Akibat Terjadinya Kredit Macet

3. Akibat Terjadinya Kredit Macet

Kredit bermasalah akan berdampak sangat luas terutama kepada pihak-pihak yang berkepentingan. 61 Terhadap bank, kredit bermasalah akan mempengaruhi tingkat kesehatan suatu bank. UU Perbankan memberikan kewenangan kepada Bank Indonesia untuk menetapkan ketentuan tentang kesehatan bank dengan memperhatikan kualitas manajemen, rentabilitas, likuiditas, solvabilitas, dan aspek lain yang berhubungan dengan usaha bank. 62 Konsekuensi dari tingginya kredit bermasalah adalah besarnya kebutuhan Penyisihan Penghapusan Aktiva PPA yang pada gilirannya akan mengurangi keuntungan bank melalui dua mekanisme. 63 Dewasa ini penilaian kesehatan bank terdapat dalam Peraturan Bank Indonesia No. 610PBI2004 dengan SE No. 623DPNP tgl. 31 Mei 2004 tentang Pertama, dengan mekanisme langsung yaitu mengurangi laba tahun berjalan dan kedua, secara tidak langsung melalui penempatan dana PPA yang tidak bisa dimanfaatkan secara produktif. 61 Ibid, hal. 111. 62 “Kebijaksanaan Bank Indonesia dalam Penyelesaian Masalah Kredit Macet Perbankan”, disampaikan dalam Kursus Manajemen Kredit Bermasalah Angkatan Ke 7 yang diselenggarakan oleh Institut Bankir Indonesia, 4-5 April 1997 di Jakarta, hal. 3. Profitabilitas adalah kemampuan bank untuk memperoleh keuntungan. Sedangkan yang dimaksud dengan bonafiditas adalah kepercayaan yang diberikan masyarakat kepada suatu bank. 63 Penyisihan Penghapusan Aktiva yang untuk selanjutnya disebut PPA adalah cadangan yang harus dibentuk sebesar persentase tertentu berdasarkan kualitas Aktiva. Aktiva sendiri terbagi dalam aktiva dana Bank untuk memperoleh pengtuk setiap factor hasilan, dalam bentuk kredit, surat berharga, penempatan dana antar bank, tagihan akseptasi, tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali reverse repurchase agreement, tagihan derivative, penyertaan, transaksi rekening administrative serta bentuk penyediaan dana lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu. Aktiva Non Produktif adalah asset Bank selain Aktiva Produktif yang dipersamakan dengan itu. Aktiva Non Produktif adalah asset Bank selain Aktiva Produktif yang memiliki potensi kerugian, antara lain dalam bentuk agunan yang diambil alih, property terbengkalai abandoned property, rekening antar kantor dan suspense account. Bank Indonesia B, Op. cit., pasal 1 angka 19 jo angka 2 jo angka 3 jo angka 4. Universitas Sumatera Utara Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum sebagai peraturan pelaksanaannya. Peraturan tersebut menambah faktor Sensitivity to Market Risk sebagai faktor penilaian tambahan. 64 Pemeliharaan kesehatan bank tidak hanya penting bagi kelangsungan usaha bank tetapi juga penting bagi sistem perbankan dan perkembangan ekonomi nasional. 65 Selain tingkat kesehatan bank, timbulnya kredit bermasalah juga akan berdampak pada profitabilitas dan bonafiditas suatu bank. 66 Selain memberikan pengaruh langsung kepada bank, kredit bermasalah juga akan berdampak kepada karyawan bank, pemegang saham, dan nasabah. Kredit bermasalah yang timbul dapat mempengaruhi mental, karir, pendapatan, moral dan waktu serta tenaga karyawan bank. 67 Sedangkan terhadap pemegang saham, kredit bermasalah akan berdampak pada deviden, nilai saham, dan moral mereka. 