Pembatasan Masalah Metode Penulisan Pengertian Kepariwisataan

1. Untuk memenuhi persyaratan atau sebagai tugas akhir dalam menyelesaikan pendidikan pada Program Pendidikan Diploma III Jurusan Pariwisata Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara. 2. Untuk menerapkan pengetahuan yang telah penulis peroleh selama mengikuti studi di bangku kuliah. 3. Memaparkan secara singkat kehidupan masyarakat yang tinggal di Babussalam. 4. Sebagai salah satu tajuk yang dapat dipertimbangkan demi pelestarian asset budaya bangsa.

1.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan alasan pemilihan judul dan masih terbatasnya kemampuan, penulis mencoba untuk memberikan batasan terhadap permasalahan yang dalam kertas karya ini. Dalam penulisan kertas karya ini, penulis memaparkan aspek mengenai daya tarik wisata rohani di Babussalam, uraian-uraian sepintas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan teori kepariwisataan serta usaha kepariwisaan yang telah ada. Penulis membatasi masalah dengan tujuan agar tidak terjadi kesulitan dan penyimpangan dalam mengerjakan kertas karya ini.

1.4 Metode Penulisan

Metode penulisan adalah suatu cara yang digunakan untuk proses pengumpulan fakta bagi penerapan konsep atau metologi ilmiah untuk mencapai kebenaran. Selama penulisan kertas karya ini, penulis mengumpulkan data dan informasi yang dibutuhkan dengan menggunakan dua metode, antara lain : 1. Penelitian Kepustakaan Library Research Universitas Sumatera Utara Mendapatkan data dan informasi melalui bahan-bahan pustaka yang dapat memperjelas tulisan, seperti buku, majalah, koran dan diktat yang berhubungan dengan penjabaran isi kertas karya. 2. Penelitian Lapangan Field Research Merupakan suatu cara pengumpulan data dengan penelitian langsung ke lapangan untuk mendapatkan data-data yang diperlukan bagi kebutuhan penulisan kertas karya, dengan melakukan wawancara dengan instansi terkait serta mengadakan observasi. 3. Sumber Teknologi Internet untuk memperoleh informasi yang lebih luas berkaitan dengan bahasan kertas karya.

1.5 Sistematika Penulisan

Untuk memperoleh pemahaman kertas karya ini, penulis membagi-bagi pembahasannya dalam lima bab dan masing-masing dibagi dalam beberapa sub yang diuraikan secara teratur dan sistematis sebagai berikut:

BAB I Merupakan bab pendahuluan, menguraikan pembatasan masalah, tujuan penulisan,

metode penulisan dan sistematika penulisan.

BAB II Bab ini menguraikan tentang pengertian kepariwisataan, motif perjalanan wisata,

pengertian kebudayaan, pariwisata budaya, objek dan daya tarik wisata.

BAB III Bab ini menguraikan tentang gambaran umum Kabupaten Langkat, sistem sosial budaya

masyarakat dan sistem perekonomian.

BAB IV Bab ini menguraikan tentang awal mula berdirinya Babussalam, aktivitas wisatawan

selama berada di Babussalam, upaya pelestarian yang dilakukan pihak pengelola Babussalam serta kendala-kendala yang dihadapi. Universitas Sumatera Utara

BAB V Penutup.

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN Universitas Sumatera Utara BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN DAN KEBUDAYAAN

