Metode pendugaan erosi untuk luas DAS yang lebih besar, salah satunya diungkapkan oleh Brown et al 1996, Morgan 1990 dan Hudson 1993 dalam
Sa’ad 2004, yaitu menggunakan gerlach troughs atau soilpan yang dilakukan pada berbagai kondisi panjang dan kemiringan lereng serta sistem pertanaman
yang berbeda. Metode pendugaan erosi banyak berkembang, salah satu yang banyak digunakan di Indonesia adalah menggunakan persamaan matematis seperti
yang dikemukaan oleh Wischmeier dan Smith 1978 dalam Asdak 2004 yang dikenal sebagai persamaan USLE.
Dalam rumus USLE faktor yang mempengaruhi erosi adalah faktor erosivitas curah hujan dan air larian untuk daerah tertentu R, faktor erodibilitas
tanah untuk horizon tanah tertentu K dan merupakan kehilangan tanah per satuan luas untuk indeks erosivitas tertentu, faktor panjang kemiringan lereng
yang tidak mempunyai satuan L, faktor gradien beda kemiringan yang tidak mempunyai satuan S, faktor pengelolaan dan cara bercocok tanam yang tidak
mempunyai satuan C dan faktor praktek konservasi tanah secara mekank yang tidak mempunyai satuan P. Perkiraan erosi atau besarnya kehilangan tanah per
satuan luas lahan A berdasarkan rumus USLE dijabarkan dengan persamaan Wischmeier dan Smith, 1978 dalam Asdak, 2004:
A = R K L S C P ......................................... 1
2.1.4. Sedimentasi dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya
Hasil sedimen sediment yield biasanya diperoleh dari pengukuran sedimen terlarut dalam sungai suspended sediment. Besarnya ukuran sedimen
yang terangkut ditentukan oleh interaksi faktor-faktor yaitu ukuran sedimen yang masuk ke badan air, karakteristik saluran, debit dan karakteristik fisik pertikel
sedimen Asdak, 2004. Menurut Strand dan Pemberton 1982 dalam Zukarnain, dkk 2010 beberapa faktor yang mempengaruhi hasil sediment yield yang
terangkut antara lain jumlah hujan dan intensitasnya, tipe tanah dan formasi geologinya, tutupan lahan, tata guna lahan, topografi kemiringan, bentuk dan
panjang lereng, kerapatan saluran, karakteristik sedimen ukuran butiran dan kandungan mineral organik, karakteristik hidrologi saluransungai.
Menurut Arsyad 2010, erosi yang terbawa oleh aliran sungai pada muara DAS lebih kecil dari erosi yang terjadi pada suatu lahan dan sedimentasi yang
terukur di muara DAS tergantung pada jumlah dan kecepatan aliran permukaan penutupan lahan, kemiringan lereng dan luas DAS. Kapasitas angkutan sedimen
pada penampang memanjang sungai adalah besarnya sedimen yang lewat penampang tersebut dalam satuan waktu tertentu Arsyad, 2010.
Beban sedimen yang diangkut melewati suatu penampang alur sungai terdiri atas beban bilas wash load, beban layang suspended load dan beban
alas bed load. Ketiga macam pengangkutan tersebut dapat mempengaruhi ketelitian dalam pengukuran sedimen terutama bila digunakan lengkung aliran
sedimen dan lengkung debit. Jumlah beban layang dan bilas relatif mudah diukur karena partikel sedimen tersebut bergerak secepat aliran maka konsentrasi
sedimen jika dikombinasikan dengan pengukuran debit menghasilkan besarnya pengangkutan sedimen Soemarto, 1987.
Laju sedimen adalah besarnya sedimen yang diukur sesaat. Perubahan debit yang cepat akan mempengaruhi tingginya laju sedimen, oleh karena itu
diperlukan beberapa pengukuran sedimen untuk menentukan laju harian rata-rata secara lebih teliti Soemarto, 1987. Pengambilan sampel sedimen dilakukan
bersama-sama dengan pengambilan data debit aliran, sehingga dapat dibuat hubungan antara keduanya suspended sediment-discharge rating curve.
Dalam pembuatan lengkung laju debit-sedimen sediment discharge rating curve, yang perlu diperhatikan adalah sedapat mungkin diperoleh data debit dan
muatan sedimen yang mewakili keadaan dengan aliran besar, aliran normal dan aliran kecil. Lengkung laju debit sedimen biasanya dinyatakan dalam dua bentuk
yaitu korelasi antara konsentrasi sedimen dan debit aliran atau debit sedimen layang dengan debit aliran, pada kedua bentuk tersebut debit aliran selalu terletak
pada sumbu X Wulandari, 2004. Permasalahan praktis yang sangat besar dalam pengukuran sedimen untuk
keperluan managemen adalah ketidakcocokan waktu dan ruang antara rata-rata erosi tanah dengan sedimentasi di daerah hilir. Ketidakcocokan itu harus
mempertimbangkan keberaturan dan pendefinisian sediment delivery ratio yaitu
proporsi sedimen dari hulu yang merupakan area terbangun akan mempengaruhi sedimen pada outlet DAS Newson, 1997.
2.1.5. Curah Hujan