akuisisi; meningkatkan efektivitas sarana hukum, melakukan kerja sama dengan instansi terkait. Hasil yang dicapai adalah berupa pemanfaatan lembaga parate
eksekusi, disetujuinya penerapan putusan serta – merta dan dapat dimanfaatkannya grosse sertifikat Hak Tanggungan.
Disamping itu dikeluarkannya Surat Edaran Mahkamah Agung untuk menyelesaikan perkara kredit bermasalah di pengadilan dalam jangka waktu
paling lambat enam bulan untuk setiap tingkat peradilan. 2. Mempercepat proses konsolidasi dengan meminta bank agar menjalankan
ketentuan perbankan secara ketat, mempertimbangkan risiko usaha yang mungkin akan timbul secara cermat, penerapan kewajiban penghapusan kredit macet write
off sepanjang bank memiliki cadangan penghapusan yang cukup, mengarahkan perbankan untuk mengacu pada budaya menerapkan sistem “Self Regulation” atas
dasar prinsip kehati-hatian.
3. Restrukturisasi Kredit Dalam Rangka Penyelamatan Kredit Bermasalah
Penyelamatan dan penyelesaian kredit macet apabila sampai terjadi kredit bermasalah, maka harus melakukan upaya-upaya dalam mengatasi kredit bermasalah
sampai tidak ada alternatif lainnya, serta melakukan penghapusan kredit dan pengelolaan kredit yang telah dihapus bukukan.
Universitas Sumatera Utara
Pengertian Restrukturisasi Kredit Bank adalah upaya yang dilakukan oleh Bank dalam rangka perbaikan dalam kegiatan perkreditan terhadap debitur yang
mengalami kesulitan untuk memenuhi kewajibannya.
120
Upaya penyelamatan terhadap kredit bermasalah dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Rescheduling penjadwalan kembali Memperpanjang jangka waktu kredit sehingga debitur mempunyai waktu lebih
longgar untuk mencari penyelesaian yang lebih menguntungkan, atau dengan cara memperpanjang jangka waktu angsuran sehingga angsuran pertermin menjadi lebih
ringan sesuai dengan kemampuannya. 2. Reconditioning mengubah persyaratan
a. Kapitalisasi bunga yakni dengan cara bunga dijadikan hutang pokok. b. Penundaan pembayaran bunga sampai waktu tertentu maksudnya bunga yang dapat
ditunda pembayarannya, sedangkan pokok pinjaman tetap harus membayar. Penurunan suku bunga agar meringankan beban debitur. Misalnya : bunga pertahun
18 diturunkan menjadi 16 pertahun dan tergantung pertimbangan bank bersangkutan. Akibatnya berpengaruh kepada jumlah angsuran semakin mengecil
sehingga meringankan debitur. c. Pembebasan bunga diberikan kepada debitur yang tidak mampu lagi membayar
kredit, akan tetapi wajib bagi debitur membayar pokok pinjaman sampai lunas. 3. Restructuring penataan kembali
120
Pasal 1 ayat 9, Peraturan Bank Indonesia tentang Kualitas Aktiva Produktif, hal 4
Universitas Sumatera Utara
Tindakan menambah fasilitas kredit bagi debitur atau dengan cara menambah equity modal sendiri yaitu dengan menyetor fresh money, akan tetapi ini biasanya gagal
karena banyak pemilik perusahaan yang tidak mampu. Bank Indonesia telah mengeluarkan peraturan khusus, yakni Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia
No.31150KEPDIR tanggal 12 November 1998 yakni upaya yang dilakukan bank dalam kegiatan usaha perkreditan agar debitur dapat memenuhi kewajibannya ini
dilakukan melalui tindakan sebagai berikut : a. Penurunan suku bunga kredit.
b. Pengurangan tunggakan bunga kredit. c. Pengurangan tunggakan pokok kredit.
d. Perpanjangan jangka waktu kredit. e. Penambahan fasilitas kredit.
f. Pengambilalihan aset debitur sesuai dengan ketentuan yang berlaku. g. Konversi kredit menjadi penyertaan modal sementara pada perusahaan debitur.
Bank Indonesia mengatur pendekatan restrukturisasi sebagai suatu pendekatan dalam rangka penyelamatan kredit bermasalah.
