28
c. Tingkat Pengembalian Ekuitas Saham Biasa Return On Equity – ROE
Return On Equitymenunjukkan kemampuan modal sendiri dalam menghasilkan keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham biasa
earnings available for common stockholder’s. Rasio ini mengukur tingkat pengembalian atas investasi dari pemegang saham biasa dan
merupakan rasio akuntansi yang paling penting, atau “jumlah akhir” bottom line. Para pemegang saham melakukan investasi untuk
mendapatkan pengembalian atas uang mereka. Rumusnya adalah:
Dari penjelasan mengenai rasio profitabilitas, jelas bahwa margin laba atas penjualan, tingkat pengembalian total aktiva dan tingkat
pengembalian ekuitas saham biasa, ketiganya menghitung kemampuan aktiva untuk menghasilkan laba Moeljadi, 2006:53.
6. Ukuran Perusahaan Firm Size
Ukuran perusahaan menunjukkan besar kecilnya perusahaan yang dapat dilihat dari tingkat penjualan, jumlah tenaga kerja atau jumlah aset yang
dimiliki oleh perusahaan. Perusahaan-perusahaan yang memiliki ukuran lebih besar memiliki dorongan yang kuat untuk menyajikan tingkat
keuntungan yang tinggi dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan yang lebih kecil, karena perusahaan yang lebih besar diteliti dan dipandang
dengan lebih kritis oleh para investor. Selain itu ukuran perusahaan yang besar akan memberikan indikasi perkembangan perusahaan yang pesat.
29
Adapun alat ukur indicator ukuran perusahaan yang digunakan yaitu tingkat penjualan perusahaan Munawir, 2007: 19.
Menurut Raheman dan Nasr 2007, salah satu kemudahan perusahaan besar adalah dapat mengakses pasar modal. Perusahaan tersebut memiliki
fleksibilitas dan kemampuan untuk mendapatkandana. Dalam hal ini, ukuran perusahaan
berhubungan dengan
fleksibilitas, kemampuan
untuk mendapatkan dana dan memperoleh laba di antaranya dapat dilihat dengan
tingkat penjualan. Tingkat penjualan dapat dihitung dengan menggunakan logarithm natural of sales Ln Sales.
7. Implikasi antara Variabel Independen dengan Variabel Dependen
a. Keterkaitan Variabel Cash Turnover CT dengan Return On Asset ROA
Menurut Riyanto 2011, Cash Turnover merupakan kemampuan uang kas berputar untuk menghasilkan penjualan selama periode
tertentu. Rasio ini dihitung berdasarkan perbandingan antara penjualan dengan jumlah kas rata-rata. Apabila jumlah kas relatif tinggi maka
perusahaan memiliki perputaran kas yang rendah. Sebaliknya, apabila jumlah kas relatif kecil maka perusahaan memiliki nilai perputaran kas
yang tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa jika perputaran kas tinggi mengidentifikasikan bahwa jumlah kas yang dimiliki perusahaan relatif
rendah untuk menghasilkan penjualan sehingga mempengaruhi penurunan terhadap profitabilitas perusahaan.
30
Penelitian yang dilakukan oleh Julkarnain 2013 mengemukakan bahwa terdapat pengaruh negatif antara Cash Turnover CT dengan
Return On Asset ROA. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa adanya hubungan negatif antara CT dengan ROA.Artinya, apabila CT
meningkat maka akanterjadi penurunan terhadap ROA. Hal tersebut dikarenakan perusahaan mempunyai kas yang relatif rendah untuk
menghasilkan penjualan sehingga dapat menurunkan profitabilitas perusahaan.
b. Keterkaitan Variabel Working Capital Turnover WCT dengan Return On Asset ROA
Perputaran modal kerja mengukur efektivitas penggunaan aktiva lancar untuk menghasilkan penjualan. Semakin besar rasio ini
menunjukkan efektifnya pemanfaatan modal kerja yang tersedia dalam meningkatkan profitabilitas perusahaan. Artinya jika rasio perputaran
modal kerja tinggi maka semakin baik kinerja suatu perusahaan dalam menghasilkan penjualan yang tinggi pula sehingga perusahaan dapat
meningkatkan profitabilitasnya Sugiyono, 2009: 73. Penelitian yang dilakukan oleh Wibowo dan Wartini 2012
mengemukakan bahwa terdapat pengaruh positif antara perputaran modal kerja terhadap tingkat profitabilitas.