68 Nasabah yang mempunyai kredit bermasalah biasanya mengalami kerugian dalam usahanya. Selain itu, citra dan nama baiknya di kalangan perbankan dan 64 Penilaian kesehatan bank dari CAMEL menjadi CAMELS yaitu Capital, Asset quality, Management, Earnings, Liquidity, dan Sensitivity to market risk. Penilaian juga tidak hanya berdasarkan aspek kumulatif rasio-rasio keuangan tapi juga aspek kualitatif. Bobot penilaian untuk setiap CAMELS ditiadakan, penilaian akan tergantung hasil analisis dengan memperhatikan indicator pendukung dan unsure judgement. Penetapan rating dilaksanakan dengan mempertimbangkan unsur judgement. Penetapan rating dilaksanakan dengan mempertimbangkan unsure judgement yang didasarkan atas materialitas dan signifikansi dari masing-masing factor. Peringkat Rating dari S, CS, KS, dan TS menjadi : Peringkat Komposit : PK-1, PK-2, PK-3, PK-4 dan PK-5. Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan, “Presentasi mengenai Ketentuan Pelaksanaan SE. No. 623DPNP tgl. 31 Mei 2004 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum”, Bank Indonesia. 65 Kebijaksanaan Bank Indonesia dalam Penyelesaian Maslaah Kredit Macet Perbankan, disampaikan dalam Kursus Manajemen Kredit Bermasalah Angkatan ke 7 yang diselenggarakan oleh Institut Bankir Indonesia, 4-5 April 1997 di Jakarta, hal. 3. 66 Mahmoedin, Op. cit., hal. 114. 67 Ibid, hal. 115 68 Ibid, hal. 115-116. Universitas Sumatera Utara kepercayaan dari luar negeri juga akan buruk. 69 Sisi lain, nasabah lain, baik mereka yang meminjam kredit atau mereka yang memiliki modal juga akan merasakan dampak kredit bermasalah. Bank juga akan mengalami keterbatasan dalam penyediaan dana dan akan lebih melakukan pengetatan penyaluran kredit. 70 Hal terparah yang mungkin terjadi adalah rush karena nasabah pemilik dana menarik uang dari bank karena ketidakpercayaan mereka akan lembaga perbankan. 71 Dampak selanjutnya adalah sistem perbankan dan pemerintah sebagai otoritas moneter. Kredit bermasalah membawa dampak pada kredibilitas, perkembangan ekonomi, bankingmindedness, dan kesinambungan usaha suatu sistem perbankan. 72 kredit bermasalah memberikan pengaruh dalam pembangunan moneter, sosial ekonomi, penghasilan negara, dan kesempatan kerja terhadap pemerintah. 73 Tingginya kredit bermasalah merupakan ancaman terhadap stabilitas ekonomi karena membuat investasi dan dunia usaha tidak berjalan baik, menimbulkan kelesuan dalam kehidupan perekonomian, dan juga akan menurunkan daya beli masyarakat sehingga menurunkan penjualan dan mengganggu cash flow debitur. 74 69 Ibid, hal. 116. 70 Ibid, hal. 117 71 Berita kredit bermasalah pada beberapa bank yang dewasa ini sedang gencar-gencarnya diberitakan di media massa juga berdampak kepada beberapa debitur bagus. Mereka memutuskan untuk pindah ke bank lain karena khawatir berikutnya kredit mereka yang akan diberitakan ke publik. Djoko Retnadi, “Menyelesaikan NPL pada Bank Mandiri dan Bank BNI”, hal. 1. 72 Mahmoedin, Op. cit., hal. 118. 73 Ibid., hal. 118-119 74 Ibid., hal. 27. Universitas Sumatera Utara BAB III PENGATURAN MENGENAI PENCEGAHAN DAN PENYELESAIAN KREDIT MACET DI PERBANKAN

A. Pengaturan mengenai Pencegahan Kredit Macet Perbankan 1. Prinsip Prinsip Pemberian Kredit