121
Pendekatan restrukturisasi dikenal
sebagai suatu pendekatan untuk memperbaiki kredit oleh bank dengan cara penurunan suku bunga kredit, perpanjangan jangka waktu kredit, pengurangan
tunggakan bunga kredit, pengurangan tunggakan pokok kredit, penambahan fasilitas kredit dan konversi kredit menjadi penertaan modal sementara.
122
121
Ibid., hal.
Restrukturisasi
122
Bank Indonesia B, Op. cit., pasal 1 angka 25
Universitas Sumatera Utara
kredit dapat dilakukan kepada debitur yang mengalami hambatan dalam melakukan pembayaran kredit, namun ia masih memiliki prospek usaha yang baik.
123
Restrukturisasi dapat dilakukan pada semua jenis kualitas kredit.
124
Namun, untuk restrukturisasi kredit dengan cara penyertaan modal sementara hanya dapat dilakukan
kepada kredit dalam kualitas kurang lancar, diragukan, atau macet.
125
Seiring dengan dilakukannya program restrukturisasi dan rekapitalisasi perbankan, maka diperlukan pedoman yang kuat bagi bank dalam menjalankan
restrukturisasi perbankan tersebut, yang salah satunya adalah melakukan restrukturisasi atas pinjamankredit. Pemerintah mengeluarkan kebijakan baru,
Peraturan Bank Indonesia Tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum No. 72PBI2005.
Berdasarkan kebijakan ini, upaya penyelesaian terhadap kredit bermasalah oleh perbankan Indonesia mengacu pada peraturan tersebut. Restrukturisasi kredit ini
hanya dapat dilakukan terhadap nasabah debitur yang masih memiliki prospek usaha yang baik dan telah atau diperkirakan akan mengalami kesulitan pembayaran pokok
danatau bunga. Yang dimaksud Restrukturisasi Kredit adalah upaya yang dilakukan
bank dalam kegiatan usaha perkreditan agar nasabah debitur dapat memenuhi kewajibannya, antara lain melalui :
126
1. Penambahan fasilitas kredit
123
Ibid., pasal 51.
124
Ibid., pasal 57.
125
Ibid., pasal 64 ayat 2.
126
Bank Indonesia A, Op. cit., pasal 1 butir 25.
Universitas Sumatera Utara
2. Perpanjangan jangka waktu kredit 3. Pengurangan tunggakan bunga kredit
4. Penurunan suku bunga kredit 5. Pengurangan tunggakan pokok kredit
6. Pengambilalihan aset debitur sesuai dengan ketentuan yang berlaku 7. Konversi kredit menjadi penyertaan modal sementara pada perusahaan
nasabah debitur. Pengertian dari alternatif restrukturisasi kredit yang dituliskan dalam
Peraturan Bank Indonesia No. 722005 tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum Pasal 1 butir 25 sebagai berikut :
1. Penurunan suku bunga Yaitu dengan diturunkannya persentase suku bunga kredit persentase suku
bunga kredit yang harus dibayarkan sehingga memperingan debitur dalam membayar angsuran kreditnya yang berupa angsuran dari utang pokoknya
ditambah dengan bunga kredit yang presentasenya telah dikurangidiperkecil.
2. Pengurangan tunggakan bunga kredit Yaitu berupa pengurangan jumlah bunga kredit yang telah jatuh tempo
namun belum dapat dilunasi. Dengan demikian bank membantu debitur dengan mengurangi tumpukan utang debitur.
3. Pengurangan tunggakan pokok kredit
Universitas Sumatera Utara
Merupakan cara seperti yang di atas, namun yang dikurangi adalah tagihan utang tertunggaknya. Debitur mendapat keringanan dalam melunasi
utangnya, sebab pokok kredit tertunggak telah dikurangi oleh bank. 4. Perpanjangan jangka waktu kredit
Yaitu upaya kreditur untuk memperpanjang jangka waktu pelunasan kredit debitur, dengan harapan bahwa dengan jangka waktu yang lebih lama,
debitur dapat memperbaiki kinerja usahanya dan mendapatkan dana yang mencukupi untuk melunasi kewajiban-kewajibannya yang jatuh tempo.
5. Penambahan fasilitas kredit Yaitu dengan pemberian fasilitas-fasilitas tambahan pada pemberian kredit
sehingga diharapkan dapat mendukung usaha debitur dalam mengatasi masalah perekonomian yang dihadapinya saat ini dan nantinya dapat
menghasilkan keuntungan yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah usaha terutama untuk membayar kredit yang dipinjamnya. Salah satu
bentuk penambahan fasilitas kredit adalah dengan memberikan tambahan dana pinjaman refinancing yang dapat digunakan debitur sebagai modal
untuk meningkatkan kinerja usahanya. Penambahan fasilitas ini diberikan dengan prosedur yang ketat dan disertai dengan agunan kredit yang kuat.