c. Keterkaitan Variabel Current Ratio CR dengan Return On Asset ROA
31
Menurut Moeljadi 2006:68 Current Ratio CR menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban
keuangannya yang harus segera dibayar dengan menggunakan hutang lancar. Semakin tinggi rasio ini maka semakin tinggi pula kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban lancarnya dengan aktiva lancar. Artinya, perusahaan memiliki aktiva lancar yang lebih tinggi dari
kewajiban lancarnya sehingga mampu menghasilkan penjualan yang tinggi pula. Richard, et al. 2013 dalam penelitiannya menyebutkan
bahwa adanya pengaruh positif antara CR dengan ROA. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi CR maka dapat meningkatkan
profitabilitas perusahaan. d. Keterkaitan Variabel Debt to Asset Ratio DAR dengan Return On
Asset ROA Brigham dan Houston 2009:104 menyatakan bahwa rasio hutang
yang lebih rendah dapat mengurangi resiko jika terjadi likuidasi. Hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan memiliki aktiva yang lebih
besar dari pada hutangnya sehingga perusahaan dapat mengelola aktivanya yang dapat memberikan pengaruh positif dan berdampak pada
kenaikan profitabilitas perusahaan.Penelitian yang dilakukan oleh Sujeewa 2015 menyebutkan bahwa adanya pengaruh negatif antara
rasio hutang terhadap profitabilitas. Artinya apabila rasio hutang mengalami kenaikan maka profitabilitas perusahaan akan menurun. Hal
tersebut dapat mengakibatkan kegagalan perusahaan dalam membayar
32
bunga atas hutang sehingga menyebabkan kesulitan keuangan yang dapat berakhir dengan kebangkrutan.
e. Pengaruh Variabel Total Asset Turnover TAT dengan Return On Asset ROA
Rasio ini menunjukkan kemampuan total aktiva untuk berputar selama satu tahun untuk menghasilkan penjualan. Rasio ini mengukur
kinerja manajemen dalam menjalankan perusahaan untuk menghasilkan pendapatan dan meningkatkan profitabilitas. Semakin tinggi perputaran
total aset suatu perusahaan maka akan menghasilkan tingkat profitabilitas yang tinggi pula. Hal ini dikarenakan suatu perusahaan
mampu menghasilkan penjualan yang lebih besar dari total aset yang dimiliki perusahaan Brigham dan Houston, 2009:100.
Dalam penelitian Ambarwati, et al. 2015 menyebutkan bahwa terdapat hubungan positif antara rasio aktivitas dengan tingkat
profitabilitas. Artinya, apabila rasio aktivitas perusahaan tinggi maka akan meningkatkan profitabilitas.
f. Pengaruh Variabel Ukuran Perusahaan Firm Size dengan Return On Asset ROA
Raheman dan Nasr 2007 menyatakan bahwa perbedaan ukuran perusahaan menimbulkan risiko usaha yang berbeda secara signifikan
antara perusahaan besar dan perusahaan kecil, karena perusahaan yang besar dianggap lebih mempunyai akses ke pasar modal sehingga lebih
33
mudah untuk mendapatkan tambahan dana yang kemudian dapat meningkatkan profitabilitas.
Namun, dalam penelitian yang dilakukan oleh J. Niresh dan Velnampy 2014 mengemukakan bahwa ukuran perusahaan tidak
berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Colombo. Studi tersebut menjelaskan adanya
separation of ownership pada perusahaan yang melakukan perubahan pada tujuan seorang manajer dari profit maximization terhadap
maximization of managerial utility. Selain itu, struktur organisasi yang tetap tidak membawa pengaruh terhadap kemajuan perusahaan,
penggunaan teknologi yang tidak efektif dan efisien sehingga menimbulkan biaya-biaya costs yang tinggi.
B. Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai manajemen modal kerja terhadap profitabilitas telah banyak diteliti sebelumnya dari berbagai pandangan dan di berbagai sektor.
Diantaranya terdapat beberapa yang sangat menarik dan berguna untuk memperkuat hasil penelitian yang dilakukan saat ini.
