Prinsip Pengendalian TB menggunakan Strategi DOTS

8 NOMOR : KEP 548 VI 2015 TANGGAL : 30 JUNI 2015

c. Sakit TB

Faktor risiko untuk menjadi sakit TB adalah tergantung dari: - Konsentrasijumlah kuman yang terhirup. - Lamanya waktu sejak terinfeksi. - Usia seseorang yang terinfeksi. - Tingkat daya tahan tubuh seseorang. Seseorang dengan daya tahan tubuh yang rendah diantaranya infeksi HIVAIDS dan malnutrisi gizi buruk akan memudahkan berkembangnya TB aktif sakit TB. Bila jumlah orang terinfeksi HIV meningkat, maka jumlah pasien TB akan meningkat, dengan demikian penularan TB di masyarakat akan meningkat pula. Catatan : Hanya sekitar 10 yang terinfeksi TB akan menjadi sakit TB. TB umumnya terjadi pada paru TB Paru. Namun, penyebaran melalui aliran darah atau getah bening dapat menyebabkan terjadinya TB diluar organ paru TB Ekstra Paru. Apabila penyebaran secara masif melalui aliran darah dapat menyebabkan semua organ tubuh terkena TB milier.

d. Meninggal dunia

Faktor risiko kematian karena TB : - Akibat dari keterlambatan diagnosis. - Pengobatan tidak adekuat. - Adanya kondisi kesehatan awal yang buruk atau penyakit penyerta. Catatan: Pasien TB tanpa pengobatan, 50 akan meninggal dan risiko ini meningkat pada pasien dengan HIV positif.

9. Kebijakan Program Pengendalian TB di Indonesia.

a. Pengendalian TB di Indonesia dilaksanakan sesuai dengan azas desentralisasi dalam kerangka otonomi dengan Kabupatenkota sebagai titik berat manajemen program, yang meliputi: perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi sert menjamin ketersediaan sumber daya dana, tenaga, sarana dan prasarana; b. Pengendalian TB dilaksanakan dengan menggunakan strategi DOT sebagai kerangka dasar dan memperhatikan strategi global untuk mengendalikan TB Global Stop TB Strategi; c. Penguatan kebijakan ditujukan untuk meningkatkan komitmen daerah terhadap program pengendalian TB; d. Penguatan pengendalian TB dan pengembangannya ditujukan terhadap peningkatan mutu pelayanan, kemudahan akses untuk penemuan dan pengobatan sehingga mampu memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya TB resistan obat; e. Penemuan dan pengobatan dalam rangka pengendalian TB dilaksanakan oleh seluruh Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama FKTP dan Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut FKRTL, meliputi: Puskesmas, Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta, Rumah Sakit Paru RSP, Balai BesarBalai Kesehatan Paru Masyarakat BBKPM, Klinik Pengobatan serta Dokter Praktek Mandiri DPM; f. Pengobatan untuk TB tanpa penyulit dilaksanakan di FKTP. Pengobatan TB dengan tingkat kesulitan yang tidak dapat ditatalaksana di FKTP akan dilakukan di FKRTL dengan mekanisme rujuk balik apabila faktor penyulit telah dapat ditangani; g. Pengendalian .... NOMOR : KEP 548 VI 2015 TANGGAL : 30 JUNI 2015 9 g. Pengendalian TB dilaksanakan melalui penggalangan kerja sama dan kemitraan diantara sektor pemerintah, non pemerintah, swasta dan masyarakat dalam wujud Gerakan Terpadu Nasional Pengendalian TB Gerdunas TB; h. Peningkatan kemampuan laboratorium diberbagai tingkat pelayanan ditujukan untuk peningkatan mutu dan akses layanan; i. Obat Anti Tuberkulosis OAT untuk pengendalian TB diberikan secara cuma- cuma dan dikelola dengan manajemen logistik yang efektif demi menjamin ketersediaannya; j. Ketersediaan tenaga yang kompeten dalam jumlah yang memadai untuk meningkatkan dan mempertahankan kinerja program; k. Pengendalian TB lebih diprioritaskan kepada kelompok miskin dan kelompok rentan lainnya terhadap TB; l. Pasien TB tidak dijauhkan dari keluarga, masyarakat dan pekerjaannya; m. Memperhatikan komitmen terhadap pencapaian target strategi global pengendalian TB.

10. Tujuan dan target program a. Tujuan

Menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat TB dalam rangka pencapaian tujuan pembangunan kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

b. Target

Merujuk pada target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional RPJMN yang ditetapkan pemerintah setiap 5 tahun. Pada RPJM II tahun 2015-2019 ditetapkan target utama pengendalian TB adalah penurunan insidensi TB yang lebih cepat dari hanya sekitar 1-2 per tahun menjadi 3-4 per tahun dan penurunan angka mortalitas dari 4-5 pertahun. Sehingga pada tahun 2020 dicapai penurunan: 1 Angka insidensi menjadi 20 dari angka 2015; 2 Angka kematian akibat TB menjadi 25 dari angka 2015

11. Kegiatan. a. Tatalaksana TB Paripurna.

1 Promosi Tuberkulosis; 2 Pencegahan Tuberkulosis; 3 Penemuan pasien Tuberkulosis; 4 Pengobatan pasien Tuberkulosis; 5 Rehabilitasi pasien Tuberkulosis. b. Manajemen ....