6. Pengambilalihan asset debitur sesuai dengan ketentuan yang berlaku Yaitu dengan cara mengalihkan aset-aset debitur untuk dikuasai bank.
Alternative ini sesuai dengan ketentuan Pasal 12A UU No. 10 tahun 1998, bahwa terhadap debitur yang tidak memenuhi kewajibannya, bank umum
Universitas Sumatera Utara
dapat membeli sebagian atau seluruh agunan, melalui pelelangan ataupun diluar pelelangan secara sukarela oleh pemilik agunan atau kuasanya
untuk menjual di luar lelang, dengan ketentuan pengalihan tersebut wajib segera dicairkan.
7. Konversi kredit menjadi penyertaan modal sementara pada perusahaan debitur.
Yaitu dengan menukar jumlah utang yang tertunggak menjadi penyertaan modal pada perusahaan debitur. Terhadap kreditur yang berupa bank,
penyertaan ini sifatnya hanya sementara dan wajib ditarik kembali setelah jangka waktu 5 lima tahun atau perusahaan debitur telah memperoleh
laba kumulatif. Upaya ini hanya dapat dilakukan bagi kredit yang berkualitas Kurang Lancar, atau Diragukan, atau Macet.
Dari alternatif-alternatif yang diberikan diatas, bank berdasarkan hasil kesepakatan dengan debitur diberikan kebebasan untuk memilih program
restrukturisasi kredit mana yang dianggap terbaik untuk dilakukan sesuai dengan kemampuan bank, kondisi kredit dan perusahaan debitur. Alternatif yang dipilih
dapat berupa salah satu dari ketujuh alternatif diatas, dan dapat pula merupakan kombinasi dari beberapa alternative itu.
Setiap bank yang melakukan restrukturisasi kredit wajib memuat kebijakan restrukturisasi kredit tersebut secara tertulis,
127
127
Ibid., Pasal 54 ayat 1.
yaitu berupa Pedoman Restrukturisasi Kredit yang terdapat pada Pedoman Pelaksanaan Kredit PPK. Pedoman ini berisi
Universitas Sumatera Utara
panduan mengenai prosedur dan tata cara yang diperlukan dalam melaksanakan restrukturisasi kredit di dalam masing-masing bank.
128
. Restrukturisasi kredit dilakukan oleh satuan kerja yang khususterpisah dari satuan kerja pemberian kredit
pasal 55 ayat 1 PBI No. 72PBI2005. Jadi STK yang sudah ada tinggal disesuaikan tugas dan wewenangnya dan dapat bertindak sebagai Satuan
Restrukturisasi Kredit berdasarkan peraturan ini.
129
Menurut PBI No. 72PBI2005 pasal 52 diatur mengenai pembatasan pelaksanaan restrukturisasi kredit yaitu larangan terhadap pelaksanaan program
restrukturisasi apabila restrukturisasi dilakukan hanya untuk menghindari : a. Penurunan penggolongan kualitas kredit;
b. Pembentukan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif PPAP yang lebih besar; atau
c. Penghentian pengakuan pendapatan bunga secara actual. Pada Pasal 54 ayat 1 dan 2 Ketentuan ini disebutkan bahwa direksi masing-
masing bank yang melaksanakan program restrukturisasi, wajib menuliskan kebijakan program restrukturisasi kredit yang dilakukannya dan mendapatkan persetujuan
pelaksanaannya dari komisaris atau badan pegnawas bank. Sebelum direstrukturisasi, kredit wajib dianalisis terlebih dahulu berdasarkan
prospek usaha debitur dan kemampuan membayar sesuai dengan proyeksi arus kas.
128
Ibid, Pasal 54
129
Ibid, Pasal 55 ayat 4.
Universitas Sumatera Utara
Khusus bagi kredit yang diberikan kepada pihak terkait dengan bank, analisis wajib dilakukan oleh konsultan atau tenaga ahli independen.