Wibowo danWartini 2012 meneliti tentang efisiensi modal kerja, likuiditas dan leverage terhadap profitabilitas pada 149 perusahaan
manufaktur di Bursa Efek Indonesia BEI tahun 2008-2009. Variabel independen yang digunakan adalah Working Capital Turnover WCT,
Current Ratio CR dan Debt To Asset Rasio DTA dan variabel
34
dependennya yaitu Return On Investment ROI. Penelitian tersebut menemukan bahwa secara simultan variabel WCT, CR dan DTA berpengaruh
signifikan terhadap variabel ROI sebesar 21.9. Secara parsial hanya WCT yang berpengaruh signifikan positif terhadap ROI. Sedangkan CR dan DT
tidak berpengaruh. Perbedaan dari penelitian Agus dan Sri dengan penelitian ini adalah variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini lebih
melengkapi diantaranya CT, TAT dan Firm Size sedangkan variabel dependen menggunakan ROA. Persamaannya adalah dalam metode analisis yang
digunakan metode Regresi Linier Berganda. Julkarnain 2013 melakukan penelitian terkait pengaruh modal kerja aset
lancar-kewajiban lancar, perputaran modal kerja, perputaran kas, dan perputaran piutang terhadap profitabilitas pada 24 perusahaan idustri barang
konsumsi yang terdaftar di BEI tahun 2008-2011. Variabel independen yang digunakan adalah Modal Kerja, WCT, Perputaran Kas, dan Perputaran
Piutang. Variabel dependennya adalah ROI. Studi tersebut menghasilkan bahwa secara simultan variabel independen berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependennya sebesar 21.6. Secara Parsial Modal Kerja dan Perputaran Kas berpengaruh signifikan negatif terhadap ROI, sedangkan WCT
dan Perputaran Piutang tidak berpengaruh.Persamaan penelitian Julkarnain dengan penelitian ini adalah dalam metode alat analisis yang digunakan
metode Regresi Linier Berganda. Perbedaannya adalah dari variabel yang digunakan baik dependen maupun independen. Dalam penelitian ini selain
35
menggunakan variabel independen terkait modal kerja juga menggunakan rasio keungan seperti likuiditas, leverage, aktivitas dan Firm Size.
Penelitian terdahulu yang membahas tentang modal kerja juga dilakukan oleh Richard, et al. 2013 menganalisis tentang hubungan antara manajemen
modal kerja terhdap profitabilitas pada 13 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Ghana Stock Exchange tahun 2005-2009. Variabel independen
yang digunakan adalah Accounts Receivable Days ARD, Cash Conversion Cycle CCC, Current Ratio CR, size Ln Sales, Current Asset Turnover
CAT. Variabel dependennya yaitu Return On Equity ROE. Studi tersebut mengemukakan bahwa secara parsial ARD berpengaruh signifikan negatif
terhadap ROE. Variabel CCC, CR, Size, dan CAT berpengaruh signifikan positif terhadap ROE. Secara simultan variabel independen berpengaruh
terhadap variabel dependen sebesar 38.4. Persamaan dalam penelitian Richard dengan penelitian ini adalah dalam metodologi menggunakan data
panel. Sedangkan perbedaannya yaitu dalam penelitian ini variabel manajemen modal kerja menggunakan Cash Turnover CT dan Working
Capital Turnover WCT dan variabel dependen menggunakan ROA. Ikpefan dan Owolabi 2014 menganalisis tentang manajemen modal kerja
terhadap profitabilitas pada sektor manufaktur dengan meneliti secara empiris pada Nestle Nigeria PLC dan Cadbury Nigeria PLC periode 2008-2012.
Variabel independen yang digunakan adalah Quick Ratio QR sebagai rasio likuiditas, Current Ratio CR, Trade Receivable Collection TRC dan Trade
Payables Payment Period TPP sebagai alat ukur kebijakan manajemen
36
modal kerja. Variabel dependen menggunakan ROE. Studi tersebut mengemukakan bahwa pada Nestle Nigeria Plc secara parsial hanya TPP yang
berpengaruh signifikan negatif terhadap ROE. Namun QR,CR dan TRC tidak berpengaruh. Pada Cadbury Nigeria Plc secara parsial CR dan QR
berpengaruh signifikan positif terhadap ROE. Sedangkan TRC dan TPP tidakberpengaruh. Perbedaan penelitian yang dilakukan Ikpefan dan penelitian
ini adalah variabel independen yaitu dalam penelitian ini menggunakan variabel WCT, DAR, TAT dan ukuran perusahaan dan variabel dependen
menggunakan ROA. Persamaannya adalah dalam metode analisis data. J. Niresh dan T. Velnampy 2014 melakukan penelitian mengenai
Ukuran Perusahaan Firm Size terhadap Profitabilitas pada 15 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Colombo Stock Exchange CSE tahun 2008-
2012. Variabel independen yang digunakan yaitu Asset Turnover, Log of Total Asset dan Log of Total Sales. Variabel dependennya yaitu Net Profit Margin
NPM dan Return On Assets ROA. Hasil dari studi tersebut mengemukakan bahwa seluruh variabel independen yang digunakan tidak mempunyai
pengaruh terhadap variabel dependennya. Studi tersebut mengemukakan adanya separation of ownership pada perusahaan modern yang melakukan
perubahan pada tujuan seorang manajer dari profit maximization terhadap maximization of managerial utility. Selain itu, struktur organisasi yang tetap
tidak membawa pengaruh terhadap kemajuan perusahaan serta penggunaan teknologi yang tidak efektif dan efisien. Persamaan penelitian Niresh dan
penelitian ini yaitu dalam metode yang digunakan adalah metode analisis
37
regresi linear berganda dan variabel dependen yang digunakan yaitu ROA.Sedangkan perbedaannya adalah dalam variabel independen penelitian
ini menggunakan CT, WCT, CR, dan DAR. Sujeewa 2015, menganalisis terkait pengaruh manajemen modal kerja
terhadap profitabilitas pada 20 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Colombo Stock Exchange CSE tahun 2008-2012. Variabel independen yang
digunakan adalah Debtors Conversion Period DCP, Inventory Conversion Period ICP, Cash Conversion Cycle CCC, Creditor Conversion Period
CCP, Size, Sales Growth, dan Debt to Equity Ratio DER. Variabel dependen yang digunakan yaitu ROA.Dari studi tersebut mengemukakan
bahwa secara parsial DCP, ICP, dan CCC berpengaruh signifikan negatif terhadap ROA dan CCP berpengaruh signifikan positif terhadap ROA.
