Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Era globalisasi dan perdagangan bebas di kawasan ASEAN sudah berlaku dari tahun 2003. Globalisasi ekonomi adalah suatu proses semakin terintregasinya perekonomian suatu negara dengan perekonomian dunia. Dalam era globalisasi negara-negara maju ingin tetap mempertahankan keunggulan kompetitifnya terhadap negara berkembang yang menjadi pasar mereka.Indonesia dihadapkan pada persaingan perdagangan regional yang semakin ketat. Dengan demikian globalisasi perekonomian dan liberalisasi perdagangan merupakan suatu tantangan yang dampaknya akan terasa di seluruh kehidupan manusia dalam cara bekerja, cara berbisnis, pola pikir dan gaya hidup serta lahirnya era countries without borders Sumarsono, 2007: 7. Perusahaan dituntut untuk lebih maju dari para pesaingnya agar dapat mencapai tujuan perusahaan dalam menghasilkan laba untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya serta memperbesar skala usahanya.Agar perusahaan bertambah besar, maka perusahaan harus berkembang untuk dapat mengikuti dan memenuhi kebutuhan pasar yang berubah-ubah. Dengan demikian, perusahaan harus lebih memperhatikan dalam pengelolaan dana yang tersedia untuk menjalankan akitivitas operasional perusahaan. Dana yang diinvestasikan untuk menjalankan aktivitas operasional sehari-hari inilah yang dinamakan modal kerja, dimana dana yang telah dikeluarkan diharapkan dapat 2 kembali lagi masuk dalam perusahaan dalam jangka waktu yang pendek melalui hasil penjualannya Sawir, 2008. Menurut Raheman, et al. 2010: 414, modal kerja merupakan salah satu aspek dalam manajemen keuangan yang paling mempengaruhi keberlangsungan operasi perusahaan. Manajemen modal kerja yang tepat dapat menghindarkan perusahaan dari kebangkrutan dan menentukan baik buruknya kinerja perusahaan. Keberhasilan dalam pengelolaan modal kerja mencerminkan pengawasan maksimal terhadap aktiva lancar dan kewajiban lancar yang dapat meningkatkan profitabilitas.Investasi pada modal kerja bermanfaat maksimal apabila jumlah kas, piutang, dan persediaan optimal. Optimalisasi kas, piutang dan persediaan berpengaruh pada kebutuhan dana untuk pembiayaan modal kerja dan berhubungan langsung dengan pertumbuhan penjualan Sawir, 2008. Perusahaan yang tidak dapat memperhitungkan tingkat modal kerja yang memuaskan maka kemungkinan perusahaan mengalami ketidakmampuan dalam mampu memenuhi kewajiban jatuh tempo in-solvency dan bahkan mungkin terpaksa harus dilikuidasi. Aktiva lancar harus cukup besar untuk dapat menutup hutang lancar, sehingga menggambarkan adanya tingkat keamanan margin safety yang memuaskan. Eljelly 2004:48 menyatakan bahwa jika perusahaan menetapkan modal kerja yang berlebih akan menyebabkan perusahaan over-likuid sehingga menimbulkan dana 3 menganggur yang akan mengakibatkan in-efisiensi perusahaan dan membuang kesempatan memperoleh keuntungan. Investor juga akan tertarik dengan kondisi keuangan perusahaan yang mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan atau profitabilitas. Salah satu kebijakan keuangan yang mempengaruhi kemampuan perusahaan mendapatkan keuntungan adalah masalah pengelolaan modal kerja. Manajemen modal kerja yang baik sangat penting dalam bidang keuangan karena kesalahan dan kekeliruan dalam mengelola modal kerja dapat mengakibatkan kegiatan usaha menjadi terhambat bahkan terhenti sama sekali. Selain itu, para investor biasanya memfokuskan pada analisis profitabilitas sebelum melakukan investasi pada suatu perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan dituntut harus selalu menjaga kondisi profitabilitasnya agar dapat stabil sehingga investor akan tertarik untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut Wibowo dan Wartini, 2012:50. Menurut Brigham dan Houston 2009:107, profitabilitas adalah hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan yang dilakukan oleh perusahaan. Rasio ini akan menunjukkan kombinasi efek dari likuiditas, aktivitas, dan hutang pada hasil operasi. Profitabilitas akan menunjukkan perimbangan pendapatan dan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba pada berbagai tingkat operasi, sehingga rasio ini akan mencerminkan efektifitas dan keberhasilan manajemen secara keseluruhan. Alasan utama mengapa modal kerja penting dibahas dalam usaha meningkatkan profitabilitas yaitu modal kerja merupakan bagian dari 4 pembelanjaan jangka pendek perusahaan, yang sejalan dengan tujuan jangka pendek perusahaan. Modal kerja merupakan bidang aktivitas yang berkesinambungan sekaligus menjadi pendukung utama operasional perusahaan. Kemudian