NOMOR : KEP 548 VI 2015
TANGGAL : 30 JUNI 2015
5
b. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi tetapi dengan disparitas yang terlalu lebar, sehingga masyarakat masih mengalami masalah dengan kondisi sanitasi, papan,
sandang dan pangan yang buruk; c. Beban determinan sosial yang masih berat seperti angka pengangguran, tingkat
pendidikan dan pendapatan per kapita yang masih rendah berakibat pada kerentanan masyarakat terhadap TB;
d. Kegagalan program TB selama ini diakibatkan oleh: 1 Tidak memadainya komitmen politik dan pendanaan;
2 Tidak memadainya organisasi pelayanan TB kurang terakses oleh masyarakat, penemuan kasus diagnosis yang tidak standar, obat tidak terjamin
penyediaannya, tidak dilakukan pemantauan, pencatatan dan pelaporan yang standar, dan sebagainya;
3 Tidak memadainya tatalaksana kasus diagnosis dan paduan obat yang tidak standar, gagal menyembuhkan kasus yang telah didiagnosis;
4 Salah persepsi terhadap manfaat dan efektiitas BCG; 5 Infrastruktur kesehatan yang buruk pada negara-negara yang mengalami krisis
ekonomi atau pergolakan masyarakat; 6 Sistem jaminan kesehatan yang belum mencakup masyarakat luas secara
merata. e. Perubahan demograik karena meningkatnya penduduk dunia dan perubahan
struktur umur kependudukan; f.
Besarnya masalah kesehatan lain yang bisa mempengaruhi tetap tingginya beban TB seperti gizi buruk, merokok, diabetes;
g. Dampak pandemi HIV. Pandemi HIVAIDS di dunia akan menambah permasalahan TB. Koinfeksi dengan
HIV akan meningkatkan risiko kejadian TB secara signiikan; h. Pada saat yang sama, kekebalan ganda kuman TB terhadap obat anti TB multidrug
resistance = MDR semakin menjadi masalah akibat kasus yang tidak berhasil disembuhkan. Keadaan tersebut pada akhirnya akan menyebabkan terjadinya
epidemi TB yang sulit ditangani.
7. Prinsip Pengendalian TB menggunakan Strategi DOTS
Pada awal tahun 1990-an WHO dan IUATLD telah mengembangkan strategi pengendalian TB yang dikenal sebagai strategi DOTS Directly observed Treatment
Short-course dan telah terbukti sebagai strategi pengendalian yang cost-efective. Fokus utama DOTS adalah penemuan dan penyembuhan pasien, terutama TB tipe
menular. Strategi ini memutuskan rantai penularan TB dan menurunkan insidens TB di masyarakat. Menemukan dan menyembuhkan pasien TB merupakan cara terbaik
dalam upaya pencegahan penularan TB. Strategi DOTS direkomendasikan sebagai strategi dunia dalam pengendalian TB sejak tahun 1995.
Strategi ....
6
NOMOR : KEP 548 VI 2015
TANGGAL : 30 JUNI 2015
Strategi DOTS terdiri dari 5 komponen kunci, yaitu: a. Komitmen politis, dengan peningkatan dan kesinambungan pendanaan;
b. Penemuan kasus melalui pemeriksaan dahak mikroskopis yang terjamin mutunya; c. Pengobatan yang standar, dengan supervisi dan dukungan bagi pasien;
d. Sistem pengelolaan dan ketersediaan OAT yang efektif; e. Sistem monitoring, pencatatan dan pelaporan yang mampu memberikan penilaian
terhadap hasil pengobatan pasien dan kinerja program. Komitmen politis untuk menjamin keberlangsungan program pengendalian TB adalah
sangat penting bagi keempat komponen lainnya agar dapat dilaksanakan secara terus menerus. Komitmen ini, pertama, harus diterjemahkan menjadi formulasi kebijakan dan
kemudian diformulasikan kedalam sumberdaya inansial dan sumberdaya manusia serta sokongan administratif.
Dengan semakin berkembangnya tantangan yang dihadapi program di banyak negara, pada tahun 2005 strategi DOTS diatas oleh Global Stop TB partnership diperluas
menjadi “Strategi Stop TB”, yaitu:
a. Mencapai, mengoptimalkan dan mempertahankan mutu DOTS; b. Merespon masalah TB-HIV, MDR dan Tantangan lainnya;
c. Berkontribusi dalam penguatan system kesehatan; d. Melibatkan semua pemberi pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun
swasta; e. Memberdayakan pasien dan masyarakat;
f. Melaksanakan dan mengembangkan penelitian.
Upaya Pengendalian TB dilaksanakan dengan strategi DOTS sebagai kerangka dasar dan memperhatikan strategi global untuk mengendalikan TB Global Stop TB
Strategi.
8. Kejadian TB.
Kejadian TB perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Cara penularan
1 Sumber penularan adalah pasien TB BTA positif melalui percik renik dahak yang dikeluarkannya. Namun, bukan berarti bahwa pasien TB dengan hasil
pemeriksaan BTA negatif tidak mengandung kuman dalam dahaknya. Hal tersebut bisa saja terjadi oleh karena jumlah kuman yang terkandung dalam
contoh uji ≤ dari 5.000 kumancc dahak sehingga sulit dideteksi melalui pemeriksaan mikroskopis langsung;
2 Pasien TB dengan BTA negatif juga masih memiliki kemungkinan menularkan penyakit TB. Tingkat penularan pasien TB BTA positif adalah 65, pasien
TB BTA ....