Sedangkan Size, Sales Growth dan DER tidak berpengaruh. Secara simultan variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen sebesar 54.
Persamaan dalam penelitian Sujeewa dengan penelitian ini adalah dalam metodologi menggunakan data panel yaitu Pooled Ordinary Least Square
OLS dan variabel dependen menggunakan ROA. Sedangkan perbedaannya yaitu dalam penelitian ini variabel manajemen modal kerja menggunakan
Cash Turnover CT dan Working Capital Turnover WCT. Ambarwati, et al. 2015 meneliti terkait pengaruh modal kerja, likuiditas,
aktivitas dan ukuran perusahaan terhadap profitabilitas pada 10 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2009-2013. Variabel independen yang
digunakan adalah WCT, CR, TAT dan Firm Size. Variabel dependen
38
menggunakan ROI. Persamaan penelitian Novi dengan penelitian ini adalah pada variabel independen dan metode analisis yang digunakan yaitu metode
regresi linear berganda.Sedangkan perbedaannya dalam penelitian ini menggunakan tambahan variabel independen yaitu CT, DAR dan variabel
dependennya yaitu ROA. Hasil dari penjelasan penelitian terdahulu di atas, dapat dilihat secara
ringkas pada table 2.1 sebagai berikut:
39
Table 2.1 Rangkuman Penelitian Terdahulu
No Peneliti,
Tahun Variabel
Penelitian Metode
Analisis Perbedaan
Hasil Penelitian
1. Wibowo
dan Wartini,
2012 Independen:
WCT, CR, dan DTA
Dependen: ROI
Metode Regresi
Linear Berganda.
Variabel independen
penelitian ini lebih melengkapi yaitu
dengan adanya CT, TAT, Firm Size.
Dan variabel independen diukur
dengan ROA. Secara parsial WCT
berpengaruh signifikan positif, sedangkan CR dan
DTA tidak berpengaruh terhadap ROA.
Secara simultan WCT, CR DTA berpengaruh terhadap
ROA sebesar 21.9
2. Julkarnain,
2013 Independen:
Modal Kerja CA-
CL, WCT, CT, AR T
Dependen: ROI
Regresi Linear
Berganda, Pengujian
Asumsi Klasik dan
Pengujian Hipotesis.
Variabel independen
penelitian ini yaitu CR, DAR, TAT,
Firm Size.
Dan variabel dependen yaitu
ROA. Secara parsial Modal Kerja
dan CT berpengaruh signifikan negatif, sedangkan
WCT dan AR T tidak berpengaruh terhadap ROI.
Secara simultan variabel independen berpengaruh
terhadap ROI sebesar 21.6
3. Richard, et
al., 2013 Independen:
ARD, CCC, CR,Size,
CAT
Dependen: ROA
Ordinary Least
Square OLS
Regression, Descriptive
Statistics Variabel
independen modal kerja penelitian ini
menggunakan WCT dan CT.
Secara parsial ARD berpengaruh signifikan
negatif, sedangkan CCC, CR, Size, CAT tidak berpengaruh
terhadap ROA.
Secara simultan ARD, CCC, CR, Size, CAT berpengaruh
terhadap ROA sebesar 38.4
4. Ikpefan
dan Owolabi,
2014 Independen:
QR, CR, TRC, TPP
Dependen: ROI
Correlation dan
Regression Analysis.
Variabel independen modal
kerja penelitian ini menggunakan
WCT dan CT.
