BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Seksio sesarea didefinisikan sebagai lahirnya janin melalui insisi dinding abdomen laparotomi dan dinding uterus histerektomi. Definisi ini
tidak mencakup pengeluaran janin pada kasus ruptur uteri atau pada kasus kehamilan abdomen Cunningham, 2010.
Pada proses kehamilan normal, tubuh akan beradaptasi terhadap perubahan fisiologis yang terjadi. Perubahan fisiologis tersebut antara lain
adanya peningkatan tekanan darah, volume darah, tekanan darah perifer. Pada proses kehamilan, darah mengalir sekitar 625 ml melalui plasenta per menit
selama bulan terakhir kehamilan sehingga hal ini mengakibatkan terjadinya peningkatan cardiac output sekitar 30 ke 40 persen di atas normal pada
minggu ke 27. Sementara denyut nadi akan meningkat menjadi 10 kali menit. Volume darah meningkat sekitar 40 pada kehamilan normal Guyton,
2006. Teknik anestesi pada umumnya dibagi atas teknik anestesi general
dan anestesi regional. Anestesi general bekerja menekan aksis hipotalamus pituitari adrenal sedangkan anestesi regional berfungsi untuk menekan
transmisi impuls nyeri dan menekan saraf otonom eferen ke adrenal. Umumnya pada tindakan seksio sesarea dilakukan teknik anestesi regional.
Anestesi regional yang dilakukan pada pasien obstetri adalah dengan teknik blok paraservikal, blok epidural, blok sub arakhnoid, dan blok kaudal.
Anestesi spinal blok subarakhnoid merupakan pilihan utama dalam tindakan seksio sesarea. Alasan pemilihan anestesi spinal karena rendahnya efek
samping terhadap neonatus akan obat depresan, pengurangan risiko terjadinya aspirasi pulmonal pada maternal, kesadaran ibu akan lahirnya bayi, dan yang
paling penting adalah pemberian opioid secara spinal dalam rangka penyembuhan nyeri pasca operasi Morgan, 2006.
Universitas Sumatera Utara
Namun, pemberian anestesi spinal sering diikuti oleh komplikasi tertentu. Komplikasi paling umum terjadi adalah hipotensi dimana dilaporkan
pada literatur memiliki angka di atas 83. Hipotensi tersebut terjadi dikarenakan adanya blokade saraf simpatis yang berakibat pada penurunan
resistensi vaskular sistemik dan perifer sehingga terjadi penurunan cardiac output Surya, 2011.
Ada beberapa cara untuk mencegah terjadinya hipotensi pasca anestesi spinal yang telah diteliti, karena memiliki efek yang membahayakan
pada neonatus ataupun maternal. Prosedur pergeseran uterin ke arah lateral merupakan salah satu prosedur tetap dalam mencegah hipotensi. Strategi lain
adalah preload cairan intravena, kompresi pada kaki dan vasopressor profilaksis. Namun, sejauh ini tidak ada satu metode yang memberikan hasil
yang memuaskan. Efedrin merupakan salah satu vasopressor yang paling umum digunakan Singh, 2009.
Wibowo 2005 menunjukkan bahwa kekerapan hipotensi 57,6 pada pasien dengan prehidrasi ringer laktat dan 28,1 pada pasien dengan
kombinasi ringer laktat dan efedrin 12,5 mg intravena. Hal ini menunjukkan bahwa kombinasi ringer laktat dan efedrin lebih baik dalam mencegah
hipotensi tanpa disertai hipertensi reaktif pada ibu hamil yang menjalani operasi elektif seksio sesarea dengan anestesi spinal.
Ngan Kee 2007 menyatakan bahwa fenilefrin dan efedrin merupakan vasopressor efektif dalam mencegah hipotensi pasca spinal.
Namun, di satu sisi efedrin memberikan efek samping berupa mual dan muntah yang lebih tinggi dibandingkan fenilefrin.
Kundra 2008 menyatakan bahwa pemberian efedrin dapat mencegah
hipotensi maternal
tanpa memberikan
efek samping
membahayakan terhadap neonatus. Kol2009 menunjukkan bahwa kekerapan hipotensi pasca pemberian saline adalah 85,7 dan pada
pemberian efedrin adalah 38,1 . Dalam hal ini ditunjukkan bahwa pemberian efedrin pasca anestesi spinal dapat mengurangi gejala hipotensi.
Universitas Sumatera Utara
Teoh 2009 menunjukkan bahwa pemberian cairan HES 1300,4 sebagai preload bukan koload secara signifikan meningkatkan cardiac output
maternal selama 5 menit pertama setelah anestesi spinal. Surya 2011 menyatakan tidak ada perbedaan makna antara koloading koloid dengan
kristaloid dalam mencegah hipotensi pada pasien seksio sesarea dengan anestesi spinal. Bouchnak, dkk 2012 menunjukkan bahwa pemberian HES
1300,4 sebagai preload dapat menurunkan insidensi hipotensi, durasi terjadinya hipotensi, dan dosis efedrin yang dibutuhkan.
Untuk itu, peneliti ingin membandingkan apakah pemberian HES 1300,4 dengan efedrin lebih baik dalam mencegah hipotensi pada ibu hamil
yang melakukan operasi seksio sesarea dengan spinal anestesi.
1.2 Rumusan Masalah