Pengertian Velocity of Money

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Velocity of Money

2.1.1 Pengertian Velocity of Money

Dalam beberapa buku, velocity of money atau sering dilambangkan dengan huruf V, sering diartikan sebagai perputaran uang, ada juga yang mendefinisikan sebagai percepatan uang, atau ada juga yang mengartikan percepatan perputaran uang. Menurut Drs. M. Manullang 1977 dalam bukunya yang berjudul “Pengantar Teori Ekonomi Moneter”, yang dimaksud dengan V adalah kecepatan rata-rata tiap rupiah dalam sesuatu jangka waktu tertentu, jadi menyatakan berapa kali tiap-tiap rupiah dalam sesuatu jangka waktu tertentu berpindah dari tangan yang satu ke tangan yang lainnya. Dalam bukunya juga dinyatakan bahwa perobahan jumlah uang M member arah pengaruh yang sama dengan perobahan cepatnya peredaran uang V terhadap nilai uang dan harga barang. Bertambah cepatnya peredaran uang berarti berkurangnya permintaan terhadap uang, sebaliknya semakin lambatnya peredaran uang berarti naiknya permintaan terhadap uang. Velocity of money percepatan perputaran uang adalah rata-rata jumlah berapa kali per tahun perputaran dari satu unit mata uang digunakan untuk membeli total barang dan jasa yang diproduksi dalam perekonomian. Miskhin, 2008. Sedangkan dalam bukunya yang berjudul “Makroekonomi”, Mankiw 2006, mendefinisikan velocity of money dalam dua jenis, yaitu : Universitas Sumatera Utara a. Perputaran uang transaksi transactions velocity of money, yang diartikan sebagai berapa kali uang berpindah tangan dalam periode waktu tertentu dan mengukur tingkat dimana uang bersikulasi dalam perekonomian. b. Perputaran pendapatan uang income velocity of money, yang menyatakan bahwa berapa kali uang masuk ke dalam pendapatan seseorang dalam periode waktu tertentu. Dalam kamus Bank Indonesia, velocity of money kecepatan perputaran uang didefinisikan sebagai besarnya kecepatan perputaran uang dalam perekonomian; merupakan cara untuk mengukur pendapatan nasional dibandingkan dengan perilaku pembelian dengan menggambarkan hubungan antara uang, pembelian barang, dan jasa; hal tersebut biasanya dinyatakan dalam bentuk perbandingan antara pendapatan nasional bruto terhadap uang yang tesedia untuk pembelian persediaan uang.

2.1.2 Teori Kuantitas Uang