Pengendalian dengan alat perlindungan diri

NOMOR : KEP 548 VI 2015 TANGGAL : 30 JUNI 2015 23 lembaga pemasyarakatan para narapidana, tempat penampungan pengungsi, mereka yang hidup pada daerah kumuh, serta keluarga atau kontak pasien TB, terutama mereka yang dengan TB BTA positif di asrama polisi serta anggota Polri pasca penugasan operasi kepolisian; c Kontak pasien TB anak dibawah lima tahun untuk menemukan sumber penularan; d Kontak erat dengan pasien TB BTA positif dan TB resistan obat; e Seleksi calon anggota Polri, seleksi peserta pendidikan pengembangan Polri dan pemeriksaan kesehatan berkala anggota Polri; f Penerapan manajemen tatalaksana terpadu bagi pasien dengan gejala dan tanda yang sama dengan gejala TB, seperti pendekatan praktis kesehatan paru PAL = practical approach to lung health, manajemen terpadu balita sakit MTBS, manajemen terpadu dewasa sakit MTDS akan membantu meningkatkan penemuan pasien TB di fasyankes, mengurangi terjadinya misopportunity dan sekaligus dapat meningkatkan mutu layanan; g Tahap penemuan dilakukan dengan menjaring mereka yang memiliki: 1 Gejala utama pasien TB paru adalah batuk berdahak ≥ 2-3 minggu. Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas gejala respiratorik, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise, berkeringat malam hari tanpa kegiatan isik, demam meriang lebih dari satu bulan gejala sistemik; 2 Gejala-gejala tersebut diatas dapat dijumpai pula penyakit paru selain TB, seperti bronkiektasis, bronkitis kronis, asma, kanker paru, dan lain- lain. Mengingat prevalensi TB di Indonesia saat ini masih tinggi, maka setiap orang yang datang ke fasyankes dengan gejala tersebut diatas, dianggap sebagai seorang terduga pasien TB, dan perlu dilakukan pemeriksaan dahak secara mikroskopis langsung; 3 Gejala TB pada ODHA berbeda dengan gejala TB pada orang dengan status HIV negative. Pada ODHA semua jenis batuk apapun bentuk dan lamanya yang terjadi saat ini merupakan gejala yang mengarah pada kecurigaan TB. Apabila ada gejala lain seperti demam, penurunan BB, berkeringat malam maka kecurigaan kearah TB belum bisa disingkirkan; 4 Gejala Terduga TB resistan obat TB-MDR adalah semua orang yang mempunyai gejala TB yang memenuhi satu atau lebih kriteria terduga suspek dibawah ini: a Pasien TB gagal pengobatan kategori 2; b Pasien TB pengobatan kategori 2 yang tidak konversi setelah 3 bulan pengobatan; c Pasien .... 24 NOMOR : KEP 548 VI 2015 TANGGAL : 30 JUNI 2015 c Pasien TB yang riwayat pengobatan TB yang tidak standar serta menggunakan kuinolon dan obat injeksi lini kedua minimal selama 1 bulan; d Pasien TB pengobatan kategori 1 yang gagal; e Pasien TB pengobatan kategori 1 yang tetap positif setelah 3 bulan pengobatan; f Pasien TB kasus kambuh relaps kategori 1 kategori 2; g Pasien TB yang kembali setelah loss to follow-up lalai berobat default; h Terduga TB yang mempunyai riwayat kontak erat dengan pasien TB MDR, termasuk dalam hal ini warga binaan yang ada di Lapas Rutan; i Pasien koinfeksi TB-HIV yang tidak respons secara bakteriologis maupun klinis terhadap pemberian OAT bila pada penegakan diagnosis awal tidak menggunakan GeneXpert. Pasien yang memenuhi salah satu kriteria terduga TB resistan obat harus dirujuk secara sistematik ke RS Rujukan TB MDR untuk kemudian dikirim ke laboratorium rujukan TB MDR dan dilakukan pemeriksaan apusan mikroskopis BTA, biakan dan uji kepekaan M.tuberculosis dengan metode konvensional maupun metode cepat rapid test. Laboratorium rujukan TB MDR dapat berada di dalam atau di luar lingkungan fasyankes rujukan TB MDR. Laboratorium rujukan uji kepekaan M.tuberculosis dapat berada di luar wilayah kerja fasyankes rujukan TB MDR, selama aksesibilitas pelayanan laboratorium dapat dipenuhi rujukan diagnosis dapat dilakukan dengan cara mengirimkan sputum terduga TB MDR. Pemeriksaan Dahak Mikroskopis Langsung: Pemeriksaan dahak berfungsi untuk menegakkan diagnosis, menilai keberhasilan pengobatan dan menentukan potensi penularan. Pemeriksaan dahak untuk penegakan diagnosis dilakukan dengan mengumpulkan 3 spesimen dahak yang dikumpulkan dalam dua hari kunjungan yang berurutan berupa Sewaktu-Pagi-Sewaktu SPS; • S sewaktu: dahak dikumpulkan pada saat tersangka pasien TB datang berkunjung pertama kali ke fasyankes. Pada saat pulang, terduga pasien diberi sebuah pot dahak untuk mengumpulkan dahak pagi pada hari kedua; • P Pagi: dahak dikumpulkan di rumah pada pagi hari kedua, segera setelah bangun tidur. Pot dibawa dan diserahkan sendiri kepada petugas di fasyankes; • S sewaktu: dahak dikumpulkan di fasyankes pada hari kedua, saat menyerahkan dahak pagi. Pemeriksaan Biakan Pemeriksaan biakan untuk identiikasi Mycobacterium tuberkulosis M.tb dimaksudkan untuk menegakkan diagnosis pasti TB pada pasien tertentu, misal: Pemeriksaan ....