Penunjang Akademik, merupakan satuan kerja yang berfungsi menyediakan sarana kuliah,

Rencana Strategis IPB Tahun 2014-2018 Bab I: PENDAHULUAN 1-9 Selain struktur organisasi utama tersebut, terdapat pelaksana pembangkitan pendapatan, yaitu Satuan Usaha Penunjang SUP dan Satuan Usaha Komersial SUK. Khusus untuk SUK, Rektor IPB selaku pemegang kekuasaan Pengelolaan Aset bertindak sebagai pemegang otoritas RUPS dan representasi untuk melakukan perikatan dengan pihak lain. Rencana Strategis IPB Tahun 2014-2018 Bab I: PENDAHULUAN 1-10 Program Diploma diusulkan dengan nama Sekolah Vokasi PP No. 662013, Statuta IPB Gambar 1.2. Struktur Organisasi IPB, TAP MWA No.125MWA-IPB2013

BAB II ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIS

2.1. Isu-Isu Strategis

Isu-isu strategis yang dipertimbangkan dalam penyusunan renstra IPB meliputi:

1. Kebijakan Pembangunan Pertanian: Paradigma ecological security, livelihood security, serta

food securit Food Sovereignty. Ketahanan dan kedaulatan pangan merupakan keniscayaan dalam pembangunan suatu bangsa, dan seyogyanya tertuang secara eksplisit dalam konstruksi pembangunan dan tercermin secara jelas dalam kebijakannya. Seiring dengan perubahan peta demografi Indonesia di mana peningkatan jumlah penduduk yang cukup tinggi bonus demografi menyebabkan persentase angka kemiskinan menurun, namun secara absolut jumlahnya menjadi lebih banyak, demikian pula dengan kelas sosial menengah yang persentasenya bertambah banyak. Dengan kondisi demografi seperti ini maka kebijakan pembangunan pertanian dalam konteks ketahanan dan kedaulatan harus mampu memenuhi kebutuhan pangan berkualitas dan terjangkau secara ekonomi dan jumlah untuk mencukupi semua kelas sosial. Pada tahun 2010 masih tedapat 35,7 juta penduduk atau 15,34 persen dari penduduk Indonesia yang mengalami rawan pangan atau kurang dari 70 persen angka kecukupan gizi BPS, 2011. Kondisi Ini menuntut pengembangan potensi pangan besar yang belum tergarap secara optimal. Sumberdaya Alam dan Ketahanan Pangan. Kebijakan pembangunan pertanian di Indonesia masih belum sepenuhnya ‘pro ketahanan pangan’ sehingga masyarakat berupaya memenuhi kebutuhan akan pangannya secara sendiri-sendiri melalui bermacam-macam “coping strategy” pemanfaatan lahan pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan, konversi lahan produktif, eksploitasi air tanah, dll. yang semuanya sangat tergantung kepada resiliensi ekosistem. Kegiatan yang tidak terkontrol ini berdampak pada degredasi lingkungan ditambah lagi dengan dampak perubahan iklim serta kekeliruan praktek pertanian Rencana Strategis IPB Tahun 2014-2018 Bab II: ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIS