Penguatan Peran Perguruan Tinggi Melalui Sinergi, Kolaborasi, dan Kemitraan

Rencana Strategis IPB Tahun 2014-2018 Bab II: ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIS 2-5 tropical bioresources. Secara khusus, adanya keuntungan bonus demografi tersebut merupakan peluang luar biasa bagi IPB untuk membantu menyiapkan insan pertanian terdidik yang berdaya saing dan berdaya mitra yang tinggi. Posisi dan potensi Indonesia dalam hal kekayaan sumberdaya hayati biodiversitas serta sosial budaya kearifan lokal menarik mitra asing untuk menginisiasi beragam kerjasama internasional. Kemenristek mencatat peningkatan jumlah permintaan izin riset research permit bagi peneliti asing setiap tahunnya, di mana IPB merupakan salah satu PT yang cukup tinggi mengusulkan izin riset bagi peneliti asing tersebut. Jejaring internasional yang terbentuk di IPB perlu terus diperluas dengan mengikutsertakan partisipasi PT daerah sehingga kapasitasnya meningkat. Hal ini akan membantu proses pengawalan kerjasama internasional yang dilakukan di seluruh Indonesia. IPB sebagai Simpul dan Referensi Lokal-global. Dengan ragam inisiatif dan kemitraan strategis yang dimilikinya, IPB perlu terus memperkuat statusnya sebagai salah satu PT referensi baik bagi mitra lokal maupun regional. Sehingga area- area strategis perlu terus diperkuat agar dapat mencapai “critical mass” menuju terbentuknya IPB sebagai universitas berbasis riset melalui terbentuknya beragam pusat unggulan center of excellence yang dampaknya akan memperkuat aliran IPTEKS berkualitas dalam penyelenggaraan Tridharma Perguruan Tinggi. Secara nasional maupun regional, IPB sudah berperan sebagai simpul nodehub kerjasama internasional untuk riset dan pendidikan seperti ditunjukkan melalui program CRC990-EFForTS yang dibiayai oleh German Research Foundation DFG, Higher Education Partnership HEP yang disponsori DAAD ataupun inisiasi EXPERTSASIA4 yang didukung oleh European Union dll. IPB juga berperan aktif menginisiasi pembentukan konsor- sium Six University Indonesia-Japan Initiative SUIJI serta baru-baru ini adalah UNTA University Network for Tropical Agriculture. Upaya untuk peningkatan produktivitas dan keberlanjutan pelaksanaan kerjasama internasional, dilakukan melalui pembentukan lima klaster kerjasama internasional yaitu kluster kerjasama IPB-Amerika, klaster kerjasama IPB-Asean, Australia dan New Zaeland, klaster kerjasama IPB-Jepang dan Korea, klaster kerjasama IPB-Asia, Afrika dan Timur Tengah, serta klaster kerjasama IPB-Eropa.

4. Integrasi, Inovasi, dan Kewirausahaan dalam Industri Pertanian

Indonesia sebagai negara besar beriklim tropis yang berbentuk kepulauan dengan kesuburan tanahnya, merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha esa. Anugerah berupa kekayaan sumber Rencana Strategis IPB Tahun 2014-2018 Bab II: ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIS 2-6 hayati apabila dikelola dengan baik akan mampu memenuhi kebutuhan pokok secara mandiri bagi masyarakatnya baik berupa pangan, pakan, papan dan sandang maupun energi. Selama ini bangsa Indonesia dikenal sebagai negara agraris dan negara bahari maritim, namun pada kenyataan- nya hanyalah sebuah negara agrarisbahari semu karena masih belum mampu memenuhi kebutuhan pokoknya secara mandiri. Hal ini disebabkan karena terbatasnya ketersediaan lahan untuk produksi, dampak perubahan iklim yang mengancam produktivitas dan keberadaan keanekaragaman hayati, penurunan kualitas dan terbatasnya infrastruktur pertanian, serta terjadinya degradasi kualitas lahan dan lingkungan. Negara- negara agraris di dunia umumnya memiliki ketersediaan lahan per kapita di atas 1.000 m 2 , sementara Indonesia hanya memiliki 354 m 2 per kapita di bawah Vietnam 960 m 2 , India 1.591 m 2 dan Thailand 5.226 m 2 , bahkan Australia mencapai 26.264 m 2 . Di lain pihak, memasuki era perdagangan bebas mempunyai konsekuensi berupa kaburnya batas-batas geografis dan administratif antar wilayah negara dalam perdagangan yang berdampak pada semakin terkikisnya kebijakan dalam proteksi seiring dengan lebih terbukanya pasar bebas. Dalam kondisi demikian, menciptakan kemandirian pangan pokok hanya dapat dicapai dengan memantapkan ketahanan pangan melalui peningkatan dayasaing produk pertanian. Salah satu aspek yang sangat menentukan dayasaing hasil pertanian adalah peningkatan produktivitas ketersediaan bibit unggul, penerapan teknologi budidaya dan pengendalian lingkungan biosistem melalui penerapan Good Agricultural Practices GAP, efisiensi produksi, pengolahan, rantai pasok melalui penerapan Good Handling Practices GHP, Good Manufacturing Practices GMP dan Good Distribution Practices GDP, serta penciptaan nilai tambah added value melalui industrialisasi hasil pertanian dengan penerapan teknologi proses dan diversifikasi produk pertanian dan pangan. Upaya mencapai kemandirian pangan perlu di- dukung oleh pembangunan pertanian, pengem- bangan industri pertanian dan pengolahan pangan melalui penyediaan infrastruktur pertanian yang memadai jaringan irigasi, drainase, jalan pertanian atau farmroad dan penerapan teknologi yang mencakup i pengembangan alat dan mesin baik on-farm maupun off-farm, ii pengendalian lingku- ngan produksi melalui pengembangan green house dan hidroponik, iii pemanfaatan sumber energi terbarukan, dan iv pengembangan sistem dan manajemen informasi yang handal. Pembangunan sector pertanian tidak dapat dipisahkan dari penggunaan teknologi. Dalam hal ini, pertanian