130
Menurut Pasal 6 SKDBI No. 31150KEPDIR Tanggal 12 November 1998, untuk menjaga objektifitas dalam melaksanakan restrukturisasi kredit, dilakukan oleh
satuan kerja yang terpisah dari satuan kerja pemberi kredit. Apabila hal tersebut tidak memungkinkan, maka pengawasan yang lebih ketat akan dilakukan sepanjang
dilakukannya tindakan restrukturisasi kredit. Hal yang penting untuk dilakukan dalam melakukan restrukturisasi kredit,
bank harus memahami bidang usaha, kondisi bisnis, dan masalah yang dihadapi oleh debitur. Ini diperlukan untuk menentukan langkah restrukturisasi yang tepat dan
mencari solusi bagi problem yang dihadapi oleh debitur. Dengan dilakukannya restrukturisasi kredit perbankan diharapkan akan terjadi
peningkatan terhadap kualitas kredit bermasalah sehingga kredit tersebut paling tidak memiliki :
131
a. Kualitas kredit menjadi kredit kurang lancar, untuk kredit yang sebelum restrukturisasi tergolong kredit diragukan atau macet.
b. Kualitas kredit tetap atau tidak terjadi penurunan kualitas akibat terjadinya kredit bermasalah, untuk kredit yang sebelum restrukturisasi tergolong
kredit dalam perhatian khusus atau kurang lancar.
130
Ibid, Pasal 56 ayat 2.
131
Ibid, pasal 57.
Universitas Sumatera Utara
c. Peningkatan kualitas kredit menjadi kredit lancar apabila pada akhirnya kredit tersebut tidak terjadi tunggakan angsuran pokok dan bunga pada
tiga kali pembayaran dan secepat-cepatnya dalam waktu tiga bulan. Kredit yang telah melakukan program restrukturisasi kredit dapat pula
kembali pada kualitas sebelum pelaksanaan restrukturisasi atau mengalami kemunduran kualitas apabila debitur melanggar persyaratan yang telah disepakati
dalam program restrukturisasi seperti pelanggaran terhadap pelunasan kredit atau syarat lain yang telah diperjanjikan.
Bank wajib melaporkan kepada Bank Indonesia seluruh Restrukturisasi Kredit yang telah dilakukan selambat-lambanya 10 sepuluh hari kerja setelah berakhirnya
bulan laporan yang bersangkutan dengan menggunakan formulir pelaporan Restrukturisasi Kredit.
132
Di samping itu, berdasarkan Pasal 68 PBI No. 72PBI2005 bagian kedelapan, Bank Indonesia berwenang untuk melakukan koreksi terhadap
penggolongan kualitas kredit, pembentukan PPAP dan pendapatan bunga yang telah diakui secara aktual, apabila :
a. Restrukturisasi kredit menurut penilaian Bank Indonesia ternyata dilakukan dengan tujuan untuk menghindari penggolongan kualitas kredit
yang lebih buruk, pembentukan PPAP yang lebih besar atau penghentian pengakuan pendapatan bunga secara aktual sebagaimana yang dimaksud
dalam Pasal 52 lima dua;
132
Ibid., Pasal 66.
Universitas Sumatera Utara
b. Restrukturisasi ini tidak didukung dokumen yang lengkap dan analisis yang memadai mengenai kemampuan membayar dan prospek usaha
debitur; c. Debitur tidak mematuhi persyaratan yang terdapat pada akad
restrukturisasi kredit; d. Restrukturisasi kredit tidak dilakukan sesuai dengan ketentuan yang diatur
dalam Surat Keputusan ini. Restrukturisasi kredit perbankan biasanya dilakukan dengan menjalankan
langkah-langkah tertentu. Tidak ada ketentuan khusus yang mengatur tentang langkah pelaksanaan restrukturisasi kredit, hal ini disebabkan karena pilihan program
restrukturisasi ada di tangan pihak kreditur dan pihak debitur berdasarkan kesepakatan bersama. Tetapi secara umum tahap-tahap ini merupakan tahapan yang
umum yang ditempuh dalam mencapai negosiasi restrukturisasi kredit :
133
1. Permohonan negosiasi utang Permohonan ini biasanya diajukan oleh debitur yang mempunyai kredit
bermasalah, untuk menghindari dilakukannya penyelesaian kredit yang dapat mengakibatkan kerugian yang lebih besar pada kedua pihak. Tahap ini dimulai
dengan pembahasan awal terhadap rencana negosiasi, kualifikasi mutu debitur dan kreditnya, serta penandatanganan letter of commitment oleh debitur mengenai
utangnya tersebut.