berdasarkan fungsi kerja, modal kerja bersifat fleksibel, relatif bervariasi, dan berputar cepat. Fleksibel artinya modal kerja mudah untuk ditambahkan atau dikurangkan jumlahnya. Bersifat variatif dikarenakan modal kerja berasal dari sumber yang beragam, sedangkan modal kerja dapat berputar cepat karena dalam perputaran modal kerja umumnya kurang dari satu tahun atau dalam jangka waktu pendek Syamsuddin, 2007. Wiagustini 2010: 148 menyatakan kas merupakan bentuk aktivayang paling cair likuid yang bisa dipergunakan segera untuk memenuhi kewajiban financial perusahaan. Selain kas, komponen lainnya adalah piutang, yang timbulkarena adanya penjualan kredit, semakin besar penjulan kredit maka semakinbesar pula investasi dalam piutang dan akibatnya risiko atau biaya yang akandikeluarkan akan semakin besar pula. Komponen modalkerja yang lain dalam penelitian ini adalah persediaan, juga merupakan elemenutama dari modal kerja, karena jumlahnya cukup besar dalam suatu perusahaan, jenis persediaan yang ada dalam perusahaan akan tergantung dari jenis perusahaan . Dalam pengelolaan modal kerja suatu perusahaan dapat diukur dengan perputaran kas cash turnover dan perputaran modal kerja working capital turnover. Perputaran kas adalah perbandingan antara penjualan dengan jumlah kas rata-rata. Tingkat perputaran kas merupakan ukuran efisiensi penggunaan kas yang dilakukan oleh perusahaan.Karena tingkat perputaran kas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan penjualan. 5 Sedangkan menurut Sugiyono 2009:73 perputaran modal kerja mengukur efektivitas penggunaan aktiva lancar untuk menghasilkan penjualan. Likuiditas merupakan rasio yang menunjukkan hubungan antara kas dan aktiva lancar lainnya dari sebuah perusahaan dengan kewajiban lancarnya. Brigham dan Houston, 2009:95. Perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban keuangannya pada saat jatuh tempo berarti perusahaan tersebut dalam keadaan likuid. Bagi perusahaan, tingkat likuiditas merupakan masalah penting karena mewakili kepentingan perusahaan dalam berhubungan dengan pihak internal maupun pihak external perusahaan. Semakin tinggi tingkat likuiditas, maka kemampuan perusahaan dalam memenuhi hutang jangka pendeknya akan semakin baik, sehingga mampu meningkatkan kredibilitas perusahaan baik di mata kreditur maupun investor. Hutang atau leverage juga termasuk faktor yang dapat mempengaruhi naik turunnya tingkat profitabilitas perusahaan dalam setiap periode. Sartono 2010:257 mengemukakan bahwa suatu perusahaan menggunakan hutang dengan tujuan agar keuntungan yang diperoleh perusahaan tersebut lebih besar dari pada biaya aset dan sumber dananya karena dapat menurunkan pajak perusahaan. Namun, dalam teori Pecking Order menjelaskan bahwa perusahaan yang mempunyai tingkat keuntungan yang lebih tinggi justru mempunyai tingkat utang yang lebih kecil. Rasio aktivitas digunakan oleh manajer untuk mengetahui sejauh mana efisiensi perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan penjualan Sartono, 2010:114. Jika sebuah perusahaan 6 memiliki terlalu banyak aktiva, maka biaya modalnya akan menjadi terlalu tinggi, sehingga akan berdampak pada keutungan perusahaan. Sebaliknya, jika aktiva terlalu rendah, penjualan yang menguntungkan juga akan hilang Brigham dan Houston, 2009:97. Munawir 2007:19 mengemukakan bahwa perusahaan-perusahaan yang memilikiukuran lebih besar memiliki dorongan yang kuat untuk menyajikan tingkat profitabilitas yang tinggi dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan yang lebih kecil, karena perusahaan yang lebih besar diteliti dan dipandang dengan lebih kritis oleh para investor. Sedangkan menurut Farooq, Siham dan Samir 2012 mengatakan bahwa investor yang akan menginvestasikan dananya pada perusahaan besar belum tentu akan menghasilkan keuntungan yang tinggi dan perusahaan yang kecil belum tentu akan menghasilkan keuntungan yang kecil, sehingga tingkat risiko yang diterima investor tidak ditentukan dengan menilai besar kecilnya suatu perusahaan. Dalam penelitian ini tidak akan dibahas semua faktor yang mempengaruhi manajemen modal kerja terhadap tingkat profitabilitas perusahaan, hanya beberapa faktor yang akan dibahas pada penelitian ini, antara lain: perputaran kas cash turnover, perputaran modal kerja working capital turnover, likuiditas yang diukur dengan rasio lancar current ratio, leverage diukur dengan rasio hutang terhadap total aset debt to total aset, aktivitas diukur dengan perputaran total aset Total Asset Turnover dan ukuran perusahaan Firm Size. Perkembangan data penelitian tersebut