempunyai lereng rata-rata di atas 40. Formasi
ini merupakan endapan lahar, aliran lava, breksi gunung api, batu pasir tufa. Formasi Qvba: Terletak pada bagian atas Sub DAS, formasi ini merupakan aliran
basal dari Geger Bentang. Formasi Qvb: Terdiri dari breksi gunung api, lahar. Formasi Qv: Formasi ini terletak pada outlet dengan luasan yang kecil, merupakan
lempeng tufa, pasir tufa, konglomerat, dan endapan lahar. Geomorfologi Sub DAS Ciliwung Hulu didominasi oleh dataran volkanik
tua dengan bentuk wilayah bergunung, hanya sebagian kecil yang merupakan dataran alluvial. Geomorfologi daerah ini dibentuk oleh dua gunung api muda,
yaitu Gunung Salak 2.211 m dan Gunung Gede Pangrango 3.019 m. Rangkaian pegunungan api tua yang terdiri dari Gunung Malang 1.262 m,
Gunung Limo, Gunung Kencana, dan Gunung Gendongan Riyadi dalam Janudianto, 2004.
4.4. Tanah
Tanah-tanah yang terbentuk umumnya berasal dari bahan induk abu volkan dan batuan piroklastik. Pada Peta Tanah Semidetil Tahun 1992 skala
1:50.000 yang dikeluarkan oleh Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat, jenis tanah yang terdapat di Sub DAS Ciliwung Hulu meliputi order Andisol, Ultisol,
Inceptisol, dan Entisol yang masing-masing sebesar 38, 11, 48, dan 2,1 Janudianto, 2004.
Inceptisol adalah tanah yang mulai berkembang tetapi belum matang yang ditandai oleh perkembangan profil yang lemah dan masih banyak menyerupai
sifat bahan induknya Rachim dan Suwardi, 2002. Inceptisol di daerah penelitian dijumpai dalam bentuk Asosiasi Andic Humitropepts-Typic Dystropepts,
Konsosiasi Typic Dystropepts, dan Konsosiasi Typic Eutropepts. Umumnya ditemukan di daerah lereng tengah hingga lereng bawah dari area penelitian.
Andisol terbentuk dari pelapukan bahan induk volkan yang menghasilkan bahan amorf. Bahan amorf terdiri dari alofan, ferrihidrit, dan senyawa kompleks humus-
aluminium. Tanah ini berwarna hitam kelam, berbobot isi rendah 0,85gcm3, dan dikenal terasa berminyak smeary bila diremas karena mengandung bahan
organik antara 8 hingga 30. Andisol banyak ditemukan di daerah berelevasi tinggi seperti lereng atas
dan sekitar puncak Gunung Mandalawangi, Gunung Joglog, Gunung Sumbul, dan Gunung Mas. Umumnya Andisol berada dalam bentuk konsosiasi Typic
Hapludands, dan Asosiasi Typic Hapludands dan Typic Tropopsamments. Ultisol merupakan tanah yang memiliki horison argilik dengan kejenuhan basa kurang
dari 35. Ultisol terbentuk di daerah dengan bahan induk yang berumur lebih tua, akibatkan oleh proses liksiviasi lebih lanjut yang akan membentuk horizon argilik.
Di daerah penelitian, Ultisol berada dalam bentuk konsosiasi Typic Hapludults, ditemukan di bagian utara daerah penelitian. Entisol merupakan tanah-tanah yang
tingkat perkembangannya relatif baru. Di daerah penelitian, Entisol menyebar di sepanjang bantaran Sungai Ciliwung dalam bentuk kompleks Typic Troporthents-
Typic Fluvaquents. Luas penyebaran tanah di setiap kecamatan di Sub DAS Ciliwung Hulu disajikan pada Lampiran 4.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN