46
1.681,0 mencakup luas 515,46 km
2
atau 44,2 dari luas Sub DAS Cisokan. Zonasi tersebut meliputi daerah hulu dan hilir yaitu Kecamatan Cigenang, Karang
Tengah, Sukaluyu, Bojongpicung, Ciranjang Kabupaten Cianjur. Kelas erosivitas keempat dengan nilai 1.681,0 – 1.888,8 mencakup 40,95 km
2
atau 3,5 dari luas Sub DAS Cisokan meliputi Kecamatan Campaka dan sebagian Kecamatan
Pagelaran Peta 2. Menurut klasifikasi iklim Mohr atau Smith Fergusson yaitu rata-rata
jumlah bulan basah atau bulan kering pada kurun waktu tertentu, Sub DAS Cisokan memiliki iklim kelas iklim basah dan agak basah dengan proporsi 32,1
dan 67,9 luas Sub DAS Cisokan. Iklim basah meliputi bagian hilir sub DAS sedangkan iklim agak basah meliputi sebagian besar bagian tengah dan hulu sub
DAS Peta 3.
4.2.2. Topografi Sub DAS Cisokan
Daerah penelitian merupakan wilayah Kabupaten Cianjur dan Bandung Barat yang merupakan daerah dataran tinggi. Dalam mengklasifikasikan
ketinggian, data yang digunakan adalah kontur dengan interval 12,5 meter. Sub DAS Cisokan mempunyai ketinggian yang beragam dan tidak signifikan
didominasi oleh kelas ketinggian tertentu. Kelas ketinggian yang paling luas adalah kelas 250 – 500 meter di atas permukaan laut mdpl yaitu seluas 380,89
km
2
atau 32,7. Daerah tersebut mendominasi di bagian tengah Sub DAS Cisokan yaitu di Kecamatan Cibeber, Warungkondang, Karang Tengah, Cilaku,
Ciranjang dan Bojongpicung Kabupaten Cianjur. Kelas ketinggian kedua yang terluas adalah kelas ketinggian di atas 1000
mdpl. Daerah ini seluas 304,97 km
2
atau 26,2 meliputi bagian barat yaitu Gunung Putri dan bagian selatan yaitu Kecamatan Gunung Halu Kabupaten
Bandung Barat. Untuk kelas ketinggian yang paling kecil luasannya adalah 100 – 250 mdpl. Daerah ini meliputi luas 32,65 km
2
atau 2,8 yaitu di daerah yang berbatasan dengan Waduk Cirata sebagai hilir dari Sungai Cisokan Peta 4.
Jika dilihat dari segi kelerengan, Sub DAS Cisokan mempunyai topografi yang beragam mulai dari daerah dataran sampai pada perbukitan dan pegunungan.
47
Untuk menganalisis lereng, data kontur terlebih dahulu diolah dan diklasifikasikan berdasarkan kelas lereng tertentu. Klasifikasi kelas lereng merupakan hasil dari
analisis data Digital Elevation Model DEM sebagaimana disajikan dalam Peta 5. Dalam penelitian ini kelas lereng yang digunakan sebagaimana yang dijelaskan
pada Tabel 16 di bawah ini.
Tabel 16. Topografi Sub DAS Cisokan
Kelas Lereng Klasifikasi Lereng
Nilai LS Luas km
2
Persentase 0 – 8
8 – 15 15 – 25
25 – 40 40
Datar Landai
Agak Curam Curam
Sangat Curam 0,4
1,4 3,1
6,8 9,5
446,05 177,37
270,16 179,22
91,17 38,3
15,2 23,2
15,4 7,8
Sumber : Pengolahan data, 2011
Dari Tabel 16, topografi daerah penelitian didominasi oleh daerah datar yaitu pada bagian tengah Sub DAS Cisokan dan sebagian di kaki bukit pada
bagian hulu. Topografi terluas kedua adalah agak curam yaitu kelas lereng 15 – 25 yang mendominasi pada bagian kaki perbukitan yang memanjang pada
bagian barat dan selatan. Kelas lereng 8 – 15 meliputi daerah kaki perbukitan bagian hulu dan daerah Gunung Putri. Kelas lereng 40 dengan topografi sangat
curam meliputi daerah gunung dan aliran sungai daerah perbukitan. Faktor topografi yang sangat terjal menjadikan faktor pembatas dalam penentuan
pegelolaan tanaman dan peningkatan usaha konservasi. Untuk mendapatkan gambaran mengenai kelas lereng daerah penelitan dapat dilihat pada Peta 6.
4.2.3. Jenis Tanah Sub DAS Cisokan