Regulasi Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi di Indonesia
Rencana Strategis IPB Tahun 2014-2018
Bab II: ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIS
2-8
secara bersama sesuatu yang “lama” dan “baru” serrta melakukan perubahan secara terus menerus
dan berkesinambungan.
UNESCO dalam pertemuan The 2009 World Conference on Higher Education: The New
Dynamics of Higher Education and Research For Societal Change and Development menghasilkan
komunike di mana agenda global pendidikan harus mencakup kenyataan sebagai berikut: i tanggung
jawab pendidikan tinggi, ii akses, kesetaraan dan kualitas, iii internasionalisasi, regionalisasi dan
globalisasi, serta iv pembelajaran riset dan inovasi. Untuk menghadapi globalisasi dan
menjawab berbagai tantangan pembangunan di tanah air, dokumen RPJP Rencana Pembangunan
Jangka Panjang mengamanatkan pentingnya peningkatan kapasitas dan moderniasi PT 2003-
2010, penguatan pelayanan 2010-2015, peningkatan daya saing regional 2015-2020, dan
penguatan daya saing internasional 2020-2025.
Dalam implementasinya, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, khususnya Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi telah mencanangkan HELTS Higher Education Long Term Strategies 2003-
2010 dengan tujuan untuk menjadikan PT sebagai penghasil lulusan dan IPTEKS yang dapat
memperkuat dayasaing bangsa melalui paradigma baru yang berfokus pada kualitas, akses dan ekuiti,
serta otonomi PT. Dalam konteks ini, HELTS juga memandatkan akredisasi dan standarisasi nasional
maupun internasional dalam bentuk produk dan proses pendidikan, menuntut evaluasi dan
penjaminan mutu pendidikan yang handal dengan indikator keberhasilan performance indicators
yang terukur. Sebagai implikasinya, globalisasi dan iklim kompetisi yang tinggi pada akhirnya
mengharuskan PT untuk masuk dalam jajaran PT bermutu dan terbaik tingkat dunia World Class
University. Menjadi sangat penting bagi PT untuk mengadopsi berbagai karakteristik dan indikator
yang diterapkan oleh badan-badan akreditasi internasional yang mengadopsi berbagai model
seperti ISO-9000s, EFQM, HEFCE, IFT, ABET, FABEE, SWST, IFLA, AVBC, IMAarEST, AACBC,
Six-Sigma, dan AUN-QA.
Perubahan dan demokratisasi yang terjadi di tingkat global memberikan dampak yang cukup
besar terhadap proses perubahan dan demokra- tisasi di tingkat nasional. Selain perubahan sistem
tata kenegaraan dan sistem pemilihan presiden dan wakil rakyat yang lebih demokratis, perubahan
yang cukup signifikan adalah dibukanya otonomi daerah melalui UU nomor 22 tahun 1999 tentang
Pemerintahan Daerah yang kemudian disempurna- kan melalui UU Nomor 32 tahun 2004. Otonomi
Daerah membuka peluang besar bagi PT untuk turut berpartisipasi dalam pembangunan daerah
Rencana Strategis IPB Tahun 2014-2018
Bab II: ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIS
2-9
melalui kegiatan Tridharma Perguruan Tingginya. Salah satu peranan penting yang diharapkan dapat
difasilitasi oleh PT adalah pengembangan kualitas sumberdaya manusia SDM Pemda agar
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan dapat dilakukan dengan berbasiskan kajian-kajian
yang mendalam, akurat dan bervisi jauh ke depan. Sehingga percepatan pembangunan di setiap
daerah dapat dilakukan dan manfaat pembangunan dapat dirasakan oleh seluruh
lapisan masyarakat dalam secara terus menerus dalam jangka panjang. Ketidaksiapan PT lokal dan
”kekangan” bagi PT yang lebih maju seperti IPB untuk tidak melaksanakan ”kelas jauh” seperti
disebutkan dalam Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 107U2001
tentang Penyelenggaraan Program Pendidikan Tinggi Jarak Jauh merupakan salah satu faktor
kendala dalam pengembangan SDM daerah.
Kebuntuan ini perlu ditembus dengan langkah- langkah kreatif PT seperti pengembangan
pendidikan jarak jauh distance learning yang memerlukan dukungan teknologi informasi yang
memadai dan kerjasama kemitraan antar PT. Namun demikian peraturan tentang kerjasama
antar PT yang diatur melalui Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 223U1998 masih terkesan birokratis dan kurang mendukung upaya percepatan yang
dibutuhkan oleh PT maupun Pemda dalam meningkatkan kapasitas di setiap daerah.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 1 tahun 2006 tentang Pemberian Kewenangan
kepada empat PT BHMN IPB diantaranya untuk membuka dan menutup program studi pada PT
yang bersangkutan merupakan angin segar, untuk mengembangkan programnya sesuai dengan
kebutuhan masyarakat dalam waktu yang lebih cepat, tidak terganggu oleh persoalan-persoalan
birokrasi. Pada tahun 2009, terbitnya UU No. 92009 tentang Badan Hukum Pendidikan BHP
dan Kemendikbud menjabarkan dalam PP No.172010. Mahkamah Konstitusi MK melalui
amar putusan No.11-14-21-126-136PUU-VII2010 menyatakan bahwa UU BHP tidak mempunyai
kekuatan hukum mengikat. Pada saat bersamaan terbit PP No. 662010, implikasinya terjadi
komplikasi peraturan perundang-undangan bagi PT berstatus BHMN terutama dalam tatakelola,
pengelolaan pendanaankeuangan
PP No. 232005 jo PP No. 742012, aset, dan SDM.
Diundangkannya UU No.122012 menunjukkan pengakuan atas otonomi PT berstatus PTN badan
hukum dan kejelasan atas tanggungjawab pemerintah dan masyarakat untuk peningkatan
akses dan mutu pendidikan tinggi. Berbagai peraturan pemerintah tersebut, dapat menjadi
faktor pendorong agar PT lebih berkreasi mencari
Rencana Strategis IPB Tahun 2014-2018
Bab II: ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIS
2-10
terobosan-terobosan baru agar dapat mengem- bangkan diri secara lebih berkualitas dan memiliki
daya saing pada tingkat regional dan global tentunya harus dimanfaatkan seoptimal mungkin.
Berbagai peraturan perundang-undangan mengenai PT, perlu disikapi secara proporsional
dan arif, agar menjadi peluang bagi perkembangan PT di masa mendatang.