Uji Signifikansi Analisis Pengaruh Manajemen Modal Kerja, Likuiditas, Leverage, Aktivitas dan Ukuran Perusahaan (Studi Kasus pada Perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index Periode 2011 – 2015)

58 Pengambilan keputusan uji autokorelasi dengan criteria sebagai berikut: Tabel 3.3 Kriteria Pengujian Autokorelasi dengan Uji DW Hipotesis Nol Keputusan Jika Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 d dL Tidak ada autokorelasi positif No decision dL ≤ d ≤ dU Tidak ada autokorelasi negative Tolak 4 – dL d 4 Tidak ada autokorelasi negative No decision 4 – dU ≤ d ≤ 4–dL Tidak ada autokorelasi positif atau negative Tidak ditolak dU d 4 – dU Sumber: Gujarati dan Porter, 2007:122

4. Uji Signifikansi

Dalam penelitian ini dilakukan tiga jenis uji signifikansi yaitu Uji Signifikansi Parameter Individual atau Uji Parsial t, Uji Signifikansi Simultan F dan Uji Koefisien Determinasi R 2 . Menurut Ghozali 2011:87 uji signifikansi secara statistic apabila nilai dari uji statistic berada dalam daerah kritis daerah H ditolak. Sedangkan apabila nilai uji statistic berada dalam daerah H diterima maka dapat dinyatakan tidak signifikan. a. Uji Parsial t Uji statistic t digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh masing-masing variabel independen secara parsial dalam menerangkan variasi dari variabel dependen. Untuk mengetahui apakah suatu variabel secara parsial berpengaruh secara signifikan atau tidak 59 digunakan uji t. Untuk melakukan uji t menurut Purwanto dan Suharyadi 2013:228 hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut: H : b 1 = 0 H a : b 1 ≠ 0 Variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen apabila nilai koefisiennya tidak sama dengan nol. Sebaliknya, apabila nilai koefisiennya sama dengan nol maka variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Melakukan uji t dengan menentukan daerah kritis. Daerah kritis ditentukan oleh nilai t-tabel dengan derajat bebas degree of freedom - df yaitu n – k dengan tingkat signifikansi α. Dimana n adalah jumlah observasi dan k adalah jumlah variabel dependen dan variabel independen. Kemudian membandingkan nilai t-statistik dengan t-tabel. Jika nilai t-statistik lebih besar dari t-tabel artinya t-statistik berada di daerah H ditolak maka hipotesis alternatif H a diterima. Dengan demikian hipotesis alternatifnya adalah bahwa variabel independen berpengruh signifikan terhadap variabel dependen. Dalam penelitian ini, uji yang dilakukan adalah uji satu arah one tail sedangkan nilai probabilitas pada output regresi merupakan uji dua arah twotail. Apabila akan menggunakan uji satu arah maka nilai probabilitas harus dibagi dua. Namun apabila mengunakan uji dua arah 60 maka yang harus dibagi dua adalah tingkat signifikansi Widarjono, 2009:67.

b. Uji Simultan F

Uji F dimaksudkan untuk melihat apakah semua variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen secara bersama- sama. Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel independen memiliki koefisien regresi sama dengan nol. Purwanto dan Suharyadi,2013:225. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut: H : b 1 ; b 2 ; b 3 ; b 4 ; b 5 ; b 6 = 0 H a : b 1 ; b 2 ; b 3 ; b 4 ; b 5 ; b 6 ≠ 0 Variabel independen tidak berpengaruh signifikan secara simultan terhadap variabel dependen apabila nilai koefisien regresi sama dengan nol, sehingga berapapun nilai variabel independen, tidak akan berpengaruh terhadap variabel dependen. Sebaliknya, untuk hipotesis alternatifnya adalah koefisien regresi tidak sama dengan nol yang artinya variabel indpenden mempunyai pengaruh signifikan secara simultan terhadap variabel dependen Purwanto dan Suharyadi, 2013:226. Dalam uji F untuk menentukan daerah keputusan dilakukan dengan mencari nilai F-tabel. Nilai F kritis dari table distribusi F dengan tingkat signifikansi α dan df dimana df ditentukan oleh pembilang numerator yaitu k - 1 dan df penyebut denominator yaitu n – k. k 61 adalah jumlah variabel independen dan variabel dependen dan n adalah ukuran sampel penelitian. Kemudian membandingkan nilai F-statistik dengan F-tabel. Jika F-statistik lebih kecil dari F-tabel, maka H diterima yang artinya nilai koefisien regresi sama dengan nol maka variabel independen tidak dapat menerangkan variabel dependen. Sebaliknya, jika F-statistik lebih kecil dari F-tabel maka H ditolak, artinya nilai koefisien regresi tidak sama dengan nol, dengan demikian variabel independen secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Purwanto dan Suharyadi, 2013:227.