dapat dilihat sebagai berikut: 7 Tabel 1.1 Rata-rata Variabel Penelitian pada Perusahaan yang Terdaftar di JII Variabel Rata-rata 2011 2012 2013 2014 2015 Cash Turnoverx 5.90 6.73 7.48 8.03 7.37 Working Capital Turnoverx 8.23 10.57 13.07 13.43 5.14 Current Ratiox 2.92 2.66 2.23 2.06 2.14 Debt to Asset Ratio 36.36 36.66 38.02 38.53 40.00 Total Asset Turnoverx 1.06 1.00 0.94 0.89 0.81 Firm Sizeln 9.89 10.04 10.15 10.22 10.81 Return On Assets 19.91 16.26 12.41 11.18 8.80 Sumber: data diolah Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa rata-rata manajemen modal kerja yang diukur dengan Cash Turnover CT dan Working Capital Turnover WCT mengalami kenaikan tiap tahunnya , namun pada tahun 2015 mengalami penurunan. Selain itu, Debt to Asset Ratio DAR dan Firm Size juga mengalami kenaikan tiap tahun yang menunjukkan fenomena yang berbanding terbalik dengan Return On Assets ROA dan membentuk hubungan yang negatif, dimana pada saat rata-rata manajemen modal kerja, leverage dan ukuran perusahaan meningkat, tingkat rata-rata ROA perusahaan menurun. Sedangkan Current Ratio CR dan Total Asset Turnover TAT mengalami penurunan tiap tahunnya yang menunjukkan fenomena yang searah dan membentuk hubungan positif dengan ROA, dimana pada saat rata-rata rasio likuiditas dan aktivitas menurun, rata-rata ROA menurun juga.Sehingga perlu diuji pengaruh dari keenam variabel independen tersebut yaitu CT, WCT. CR, DAR, TAT dan Firm Size dalam mempengaruhi tingkat profitabilitas ROA pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index JII periode 2011-2015. Manajemen modal kerja merupakan salah satu faktor fundamental yang mempengaruhi tingkat profitabilitas perusahaan.Agus Wibowo dan Wartini 2012 8 menganalisis efisiensi modal kerja yang diukur dengan WCT. Studinya menemukan bahwa manajemen modal kerja berpengaruh signifikan positif terhadap profitabilitas. Sedangkan Julkarnain 2013 dalam penelitiannya tentang manajamen modal kerja yang diukur dengan WCT, CT dan Account Receivable Turnover ART menemukan bahwa CT berpengaruh signifikan negatif terhadap tingkat profitabilitas perusahaan, namun WCT dan ART tidak memiliki pengaruh. Richard et al. 2013 menganalisis terkait manajemen modal kerja pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Ghana. Dalam penelitiannya, variabel independen menggunakan Account Receivable Days ARD, Cash Conversion Cycle CCC, Current Ratio CR, size Ln Sales, Current Asset Turnover CAT., sedangkan profitabilitas ROE sebagai variabel dependen. Penelitian tersebut mengemukakan bahwa ARD berpengaruh negatif, sedangkan CCC, CR, Size, CAT tidak berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas perusahaan. Penelitian mengenai hubungan antara manajemen modal kerja terhadap profitabilitas juga dilakukan oleh Ikpefan dan Owalabi 2014 yang menggunakan variabel independen diukur dengan Quick Ratio QR, Current Ratio CR, Receivable Collection TRC dan Trade Payables Payment Period TPP, sedangkan variabel dependen diukur dengan ROE. Penelitian tersebut menghasilkan bahwa hanya TPP yang berpengarug signifikan negatif terhadap ROE. Hubungan manajemen modal kerja dengan profitabilitas juga diteliti oleh Sujeewa 2015 pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Colombo. Variabel independen yang digunakan adalah Debtors Conversion Period DCP, Inventory Conversion Period ICP, Cash Conversion Cycle CCC, 9 Creditor Conversion Period CCP, Size, Sales Growth, dan Debt to Equity Ratio DER. Variabel dependen yang digunakan yaitu ROA.Dari studi tersebut mengemukakan bahwa DCP, ICP, dan CCC berpengaruh signifikan negatif dan CCP berpengaruh signifikan positif terhadap ROA. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat diketahui bahwa perusahaan harus berhati-hati dalam menangani masalah pengelolaan penggunaan modal kerja. Penelitian-penelitian sebelumnya lebih banyak dilakukan hanya terhadap kelompok perusahaan manufaktur, sementara penelitian yang menganalisis modal kerja pada perusahaan yang terdaftar di Indeks Syariah masih relatif sedikityang terdiri dari beberapa sektor dan jenis perusahaan, tidak hanya perusahaan manufaktur, namun perusahaan jasa dan perusahaan pengolah sumber daya alam.Maka penulis tertarik untuk memilih objek penelitian pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index JII. Adapun penulis tertarik melakukan penelitian yang berjudul: “Analisis Pengaruh Manajemen Modal Kerja, Likuiditas, Leverage, Aktivitas dan Ukuran Perusahaan terhadap Tingkat Profitabilitas Perusahaan . Studi Kasus pada Perusahaan yang terdaftar di JII Periode 2011-2015 ”.

B. Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH LIKUIDITAS, AKTIVITAS DAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN TERHADAP RETURN SAHAM (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Jakarta Islamic Index)

0 5 22

ANALISIS PENGARUH LIKUIDITAS, LEVERAGE, PROFITABILITAS DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP RETURN SAHAM (Studi Empiris Pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII))

0 12 23

Pengaruh Tipe Industri, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas dan Leverage terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility (Studi Empiris pada Perusahaan Go Public yang terdaftar di Jakarta Islamic Index Periode 2008-2012)

1 15 123

Pengaruh Struktur Modal, Kinerja Keuangan Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) (Studi Empiris pada Perusahaan yang terdaftar di JII Periode 2008-2011)

1 4 112

Analisis pengujian pecking order theory melalui keterkaitan faktor-faktor penentu struktur modal terhadap financial leverage: studi kasus pada emiten syariah di Jakarta Islamic Index Periode 2009 – 2013

0 7 126

Pengaruh Profitablitas Dan Leverage Terhadap Nilai Perusahaan (Studi kasus Pada perusahaan Yang Terdaftar Di Jakarta Islamic Index)

4 28 53

ANALISIS STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI JAKARTA ISLAMIC INDEX

0 4 103

PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PERATAAN LABA PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DALAM JAKARTA ISLAMIC INDEX PERIODE 2012-2014

0 9 70

PENDAHULUAN Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan dan Kinerja Keuangan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index(JII) periode 2010-2015.

0 3 10

Analisis Pengaruh Penghindaran Pajak, Ukuran Perusahaan, Leverage dan Transparansi Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index Periode Tahun 2012-2016) - eprints3

0 1 20