Penentuan Caliberate Delivery Ratio untuk Model Calsite

68 Tabel 28 . Persentase penutupan lahan tahun 2009 menurut tingkat erosi Model USLE Kelas Penutupan Lahan Tingkat Erosi Normal Ringan Moderat Berat Sangat Berat Hutan Primer 0,0 0,2 Hutan Sekunder 2,8 13,6 9,0 2,0 Perkebunan 4,8 2,8 0,0 SemakBelukar 0,1 0,2 0,2 0,1 Pertanian Lahan Kering 0,2 1,9 1,3 0,3 0,1 Pertanian Lahan Kering Campur 3,9 10,1 6,3 0,7 Sawah 28,2 1,5 Pemukiman 0,0 4,6 1,7 1,6 0,2 Tanah Terbukakosong - 0,1 0,2 0,1 0,5 Badan Air 0,5 - Sumber : Pengolahan Data, 2011 Gambar 7. Tingkat erosi Model USLE tahun 2009 menurut kelas lereng

4.2.6. Penentuan Caliberate Delivery Ratio untuk Model Calsite

Penentuan model hasil sedimen membutuhkan pertimbangan jumlah tanah yang tererosi dari permukaan tanah dan kemampuan aliran permukaan serta sistem drainase untuk membawa tanah yang terorosi ke bagian hilir. Model Calsite menggunakan modifikasi USLE untuk menentukan erosi tanah dan P e rs e n ta si Kelas lereng 69 algoritma sediment delivery berdasarkan analisis fisik untuk memprediksi angkutan sedimen Bradbury et al, 1993. Nilai sediment delivery ditentukan oleh kapasitas angkutan dari faktor aliran permukaan dan aliran sungai. Delivery ratio digunakan berdasarkan pada faktor fisik saja yang mempengaruhi kapasitas angkutan. Dalam Model Calsite, faktor fisik yang digunakan untuk menentukan sediment delivery ratio adalah flow path alur aliran, curah hujan dan kemiringan lereng. Berdasarkan analisis data raster flow path, curah hujan dan kemiringan lereng didapatkan nilai caliberate delivery ratio. Caliberate delivery ratio diklasifikasikan ke dalam 7 kelas dengan nilai berkisar 0 – 100 Bradbury et al, 1993 dan disajikan pada Peta 10. Dalam penelitian ini analisis yang dilakukan merupakan perpaduan antara data raster dan data vektor sehingga penentuan nilai caliberate delivery ratio untuk setiap kelasnya digunakan nilai tengah. Tiga faktor fisik yang digunakan untuk penentuan nilai caliberate delivery ratio memiliki peran dan alasan masing-masing dalam menentukan kapasitas angkutan sedimen. Flow path atau alur aliran berpengaruh pada jumlah tanah yang mungkin tererosi. Lokasi suatu daerah terhadap alur aliran permukaan dan aliran sungai akan mempengaruhi jumlah tanah yang tererosi. Daerah yang merupakan alur permukaan dan alur sungai maka jumlah erosi yang terjadi di daerah tersebut makin tinggi. Seperti diketahui bahwa terdapat tiga bentuk erosi, yaitu erosi permukaan sheet erosion, erosi alur rill erosion dan erosi parit gully erosion Kartasapoetra dkk, 2005. Asosiasi suatu daerah dengan alur aliran permukaan dan alur sungai akan memperbesar kemungkinan terjadinya ketiga bentuk erosi tersebut, bahkan jika suatu daerah merupakan tempat aliran permukaan dan aliran sungai maka bentuk erosi tersebut sudah pasti terjadi. Curah hujan merupakan salah satu faktor fisik yang digunakan untuk menentukan nilai caliberate delivery ratio. Hal ini berkaitan dengan banyaknya air hujan yang menghantam permukaan tanah sehingga memungkinkan partikel- partikel tanah terlepas dan terangkut. Erosi oleh air hujan disebabkan karena tenaga kinetik air yang jatuh di atas permukaan tanah Asdak, 2004. Menurut Asdak 2004 terdapat beberapa tipe erosi permukaan, salah satunya adalah erosi 70 percikan, yaitu proses terkelupasnya partikel-partikel tanah bagian atas oleh tenaga kinetik air hujan bebas atau sebagian air lolos. Oleh karena itu makin besar hujan yang terjadi di suatu daerah maka kemungkinan terjadinya erosi tanah akan lebih besar. Kemiringan lereng adalah faktor fisik suatu daerah yang juga mempengaruhi besarnya erosi tanah. Hal ini dapat dilihat salah satunya adalah dari persamaan empiris USLE dimana erosi berbanding lurus dengan faktor kemiringan lereng S. Oleh karena itu makin besar kemiringan lereng suatu daerah maka makin besar pula erosi tanah daerah tersebut. Kemiringan lahan mempengaruhi kecepatan limpasan permukaan. Semakin curam suatu lereng maka laju limpasan permukaan akan semakin cepat dan kesempatan infiltrasi semakin kecil sehingga kemungkinan terjadinya erosi semakin besar Rahadi dkk, 2008.

4.2.7. Penentuan Konstanta untuk Model Calsite