c. Uji Koefisien Determinasi R

2 Menurut Purwanto dan Suharyadi 2013:126, koefisien determinasi adalah bagian dari variasi total variabel dependen yang dapat diterangkan oleh variasi variabel independen. Jadi koefisien determinasi adalah kemampuan variabel independen mempengaruhi variabel dependen. Semakin besar koefisien determinasi menunjukkan semakin baik kemampuan variabel independen dalam menerangkan variabel dependen. Nilai R 2 akan berkisar 0 sampai 1. Nilai R 2 = 1 menunjukkan bahwa 100 total variasi diterangkan oleh varians variabel independen menerangkan variabel dependen sebesar 100. Sebaliknya, jika nilai R 2 = 0 menunjukkan bahwa tidak ada total varians yang diterangkan oleh variabel independen. Nilai koefisien determinasi0.5 menunjukkan variabel independen dapat menjelaskan variabel 62 dependen dengan baik atau kuat, sama dengan 0.5 dikatakan sedang atau kurang dari 0.5 relatif kurang baik. Apabila koefisien determinasi kurang dari 0.5 ada beberapa penyebab salah satu diantaranya adalah spesifikasi model yang salah yaitu pemilihan variabel yang kurang tepat atau pengukuran yang tidak akurat Purwanto dan Suharyadi, 2013:217. Koefisien determinasi mempunyai kelemahan, yaitu bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi di mana setiap penambahan satu variabel independen dan jumlah pengamatan akan meningktakan nilai R 2 meskipun variabel independen yang dimasukkan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependennya. Untuk mengatasi kelemahan tersebut maka digunakan koefisien determinasi yang telah disesuaikan Adjusted R square – R 2 adj . Adjusted R square menjelaskan bahwa koefisien tersebut telh dikoreksi dengan memasukkan jumlah variabel dan ukuran sampel yang digunakan. Suliyanto, 2011:59

E. Definisi Operasional Variabel

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel independen yang dinyatakan dengan simbol X yaitu terdiri dari Cash Turnover CT, Working Capital Turnover WCT, Current Ratio CR, Debt To Asset Ratio DAR, Total Asset TurnoverTAT dan Ukuran Perusahaan Firm Size, dan 63 variabel dependen yang dinyatakan dengan simbol Y yaitu Return On Asset ROA. Dalam penelitian ini definisi operasional dari kedua jenis variabel yang digunakan adalah sebagai berikut: Table 3.4 Definisi Operasional Variabel Penelitian No Variabel Definisi Rumus Skala 1 Cash Turnover CT Menunjukkan kemampuan uang kas berputar untuk menghasilkan penjualan selama periode tertentu Rasio 2 Working Capital Turnover WCT Menunjukkan banyaknya penjualan yang dapat diperoleh perusahaan untuk setiap modal kerja. Rasio 3 Current Ratio CR Rasio yang menunjukkan likuiditas perusahaan yaitu kemampuan perusahaan menggunakan aset lancar untuk melunasi utang lancar yang akan jatuh tempo. Rasio 4 Debt to Asset Ratio DAR Rasio yang mengukur bagian aset yang didanai dengan menggunakan utang. Rasio 5 Total Assets Turnover TAT Menunjukkan kemampuan total aset untuk berputar selama satu tahun untuk menghasilkan penjualan. Rasio 6 Ukuran Perusaha an FirmSiz e Besar kecilnya ukuran perusahaan diukur berdasarkan tingkat penjualan perusahaan. Logarithm Natural of Sales Rasio 7 Return On Assets ROA Rasio yang menunjukkan kemampuan total aset menghasilkan laba perusahaan. Rasio Sumber: Penelitian Terdahulu 64

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah dan Perkembangan Jakarta Islamic IndexJII

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH LIKUIDITAS, AKTIVITAS DAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN TERHADAP RETURN SAHAM (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Jakarta Islamic Index)

0 5 22

ANALISIS PENGARUH LIKUIDITAS, LEVERAGE, PROFITABILITAS DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP RETURN SAHAM (Studi Empiris Pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII))

0 12 23

Pengaruh Tipe Industri, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas dan Leverage terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility (Studi Empiris pada Perusahaan Go Public yang terdaftar di Jakarta Islamic Index Periode 2008-2012)

1 15 123

Pengaruh Struktur Modal, Kinerja Keuangan Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) (Studi Empiris pada Perusahaan yang terdaftar di JII Periode 2008-2011)

1 4 112

Analisis pengujian pecking order theory melalui keterkaitan faktor-faktor penentu struktur modal terhadap financial leverage: studi kasus pada emiten syariah di Jakarta Islamic Index Periode 2009 – 2013

0 7 126

Pengaruh Profitablitas Dan Leverage Terhadap Nilai Perusahaan (Studi kasus Pada perusahaan Yang Terdaftar Di Jakarta Islamic Index)

4 28 53

ANALISIS STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI JAKARTA ISLAMIC INDEX

0 4 103

PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PERATAAN LABA PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DALAM JAKARTA ISLAMIC INDEX PERIODE 2012-2014

0 9 70

PENDAHULUAN Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan dan Kinerja Keuangan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index(JII) periode 2010-2015.

0 3 10

Analisis Pengaruh Penghindaran Pajak, Ukuran Perusahaan, Leverage dan Transparansi Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index Periode Tahun 2012-2016) - eprints3

0 1 20