Inkonsistensi PenggunaanPenutupan Lahan Eksisting terhadap

5.4.1. Inkonsistensi PenggunaanPenutupan Lahan Eksisting terhadap

Peruntukan Penggunaan Lahan RTRW menurut Klasifikasi Peruntukan Penggunaan Lahan Menurut Gambar 12 inkonsistensi penggunaanpenutupan lahan eksisting dominan terjadi pada peruntukan kawasan lindung dan kawasan budidaya. Inkonsistensi terbesar terjadi pada peruntukan hutan lindung sebesar 1.591,31 Ha atau 44 dari total luas inkonsistensi, diikuti inkonsistensi pada peruntukan pertanian lahan kering sebesar 979,41 Ha atau 27 dari total luas inkonsistensi, dan inkonsistensi pada peruntukan hutan konservasi sebesar 496,30 Ha atau 13 dari total luas inkonsistensi. Secara lebih rinci luas Ha, persentase terhadap total luas peruntukan lahan dan total luas wilayah, jumlah poligon, luas rata-rata poligon Ha, dan bentuk kombinasi inkonsistensi penggunaanpenutupan lahan eksisting terhadap peruntukan lahan RTRW menurut klasifikasi peruntukan lahan disajikan pada Lampiran 6. Gambar 12. a Luas Ha dan b Proporsi Inkonsistensi Penggunaan Penutupan Lahan Eksisting terhadap Peruntukan Lahan RTRW menurut Klasifikasi Peruntukan Lahan b Proporsi Inkonsistensi menurut Peruntukan Lahan a Luas Inkonsistensi menurut Peruntukan Lahan Ha Gambar 13. Urutan5 Besar Inkonsistensi PenggunaanPenutupan Lahan terhadap Peruntukan Lahan RTRW menurut Klasifikasi Peruntukan Lahan Berdasarkan Gambar 13 kombinasi inkonsistensi terbesar terjadi pada kombinasi peruntukan hutan produksi menjadi semakbelukar sebesar 43,06 dari total luas hutan produksi gambar disajikan pada Lampiran 5.b, diikuti dengan kombinasi inkonsistensi peruntukan hutan produksi menjadi kebunperkebunan sebesar 38,76 dari total luas hutan produksi dan kombinasi inkonsistensi pertanian lahan kering menjadi pemukiman sebesar 31,87 dari total luas pertanian lahan kering. Peruntukan lahan RTRW yang paling tinggi mengalami inkonsistensi adalah pada peruntukan hutan produksi. Hal tersebut menunjukan bahwa penggunaan lahan eksisting sudah tidak mengikuti kaidah peruntukan lahan RTRW dan menyimpang dari fungsi utama lahan tersebut. Walaupun persentase inkonsistensi pada hutan produksi terhadap total luas wilayah tergolong rendah, namun penggunaanpenutupan lahan eksisting yang inkonsisten diperuntukan hutan produksi hampir menggeser seluruh fungsi peruntukan lahan RTRW sebagaimana mestinya dibandingkan dengan peruntukan lahan RTRW yang lainnya.

5.4.2. Inkonsistensi PenggunaanPenutupan Lahan Eksisting terhadap