2.1 Pengertian Kepariwisataan

Setelah Indonesia merdeka tidak ada usaha yang explisit dari pemerintah untuk mengembangkan pariwisata, inisiatif itu datangnya dari pihak swasta. Dengan mengadakan musyawarah di Tugu Bogor, dan membentuk sebuah badan pariwisata swasta: Dewan Tourisme Indonesia pada tanggal 14 Januari 1957 dipimpin oleh Sultan Hamengkubuwono IX. Tujuannya adalah untuk mengembangkan pariwisata seluas-luasnya atas dasar nonkomersial. Di Indonesia sendiri kata pariwisata dikenal setelah diselenggarakannya MUNAS Pariwisata II DI Tretes Jawa Timur pada tanggal 12 sc 14 Juni 1958 untuk menggantikan kata tourisme menjadi pariwisata. Kata Pariwisata pertama kali dicetuskan oleh Prof. Priyono Alm yang kemudian disahkan oleh Presiden Soekarno, atas dasar itu pula istilah Dewan Tourisme Indonesia dirubah menjadi Dewan Pariwisata Indonesia DEPARI, dan orang yang berjasa mempopulerkan kata pariwisata adalah Jenderal G.P.H Djatikusumo yang pada waktu itu menjabat sebagai menteri perhubungan darat, Pos, Telekomunikasi dan Pariwisata. Pada tahun 1960 beliau menunjuk Dewan Pariwisata Indonesia DEPARI sebagai satu-satunya penanggung jawab dalam menyelenggarakan segala jenis kegiatan kepariwisaan. Bersama-sama dengan bagian kementrian perhubungan ditetapkan sebagai Biro Executive untuk melaksanakan kebijaksanaan pemerintah di bidang kepariwisataan. Menurut pengertian secara etymologi kata pariwisata diidentikkan dengan kata travel dalam bahasa inggis yang dapat diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan berkali-kali dari suatu tempat ke tempat lain. Atas dasar itu dengan melihat situasi dan kondisi saat ini pariwisata dapat diartikan sebagai suatu perjalanan terencana yang dilakukan secara individu atau berkelompok dari suatu tempat ke Universitas Sumatera Utara tempat lain dengan tujuan dan motif untuk mendapatkan kepuasan dan kesenangan. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas dapat dilihat pada penjabaran kata-kata berikut:  Wisata : Perjalanan, dalam bahasa Inggris dapat disamakan dengan kata travel.  Wisatawan : Orang yang melakukan perjalanan, dalam bahasa Inggris dapat disebut dengan istilah travelers .  Pariwisata : Perjalanan yang dilakukan dari suatu tempat ke tempat lain, dalam bahasa Inggris disebut dengan tour .  Kepariwisataan : Hal-hal yang berhubungan dengan pariwisata dan dalam bahasa Inggris disebut dengan tourism . Beberapa definisi pariwisata menurut para ahli: E. Guyer Freuler merumuskan pengertian pariwisata dengan memberikan batasan pariwisata sebagai berikut: Pariwisata dalam arti modern adalah merupakan fenomena dari zaman sekarang yang didasarkan atas kebutuhan akan kesehatan dan pergantian hawa, penilaian yang sadar dan menumbuhkan cinta terhadap keindahan alam dan pada khususnya disebabkan oleh bertambahnya pergaulan berbagai bangsa dan kelas masyarakat sebagai hasil daripada perkembangan perniagaan, industri, perdagangan, serta penyempurnaan daripada alat-alat pengangkutan. Yoeti, 1996:115. Prof. Salah Wahab bangsa Mesir, dalam bukunya yang berjudul An In Introduction on Tourism Theory mengemukakan bahwa pariwisata itu adalah suatu aktivitas manusia yang mendapat pelayanan secara bergantian diantara orang-orang dalam suatu Negara itu sendiri atau diluar negeri, meliputi pendiaman orang lain di daerah lain daerah tertentu, suatu negara atau benua untuk sementara waktu dalam mencari kepuasan yang beraneka ragam dan berbeda dengan apa yang dialaminya dimana ia memperoleh pekerjaan tetap. Yoeti,1996:116 Universitas Sumatera Utara Prof. Hunziger dan Krapf dari Swiss pada tahun 1942 memberikan batasan pariwisata yang lebih bersifat teknis, bahwa kepariwisataan adalah keseluruhan jaringan dan gejala-gejala yang berkaitan dengan tinggalnya orang asing di suatu tempat, dengan syarat bahwa mereka tidak lagi di tempat itu untuk melakukan pekerjaan yang penting yang memberi keuntungan yang bersifat permanent maupun sementara. Anatomi Pariwisata,1996:116 Batasan yang tertera dalam definisi ini diterima secara official oleh The Association International des Experts Scientifique du Tourisme AIEST yang berlaku hingga saat ini. Ketetapan MPRS No. 1 Tahun 1960, Kepariwisataan dalam dunia modern pada hakikatnya adalah suatu cara untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam memberi liburan rohani dan jasmani setelah beberapa waktu bekerja serta mempunyai modal untuk melihat-lihat daerah lain pariwisata dalam negeri atau negara lain pariwisata luar negeri. Satu hal sangat menonjol dalam batasan-batasan yang dikemukakan diatas ialah bahwa pada pokoknya, apa yang menjadi cirri dari perjalanan pariwisata itu adalah sama, namun cara mengungkapkannya saja yang berbeda.

2.2 Motif Perjalanan Wisata