133
Materi Kuliah Aspek-Aspek Hukum Dalam Transaksi Keuangan, Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Oktober 1999.
Universitas Sumatera Utara
2. Penyusunan “Standstill Agreement” Setelah dilakukan negosiasi utang, akan dibuat standstill agreement, yaitu suatu
perjanjian dimana pihak debitur melakukan hal-hal yang diperjanjikan seperti membayar bunga dan angsuran tepat waktu, sementara di lain pihak kreditur
berjanji untuk tidak melakukan tindakan hukum terhadap debitur, dalam jangka waktu restrukturisasi. Dalam jangka waktu berlakunya perjanjian ini, debitur dan
kreditur diharapkan untuk mencapai kesepakatan mengenai restrukturisasi kredit. Standstill agreement ini harus ditandatangani oleh para pihak untuk menyatakan
dimulainya standstill period. 3. Analisa kondisi dan prospek usaha debitur
Merupakan analisa berupa pemeriksaan hukum legal audit dan pemeriksa keuangan financial audit untuk memprediksi sejauh mana kemampuan debitur
untuk melunasi utangnya. 4. Penyusunan due dilligent
Berupa penyusunan data dan pengumpulan informasi mengenai kondisi perusahaan secara keseluruhan dari berbagai aspek
5. Pembahasan tentang klausul-klausul baru Tahap ini dilakukan dengan mengajukan proposal mengenai rencana
restrukturisasi kredit yang akan ditempuh dan klausul-klausul dalam perjanjian yang harus diperbaharui untuk melindungi serta mendukung kelancaran restrukturisasi
kredit, misalnya mengenai perubahan struktur pinjaman, jangka waktu, jadwal pengembalian, suku bunga dan jaminan serta pembahasan mengenai klausul-klausul
Universitas Sumatera Utara
baru new convenants misalnya dalam hal pemberian pinjaman tambahan kredit refinancing.
Pada prinsipnya klausul perjanjian baru bersifat lebih ketat dan mengikat, serta memberikan kreditur keleluasaan untuk melakukan campur tangan dalam
mengawasi kinerja finansial dan operasional dalam usaha debitur, yang antara lain adalah :
a. Debitur diwajibkan menjalani audit atas arus dan kas cashflow secara berkala yang dilakukan oleh auditor independen yang ditunjukdisetujui oleh kreditur.
b. Debitur wajib mengalihkan seluruhsebagian arus dananya ke dalam suatu “escrow account” yaitu rekening untuk menampung hasil proyekusaha debitur
dan hasil tersebut dapat dipotong untuk membayar utang debitur. Hal ini menyebabkan pihak kreditur mempunyai kontrol yang besar terhadap pemasukan
dan pengeluaran debitur. c. Larangan kepada debitur untuk membelanjakan dana diatas jumlah tertentu.
d. Kreditur berhak melakukan pengawasan atas operasional usaha debitur
6. Pembentukan perjanjian baru Perjanjian baru akan lahir setelah semua tahapan di atas dilakukan dimana semua
hal yang penting dan perlu diatur demi kelancaran dan untuk melindungi pelunasan kredit melalui restrukturisasi kredit disepakati para pihak. Perjanjian ini
dinamakan “First Amandement To The Facility” yaitu perjanjian yang berisi
Universitas Sumatera Utara
perubahan amandemen pertama dari perjanjian semula atau “Restructuring Agreement” atau perjanjian restrukturisasi kredit.
7. Pelaksanaan restrukturisasi kredit perbankan Tahap akhir yang merupakan pelaksanaan restrukturisasi kredit yang dilakukan
berdasarkan hasil kesepakatan para pihak yang telah dituangkan dalam perjanjian yang telah dibuat oleh pihak debitur dan kreditur.
Dengan kebijakan perbankan ini, penggolongan kualitas setelah dilakukan restrukturisasi, dapat ditetapkan sebagai berikut :
134
a. Setinggi-tingginya kurang lancar untuk kredit yang sebelum dilakukan restrukturisasi, tergolong diragukan atau macet.
b. Kualitas berubah untuk kredit yang sebelum dilakukan restrukturisasi tergolong pada kategori lancar, dalam perhatian khusus atau kurang lancar.