Variabel dependen Pada Nestle hanya TPP yang
berpengaruh signifikan negatif, sedangkan QR, CR,
TRC tidak berpengaruh terhadap ROE.
Pada Cadbury, CR dan QR
40
diukur dengan ROA.
berpengaruh positif, sedangkan TRC dan TPP
tidak berpengaruh.
5. Niresh dan
Velnampy, 2014
Independen: Asset
Turnover, Log of Total
Asset, Log of Total
Sales
Dependen: NPM, ROA
Correlation dan
Regression Analysis.
Variabel independen
penelitian ini yaitu WCT, CT, CR, dan
DAR. Seluruh variabel independen
yang digunakan tidak berpengaruh terhadapNPM
dan ROA.
Hal tersebut dikarenakan adanya separation of
ownership pada perusahaan yang melakukan perubahan
pada tujuan seorang manajer dari profit maximization
terhadap maximization of managerial utility.
6. Ambarwat
i,et al., 2015
Independen: WCT, CR,
TAT, Firm Size
Dependen: ROI
Regresi Linear
Berganda, dan Uji
Asumsi Klasik
Variabel independen dalam
penelitian ini lebih melengkapi yaitu
CT dab DAR.
Variabel dependen diukur dengan
ROA Secara parsial modal kerja,
aktivitas, dan size berpengaruh signifikan positif
dan likuiditas tidak berpengaruh terhadap
profitabilitas.
Secara simultan variabel independen berpengaruh
terhadap ROA sebesar 52.8.
7. Sujeewa,
2015 Independen:
DCP, ICP, CCC, CCP,
Sales Growth,
DER
Dependen: ROA
Descriptive Statistics,
Pearson Correlation
Analysis, dan Pooled
Ordinary Least
Square OLS
Variabel independen modal
kerja penelitian ini menggunakan
WCT dan CT. Secara parsial DCP, ICP,
CCC berpengaruh signifikan negatif, CCP berpengaruh
signifikan positif dan Size, Sales growth, DER tidak
berpengaruh terhadap ROA.
Secara simultan variabel independen berpengaruh
terhadap ROA sebesar 54
41
C. Kerangka Berpikir
Tujuan utama perusahaan adalah untuk meningkatkan profitabilitas. Profitabilitas yang tinggi dapat meningkatkan kemakmuran bagi para
pemegang saham, sehingga para pemegang saham akan menginvestasikan modalnya kepada perusahaan tersebut. Sebelum melakukan investasi para
pemodal harus mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas perusahaan. Salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat profitabilitas adalah
modal kerja. Seorang manajer diharapkan mampu mengelola modal kerja dengan baik agar dapat mendukung kegiatan operasinya dan dapat
meningkatkan penjualan perusahaan sehingga mampu meningkatkan tingkat profitabilitas perusahaan.
Berdasarkan konsep-konsep dasar, hasil penelitian terdahulu dan masalah yang ada yang telah dijelaskan sebelumnya maka dapat dibuat kerangka
pemikiran dari pengaruh manajemen modal kerja, likuiditas, leverage, aktivitas dan ukuran perusahaan terhadap profitabilitas secara sistematis dapat
disusun pada gambar berikut:
42
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Latar Belakang Masalah
Penelitian Terdahulu
Landasan Teori
Rumusan Masalah
Variabel Dependen
Variabel Independen
Analisis Deskriptf
Penaksiran Model Data Panel
Uji Chow Uji Hausman
Model Terpilih
Uji Asumsi Klasik
Uji Signifikansi
Hasil dan Interpretasi
Kesimpulan, Implikasi dan Saran
43
D. Hipotesis
Menurut Iqbal 2010:140, Hipotesis Statistik adalah pernyataan atau dugaan mengenai keadaan populasi yang sifatnya masih sementara atau lemah
kebenarannya. Hipotesis statistik dapat berbentuk suatu variabel atau nilai dari suatuparameter. Pengujian hipotesis adalah suatu prosedur yang akan
menghasilkan suatu keputusan, yaitu keputusan menerima atau menolak hipotesis itu. Dalam pengujian hipotesis, keputusan yang dibuat mengandung
ketidakpastian, artinya keputusan bisa benar atau salah sehingga menimbulkan risiko. Besar kecilnya risiko dinyatakan dalam bentuk probabilitas.
Berdasarkan konsep-konsep dasar dan kerangka pemikiran di atas yang berkaitan dengan adanya pengaruh atau tidak adanya pengaruh yang signifikan
dari variabel independen terhadap variabel dependen. Adapun hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Hipotesis untuk Uji Signifikansi Parsial t