26
Gambar 14. Citra hasil uji coba di lab Gambar 14 adalah sebuah citra gabungan dari empat buah citra pemotretan. Hasil yang
didapatkan cukup baik dimana citra tepat tersambung dengan foto lainnya. Terdapat pula overlap yang terjadi namun tidak cukup besar yakni sekitar 1 sampai 2 cm. Hal ini menunjukan bahwa alat telah
berkerja dengan baik bila dioperasikan di tempat yang datar.
4.4 Lahan
Penelitian ini menyiapkan lahan khusus tanaman utama kacang kedelai. Lahan yang dipersiapkan secara keseluruhan memiliki ukuran panjang 24 meter dan lebar 12 meter, Denah lahan
dapat dilihat pada Lampiran 4. Kegiatan penyiapan lahan berupa pengolahan tanah harus dilakukan untuk menciptakan kondisi tanah yang paling sesuai untuk pertumbuhan tanaman dan permukaan
tanah cenderung sudah mengeras akibat lahan telah diberakan lebih dari 2 bulan. Pembuatan saluran drainase juga diperlukan untuk mempercepat pembuangan kelebihan air dan untuk mencegah
peningkatan erosi akibat tindakan pengolahan tanah. Proses pengolahan tanah yang dilakukan dibagi menjadi dua tahap yaitu pengolahan tanah
pertama yakni ditujukan untuk mengurangi kekuatan tanah, menutup vegetasi permukaan, dan mengatur agregat tanah. Kemudian dilanjutkan dengan pengolahan tanah kedua yakni ditujukan untuk
lebih menghaluskan bongkahan tanah sehingga menghasilkan kondisi tanah yang lebih baik.
27
Lahan tersebut kemudian akan dibagi menjadi tiga yakni lahan A, B, dan C dengan delapan baris pada setiap lahan setiap lahan akan dipisahkan dengan saluran drainase. Peta lahan dapat di lihat
pada Gambar 15. Varietas tanaman kedelai yang digunakan dalam penelitian kali ini varietas kedelai Anjasmoro. Proses penanaman kedelai menggunakan alat bantu berupa tugal yang digunakan untuk
membuat lubang tanam kacang kedelai sedalam 10 cm.
B A
C
Gambar 15. Peta lahan
Lahan A dengan luas 23 m x 3 m akan dibuat delapan baris tanaman kedelai dengan jarak tanam 40 cm x 20 cm. Lahan A tersebut akan diberikan pupuk urea, KCl, dan SP18. Dosis dari
pemberian pupuk pada lahan A antara lain urea sebanyak 0.63 kg, KCl sebanyak 0.84 kg, dan SP18 sebanyak 0.84 kg.
Lahan B juga akan dilakukan pemberian pupuk. Pupuk yang diberikan pada lahan ini berbeda. Lahan B yang ukurannya 3 m x 23 m ini akan mendapatkan pupuk urea sebanyak 0.21 kg, pupuk KCl
sebanyak 0.315 kg, dan pupuk SP 18 sebanyak 0.315 kg. Keterangan pemberian pupuk dapat dilihat pada Tabel 4 dan Tabel 5.
Tabel 4. Dosis pemberian pupuk pada lahan A dan B Nama lahan
Urea kg KCl kg
SP18 kg A 0.63
0.84 0.84
B 0.21 0.31
0.31 Lahan C akan mendapatkan perlakuan yang berbeda dari kedua lahan sebelumnya. Lahan C
yang memiliki luas 3 x 23 m ini akan dilakukan variasi pemupukan di setiap barisannya. Baris pertama dan kedua sepanjang 12 m awal akan diberikan dosis pupuk urea sebanyak 0.078 kg, KCl
25 m
12 m
28
sebanyak 0.15 kg, dan SP18 sebanyak 0.15 kg. Baris tiga dan empat akan diberikan pemupukan 0.028 kg, KCl sebanyak 0.039 kg, SP18 sebanyak 0.039 kg, dan sisa 12 meter selanjutnya tidak akan
diberikan pupuk. Tabel 5. Dosis pemberian pupuk pada lahan C
Baris Urea kg
KCl kg SP18 kg
1 dan 2 12 m pertama 0.078
0.15 0.15
3 dan 4 12 m pertama 0.028
0.039 0.039
5 dan 6 7.5 m pertama 0.026
0.035 0.035
5 dan 6 7.5 m kedua 0.0087
0.013 0.013
7 dan 8 Tidak dipupuk
Pada baris lima dan enam akan terdapat perbedaan pemupukan pada setiap 7.5 meter. Pada 7.5 m pertama akan dilakukan pemupukan dengan dosis urea sebanyak 0.026 kg, KCl sebanyak 0.035 kg,
dan SP18 sebanyak 0.035 kg. Pada 7.5 m kedua akan diberikan urea sebanyak 0.0087 kg, KCl sebanyak 0.013 kg, dan SP18 sebanyak 0.013 kg. Sisanya tidak akan diberikan pupuk. Baris tujuh dan
delapan tidak akan dilakukan pemberian pupuk untuk mengetahui pertumbuhan tanaman bila tidak mendapatkan tambahan pupuk sedikitpun.
4.5 Uji Kinerja