Kualitas kredit yang telah diubah tersebut selanjutnya dapat berubah menjadi : a. Lancar, apabila tidak terjadi tunggakan angsuran pokok dan bunga selama tiga
kali pembayaran dan secepat-cepatnya dalam waktu tiga bulan. b. Kualitas kredit sebelum dilakukan restrukturisasi atau yang sebenarnya apabila
lebih buruk, jika debitur tidak dapat memenuhi kriteria dalam huruf a danatau syarat-syarat dalam perjanjian Restrukturisasi Kredit.
135
134
Ibid., Pasal 57 ayat 1 dan 2.
135
Ibid., pasal 10
Universitas Sumatera Utara
Dalam melakukan restrukturisasi kredit, bank harus menganalisis kredit yang akan direstrukturisasi untuk itu diperlukan dokumentasi dan informasi yang
mendukung yang sekurang-kurangnya memuat hal-hal : 1. Evaluasi terhadap permasalah debitur, meliputi :
a. Penjelasan rinci mengenai penyebab terjadinya tunggakan pokok danatau bunga yang didasarkan atas laporan keuangan, arus kas, proyeksi keuangan,
kondisi pasar serta faktor lain yang berkaitan dengan usaha debitur. b. Perkiraan pengembalian seluruh pokok dan bunga kredit berdasarkan pada
akad kredit sebelum dan sesudah restrukturisasi kredit. Perkiraan tersebut hendaknya didasarkan pada rasio keuangan yang mencerminkan kondisi
keuangan dan kemampuan debitur untuk membayar kembali pinjamannya. c. Peninjauan efisiensi manajemen debitur untuk menentukan diperlukannya
restrukturisasi organisasi perusahaan debitur. Jika diperlukan dapat digunakan bantuan tenaga ahli dari luar untuk melakukan restrukturisasi organisasi
tersebut. 2. Kriteria kredit yang akan direstrukturisasi sesuai dengan kebijakan yang telah
ditetapkan oleh bank. 3. Pendekatan dan asumsi yang digunakan dalam menetapkan proyeksi arus kas
debitur, serta dalam memperhitungkan nilai tunai persent value dari angsuran pokok dan bunga yang akan diterima.
4. Analisis, kesimpulan dan rekomendasi dalam melakukan penyesuaian persyaratan kredit. Penyesuaian ini dilakukan dengan mempertimbangkan siklus usaha dan
Universitas Sumatera Utara
kemampuan membayar debitur sehingga debitur dapat memenuhi kewajiban pembayaran.
5. Tujuan dan penggunaan tambahan kredit, yang tidak diperkenankan untuk melunasi tunggakan pokok dan atau bunga.
6. Jadwal pembayaran kembali yang telah direvisi yang mencerminkan persyaratan yang telah disesuaikan dengan kemampuan membayar debitur.
7. Rincian yang terkait dengan persyaratan kredit, termasuk kesepakatan keuangan dalam akad kredit.
8. Rincian kelengkapan dokumen yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan restrukturisasi kredit.
9. Persyaratan bahwa akad kredit dan dokumen lainnya yang berkaitan dengan pelaksanaan restrukturisasi kredit harus memiliki kekuatan hukum.
Dalam rangka melaksanakan upaya penyelesaian kredit bermasalah atau restrukturisasi kredit, bank wajib membentuk Penyisihan Penghapusan Aktiva
Produktif PPAP
136
136
Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif PPAP adalah cadangan yang harus dibentuk sebesar persentase tertentu dan nominal berdasarkan Penggolongan Kualitas Aktiva Produktif
sebagaimana ditetapkan Peraturan Bank Indonesia tentang Penilaian Kualitas Bank Umum No. 72PBI2005.
terhadap kredit yang direstrukturisasi, berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum No. 72PBI2005.
Cadangan dibentuk tersebut berupa cadangan umum dan cadangan khusus.
Universitas Sumatera Utara
Cadangan umum ditetapkan sekurang-kurangnya 1 dari Aktiva Produktif
137
yang digolongkan lancar. Sedangkan cadangan khusus ditetapkan sekurangnya sebesar :
138
a. 5 lima persen dari Aktiva Produktif yang digolongkan dalam perhatian khusus.
b. 15 lima belas persen dari Aktiva Produktif yang digolongkan kurang lancar setelah dikurangi nilai agunan.
c. 50 lima puluh persen dari Aktiva Produktif yang digolongkan diragukan setelah dikurangi nilai agunan.
d. 100 seratus persen dari Aktiva Produktif yang digolongkan macet setelah dikurangi nilai agunan.
C. Penyelesaian Kredit Macet Melalui Litigasi