Uji Hipotesis Analisis Arahan Pengelolaan DAS

39 dua field baru pada data atribut perhitungan USLE yang berisi nilai caliberate delivery ratio dan konstanta. Selanjutnya melakukan field calculator untuk perkalian nilai USLE, caliberate delivery ratio dan konstanta sehingga menghasilkan nilai erosi baru.

3.6.2. Uji Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang tengah diteliti Suyanto dan Sutinah, 2010. Bila data yang terolah bisa disimpulkan bahwa hipotesis yang diajukan itu benar dan dapat diterima, maka dicapailah konklusi. Pada saat itu hipotesis telah berhenti kedudukannya sebagai hipotesis dan berubah menjadi tesis Surakhmad, 1990 dalam Suyanto dan Sutinah, 2010. Pada penelitian ini uji hipotesis tidak perlu dilakukan karena dari pengolahan data yang dilakukan dapat secara langsung memberi jawaban terhadap hipotesis.

3.6.3. Analisis Arahan Pengelolaan DAS

Dari hasil analisis erosi menggunakan Model Calsite maka selanjutnya hasil perhitungan tersebut dibandingkan dengan kriteria tingkat erosi tanah yang disajikan pada Tabel 12. Tabel 12. Kriteria tingkat erosi tanah Erosi Tanah Tonhatahun Tingkat Erosi Departemen Kehutanan Tingkat Erosi Morgan dan Finney 15 15 – 60 60 – 180 180 – 480 480 Normal Ringan Moderat Berat Sangat Berat Sangat Ringan Ringan Sedang Berat Sangat Berat Sumber : Departemen Kehutanan, 1998 dalam Mulyono, 2009 dan Morgan Finney, 1984 dalam Harjadi, 2007 Daerah penelitian merupakan Sub DAS bagian hulu DAS Citarum yang jika ditinjau dari aspek pengelolaan DAS merupakan daerah dengan fungsi konservasi, 40 maka selanjutnya dilakukan analisis spasial. Analisis spasial tingkat erosi tanah dilakukan untuk setiap unit analisis lahan yang dievaluasi berdasarkan kriteria alternatif penutupan lahan yang mempertimbangkan aspek ketinggian, iklim dan kemiringan lereng. Pendekatan ini dapat dilakukan berdasarkan alternatif yang disusun oleh Prasetyo et al 2001 dalam Arsyad dan E. Rustiadi 2008 yang disajikan pada Tabel 13. Tabel 13. Alternatif penutupan lahan menurut ketinggian, iklim dan kemiringan lereng Ketinggian Iklim Lereg Alternatif penutupan lahan 700 mdpl dataran rendah Basah 15 15 – 30 31 – 45 45 Pertanian semusim lahan basah, mangrove, perikanan air payau Tanaman semusim lahan kering Tanaman Tahunan, intercropping dengan tanaman semusim lahan kering Tanaman tahunan dengan sistem agroforestry, intercropping tanaman semusim lahan kering, pertanian semusim lahan basah 700 mdpl dataran rendah Kering 15 15 – 30 31 – 45 45 Pertanian semusim lahan basah Tanaman semusim lahan kering, mulsa Tanaman tahunan, rorak, mulsa Tanaman tahunan 700 mdpl dataran tinggi Basah 15 15 – 30 31 – 45 45 Pertanian semusim lahan basah Tanaman semusim lahan kering intercropping dengan tanaman tahunan Tanaman tahunan ditanam menurut kontur Kawasan konservasi, kawasan lindung 700 mdpl dataran tinggi Kering 15 15 – 30 31 – 45 45 Pertanian semusim lahan basah Tanaman semusim lahan kering, rorak, mulsa, embung Tanaman tahunan, mulsa Kawasan konservasi, kawasan lindung 41 Dalam menentukan iklim basah dan iklim kering dapat menggunakan klasifikasi iklim berdasarkan Mohr 1933 atau Oldeman Kartasapoetra, 1990 yang ditentukan oleh besarnya curah hujan bulanan disajikan pada Tabel 14 di bawah ini. Tabel 14. Penentuan bulan basah dan bulan kering menurut Mohr dan Oldeman Bulan Mohr atau Smith Fergusson Oldeman Bulan basah mm Bulan lembab mm Bulan kering mm 100 60 – 100 60 200 100 – 200 100 Selanjutnya dihitung rata-rata bulan kering dan basah dengan rumus Kartasapoetra dkk, 2005 : � = Jumlah rata−rata bulan kering Jumlah rata−rata bulan basah x 100 ................................. 16 Tabel 15. Klasifikasi iklim berdasarkan Smith Fergusson Nilai Q Klasifikasi Iklim 42

3.6.4. Interpretasi Data