60
hutan di kawasan hutan produksi terbatas dan hutan produksi tetap hanya menunjukkan penurunan yang relatif kecil, meskipun secara legal kawasan
tersebut paling memungkinkan untuk terjadinya perubahan fungsi kawasan khususnya hutan produksi tetap. Penurunan tersebut hanya sekitar 1,7 di
kawasan hutan produksi terbatas dan 2,3 di kawasan hutan produksi tetap Peta 9.
4.2.4.3. Perubahan Penutupan Lahan Tahun 2000 – 2009
Selama kurun waktu 10 tahun, penutupan lahan sebagai aspek dinamis pasti akan menunjukkan suatu perubahan. Berikut matrik perubahan penutupan
lahan di tahun 2000 sampai dengan 2009.
Tabel 26. Matrik perubahan penutupan lahan tahun 2000 – 2009 Ha
Tahun 2009 Tahun
2000 HP
HS Pkbn
SB PLK
PLKC S
P TK
BA HP
259,2 959,8 -
- -
- -
- -
- HS
- 30.846,7 727,2
- - 1.647,4 277,7 307,6 124,4
- Pkbn
- - 8.095,0
- -
- - 365,4
- -
SB -
- - 700,6
- 148,8 -
15,8 10,1 -
PLK -
- -
- 4.487,5 11.160,7 - 919,3 568,9
- PLKC
- -
- -
- 10.876,7 - 999,1 30,6
- S
- - 20,2
- - 138,6 34.295,2 2.024,0
- -
P -
- -
- -
- - 4.881,1
- -
TK -
- - 8,3
- 555,9 4,2 1,6 333,6 -
BA -
- -
- -
- -
- - 607,5
Sumber : Pengolahan Data, 2011 Keterangan : HP = Hutan Primer HS = Hutan Sekunder Pkbn = Perkebunan
SB = SemakBelukar PLK = Pertanian Lahan Kering PLKC = Pertanian Lahan Kering Campur
S = Sawah P = Pemukiman
TK = Tanah TerbukaKosong BA = Badan Air
Dari matrik di atas, komposisi perubahan banyak terjadi pada sisi kanan dibandingkan dengan sisi kiri. Hal ini dapat dikatakan bahwa perubahan
penutupan lahan yang terjadi di Sub DAS Cisokan makin memperbesar resiko
61
terjadinya degradasi lahan dan erosi. Resiko terjadinya erosi tersebut dapat dilihat dari nilai CP tahun 2009 yang lebih besar dari tahun 2000 sehingga akan
mempengaruhi tingkat bahaya erosi. Pada matrik di atas, terjadi perubahan penutupan lahan dari hutan primer menjadi hutan sekunder seluas 959,8 Ha.
Hutan sekunder menjadi perkebunan seluas 727,2 Ha, menjadi pertanian lahan kering campur seluas 1.647,4 Ha, menjadi sawah 277,7 Ha, menjadi pemukiman
307,6 Ha dan menjadi tanah tebukakosong seluas 124,4 Ha. Perubahan lahan yang dapat meminimasi resiko erosi dapat berupa sawah menjadi lahan
perkebunan seluas 20,2 Ha, tanah terbukakosong menjadi semakbelukar seluas 8,3 Ha, tanah terbukakosong menjadi pertanian lahan kering campur seluas 564,9
Ha, tanah terbukakosong menjadi sawah seluas 4,2 Ha dan pemukiman seluas 1,6 Ha.
4.2.5. Tingkat Erosi Bardasarkan Model USLE