Penelitian Terdahulu TINJAUAN PUSTAKA

11 Kemungkinan kombinasi warna yang ada adalah 256x256x256 = 16,777,216. Untuk mempermudah pengkodean, citra dapat diubah dari domain spasial menjadi domain yang lain. Proses perubahan ini dinamakan transformasi. Citra sebagai keluaran suatu sistem perekaman data dapat bersifat optik berupa foto, bersifat analog berupa sinyal-sinyal video seperti gambar pada monitor televisi atau bersifat digital yang dapat langsung disimpan pada suatu pita magnetik Divisi Penelitian dan Pengembangan Wahana Komputer, 2004. Sebuah warna didefinisikan sebagai jumlah relatif dari intensitas ketiga warna pokok RGB merah, hijau, biru yang diperlukan untuk membentuk sebuah warna. Intensitas dapat berkisar dari 0 sampai 100. Jumlah bit yang digunakan untuk mempresentasikan resolusi dari intensitas menunjukan jumlah warna yang dapat ditampilkan. Intensitas nol untuk ketiga warna pokok berarti warna putih Divisi Penelitian dan Pengembangan Wahana Komputer, 2004. Model warna telah banyak dikembangkan oleh para ahli, seperti model RGB Red, Green, Blue , model CMY Cyan, Magenta, Yellow, YcbCr luminese serta dua komponen krominasi Cb dan Cr, dan HSI Hue, Saturation, Intensity. Model warna RGB merupakan model warna pokok aditif, yaitu warna dibentuk dengan mengkombinasikan energi cahaya dari ketiga warna pokok dalam berbagai perbandingan Divisi Penelitian dan Pengembangan Wahana Komputer, 2004. Divisi Penelitian dan Pengembangan Wahana Komputer 2004 menyatakan model warna RGB dapat juga dinyatakan dalam bentuk indeks warna RGB dengan rumus sebagai berikut : Indeks warna merah I red = Indeks warna hijau I green = Indeks warna biru I blue = Dengan R, G, dan B masing-masing merupakan besaran yang menyatakan besaran nilai intensitas warna merah, hijau, dan biru.

2.11 Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai penggunaan image processing dalam analisis kebutuhan pupuk menggunakan BWD pada tanaman kedelai masih belum pernah dilakukan sebelumnya, tapi penelitian image processing secara umum untuk pembuatan peta perlakuan terhadap suatu lahan pertanian telah ada. Seperti yang diacu dalam Tangwongkit et al 2006 yang melakukan peneltian aplikasi penyemprot otomatis yang didasarkan pada image processing citra lahan yang dilewati oleh alat. Dalam penelitiannya dia menggunakan sebuah traktor yang terdapat webcam di bagian depan. Webcam tersebut berfungsi sebagai pengambil gambar lahan yang kemudian digunakan sebagai data masukan dalam penentuan penyemprotan pestisida. Dalam peneltiannya juga digunakan aplikasi C++ sebagai pengolah citra yang selanjutnya akan memetakan lahan berdasarkan cakupan gulma. Nantinya dalam aplikasi penyemprotan akan diberikan perlakuan berbeda pada setiap lahan tergantung cakupan gulma yang terdapat di dalam lahan. Balasubramanian et al 2000 melakukan penelitian mengenai aplikasi bagan warna daun dalam pemupukan padi. Dalam penelitiannya dilakukan pengamatan berbagai macam faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman seperti efek radiasi sinar matahari, pengolahan tanah, hubungan 12 antara BWD dengan berbagai macam varietas tanaman padi, dan pengaruh antara tipe tanah dengan kandungan unsur hara yang ada. Astika 2010 melakukan penelitian mengenai penggunaan kamera telepon genggam untuk memperkirakan warna daun padi seperti saat mengunakan bagan warna daun BWD. Daun akan diletakan dengan latar belakang kertas putih dan latar belakang kulit manusia di bawah dua kondisi pencahayaan yakni di bawah bayangan manusia sekitar 100 lux serta di bawah cahaya matahari langsung 850 lux. Citra hasil pemotretan kemudian akan diproses untuk mendapatkan nilai komponen RGB pada kedua citra latar belakang dan citra daun. Dengan metode ini didapatkan keakuratan pendugaan warna daun sebesar 66 pada saat citra berada di bawah bayangan manusia serta keakuratan 68 jika menggunakan latar belakang kertas putih. Gani 2006 menceritakan dalam penelitiannya bahwa warna daun merupakan sebuah indikator penting yang menunjukan kebutuhan pupuk tanaman padi. Daun yang berwarna hijau pucat atau hijau kekuningan menunjukan bahwa tanaman padi mengalami kekurangan nitrogen. Terdapat beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengukur warna daun seperti cara yang cukup sulit dan mahal dengan menggunakan SPAD-502, yakni alat yang nantinya mencatat secara digital jumlah relatif molekul klorofil dalam daun tanaman dengan mengunakan prinsip perbedaan daya absorbansi klorofil pada setiap daun. Terdapat pula metode lain yakni dengan fluoresensi klorofil yang prosesnya adalah dengan menganalisis fotosintesa tanpa merusak tanaman. Cara sederhana lain yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan bagan warna daun yang cara kerjanya adalah dengan membandingkan warna daun termuda padi dengan deretan warna pada BWD. Kecocokan warna dengan BWD tersebut yang akan menjadi referensi pemupukan dimana setiap warna BWD nomor 2 sampai nomor 5 memiliki referensi pemupukan berbeda. Dalam penelitiannya juga disertakan dosis pemupukan untuk setiap tingkatan warna daun tanaman padi. Ismunadji 1985 melakukan penelitian mengenai diagnosis status hara nitrogen kedelai dan padi berdasarkan warna daun. Dalam penelitiannya diterangkan pengaruh hara nitrogen pada tingkat kehijauan daun untuk beberapa jenis tanaman seperti padi dan kedelai. Ismunadji menggunakan standar warna yang diadopsi dari sistem Munsell yang telah diperbaiki Munsell renovation system JIS Z 8721. Standar warna ini memiliki skala 0 sapai 8 dengan skala 0 berwarna hijau paling terang dan skala 8 berwarna hijau paling gelap. Skala warna yang ada kemudian dibandingkan dengan jumlah klorofil per luas daun mg100 cm 2 . Hasil perbandingan tersebut dapat dilihat pada Gambar 2. Pada Gambar 2 maka diketahui hubungan positif antara jumlah klorofil pada daun dengan warna daun yang semakin hijau gelap, namun dalam penelitiannya belum dilakukan korelasi tingkat warna daun dengan dosis pupuk yang harus diberikan pada tanaman. Apabila korelasi antara warna daun dengan kadar nitrogen dan klorofil telah ditetapkan, maka dimungkinkan untuk mengetahui takaran optimum pupuk yang diperlukan untuk tanaman palawija. 13 Gambar 2. Hubungan antara nomor skala warna dan kadar klorofil daun kedelai varietas wilis di Kampung Muara Balai Penelitian Tanaman Pangan 1984 dalam Ismunadji 1985 14

III. METODE PENELITIAN