Motif Perjalanan Wisata Objek dan Daya Tarik Wisata

Prof. Hunziger dan Krapf dari Swiss pada tahun 1942 memberikan batasan pariwisata yang lebih bersifat teknis, bahwa kepariwisataan adalah keseluruhan jaringan dan gejala-gejala yang berkaitan dengan tinggalnya orang asing di suatu tempat, dengan syarat bahwa mereka tidak lagi di tempat itu untuk melakukan pekerjaan yang penting yang memberi keuntungan yang bersifat permanent maupun sementara. Anatomi Pariwisata,1996:116 Batasan yang tertera dalam definisi ini diterima secara official oleh The Association International des Experts Scientifique du Tourisme AIEST yang berlaku hingga saat ini. Ketetapan MPRS No. 1 Tahun 1960, Kepariwisataan dalam dunia modern pada hakikatnya adalah suatu cara untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam memberi liburan rohani dan jasmani setelah beberapa waktu bekerja serta mempunyai modal untuk melihat-lihat daerah lain pariwisata dalam negeri atau negara lain pariwisata luar negeri. Satu hal sangat menonjol dalam batasan-batasan yang dikemukakan diatas ialah bahwa pada pokoknya, apa yang menjadi cirri dari perjalanan pariwisata itu adalah sama, namun cara mengungkapkannya saja yang berbeda.

2.2 Motif Perjalanan Wisata

Pada hakikatnya motif orang untuk mengadakan perjalanan wisata itu tidak terbatas dan tidak dapat dibatasi, suatu perjalanan dapat dianggap sebagai suatu perjalanan wisata apabila memenuhi beberapa persyaratan, yaitu: - Perjalanan itu dilakukan lebih dari 24 jam - Bersifat sementara waktu - Tidak bekerja yang sifatnya menghasilkan upah atau bayaran Menurut Robert W. Mc. Intosh yang menjadi dasar motivasi manusia melakukan perjalanan wisata terbagi dalam empat kategori, yaitu: Universitas Sumatera Utara 1. Motif Fisik Physical Motivation yaitu, motif-motif yang berhubungan dengan kebutuhan badaniah, misalnya kebutuhan untuk beristirahat, olahraga, kesehatan dan sebagainya. 2. Motif Budaya Cultural Motivation yaitu, motif yang didasarkan atas faktor budaya. Wisatawan dengan motif budaya selalu datang ke tempat tujuan wisata untuk mempelajari atausekedar untuk mengenal atau memahami tata cara, kebudayaan bangsa atau daerah lain: kebiasaannya, kehidupan sehari-hari, kebudayaan yang berupa musik, tari, tata bangunan dan sebagainya. 3. Motif Interpersonal Interpersonal Motivation yaitu, motif yang timbul dari dalam diri manusia itu sendiri karena adanya hasrat atau keinginan untuk bertemu dengan orang lain, keluarga, teman, sahabat, atau berkenalan dengan dengan orang-orang tertentu atau hanya sekedar ingin berjumpa dengan tokoh-tokoh terkenal: penyanyi, bintang film, tokoh politik, dan sebagainya. 4. Motif Status atau Motif Prestise Statuse and Prestise Motivation yaitu, motif yang timbul karena adanya kebutuhan ego dan keinginan untuk mengembangkan diri agar dianggap lebih tinggi dari orang lain.

2.3 Objek dan Daya Tarik Wisata

Dalam kepariwisataan Indonesia terdapat perbedaan antara objek wisata dan dan daya tarik wisata. Pengertian objek wisata lebih banyak menggunakan istilah tourism attraction yaitu: segala sesuatu yang menjadi daya tarik wisata, sehingga objek wisata dapat diartikan sebagai tempat yang menjadi sasaran perjalanan wisata karena adanya daya tarik yang ditampilkan oleh daerah tersebut. Atraksi wisata sendiri dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang harus dipersiapkan terlebih dahulu agar dapat dinikamati dan dilihat, dan yang termasuk didalamnya adalah acara-acara ritual atau acara adat, kesenian tradisional, tari-tarian dan sebagainya. Universitas Sumatera Utara Dari pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa objek dan daya tarik wisata merupakan unsur-unsur lingkungan hidup yang terdiri dari sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya buatan yang dapat dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai daya tarik untuk menjadi sasaran wisata. Menurut Marioti Yoeti, 1996:172, ada tiga hal yang menjadi daya tarik orang untuk mengunjungi suatu daerah wisata adalah: 1. Hasil ciptaan manusia man made supply, berupa benja-benda bersejarah, kebudayaan dan keagamaan. 2. Benda-benda yang tersedia di alam semesta natural amentities, misalnya flora dan fauna, hutan belukar dan lain-lain. 3. Tata cara hidup masyarakat the way of life, misalnya: upacara pembakaran mayat di Bali ngaben, upacara sekaten di Jogjakarta. UU No. 91990 memberikan rumusan tentang ruang lingkup objek dan daya tarik wisata, yaitu:  Objek dan daya tarik wisata ciptaan Tuhan Objek dan daya tarik ciptaan Tuhan ini merupakan suatu kawasan yang berisi flora dan fauna yang dikuasai dan dikelola untuk dijadikan suatu tempat kegiatan wisata. Objek dan daya tarik wisata ini dapat dibagi atas 3 kelompok, yaitu: 1. Objek kawasan hutan, pertanian, perkebunan, dan peternakan. 2. Objek wisata laut, pantai, gunung dan sebagainya. 3. Objek wisata lembah, gua, gunung dan sebagainya  Objek dan daya tarik wisata hasil karya manusia Universitas Sumatera Utara Objek dan daya tarik wisata hasil karya manusia dapat berwujud peninggalan purbakala, sejarah seni budaya, wisata agro, wisata tirta, wisata buru dan lain-lain. Jenis-jenis objek dan daya tarik wisata yang berupa hasil karya manusia dengan budayanya adalah sebagai berikut: 1. Peninggalan sejarah dan kepurbakalaan 2. Aneka ragam budaya seperti : adat istiadat, upacara keagamaan, perkawinan dan lain- lain. 3. Hasil kerajinan tangan dan karya arsitektur. Untuk meningkatkan potensi dan daya tarik wisata di suatu daerah perlu ada usaha-usaha pengembangan dan pembangunan objek dan daya tarik wisata yang sudah ada maupun yang menciptakan objek dan daya tarik wisata. Dan untuk memotivasi wisatawan suatu daerah tujuan wisata harus memiliki dan memenuhi tiga syarat utama, yaitu: a. Something to do, yaitu ada sesuatu yang dapat dilakukan. b. Something to see, yaitu ada sesuatu yang dapat dilihat. c. Something to buy, yaitu ada sesuatu yang dapat dibeli.

2.4 Pengertian Kebudayaan