BAB IV FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT DALAM PENDAFTARAN
PATEN SEDERHANA ATAS INVENSI DI BIDANG TEKNOLOGI ALAT-ALAT PERTANIAN DI KOTA MEDAN
A. Faktor Penghambat Pendaftaran Paten Sederhana
Menurut hasil penelitian dilapangan terhadap informan dan narasumber yang secara langsung diwawancarai, yaitu Kepala Bidang
Pelayanan Hukum, Kantor Wilayah Departemen Hukum dan HAM, Propinsi Sumatera Utara, Juraini Sulaiman, Kepala Bidang Pemberdayaan
Koperasi, Dinas Koperasi Kota Medan Andi Rahmad, Kepala Seksi Industri, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota
Medan, Ir. Manombang Hutapea dan para pelaku usahainventor di bidang
teknologi alat-alat pertanian yang menjadi sampel penelitian, maka dapat diidentifikasikan faktor-faktor penghambat pendaftaran paten sederhana di
Kota Medan, substansi permasalahannya di bagi atas 2 dua bagian sebagai berikut di bawah ini :
1. Hambatan Ekstern, meliputi : a. Pengetahuan dan kesadaran hukum inventorpengusaha tentang
Undang- undang Paten masih minim. Hasil penelitian diketahui bahwa pengetahuan para pengusaha
atau inventor paten khususnya paten sederhana di Kota Medan tentang
Universitas Sumatera Utara
Undang-undang Paten Tahun 2001 masih sangat minim. Kondisi ini mengakibatkan minimnya kesadaran hukum inventor yang dengan
sendirinya menyebabkan inventor tidak melaksanakan dan tidak mengindahkan ketentuan sebagaimana yang dikehendaki oleh UU
Paten Tahun 2001. Padahal ketentuan pendaftaran yang diatur dalam UU Paten merupakan keuntungan bagi inventor atas hasil invensinya
tersebut. Mengenai hal ini Juraini Sulaiman membenarkan bahwa
rendahnya minat para inventor untuk mendaftarkan invensinya adalah akibat belum sepenuhnya memahami akan pentingnya pendaftaran
suatu invensi. Di samping itu, sebagian dari pengusaha industri tersebut hanya memproduksi peralatan atau pengembangan peralatan
yang sebenarnya telah lebih dahulu di produksi oleh pihak lain sehingga dianggap telah menjadi milik umum dan dapat diproduksi
oleh siapa saja.
98
Dalam hal ini karena usaha yang masih berskala kecil yang sama kali tidak mengetahui bahwa yang telah diusahakan tersebut
termasuk invensi yang mengandung unsur paten sederhana apalagi untuk melakukan pendaftaran. Bagi inventor yang terpenting adalah
98
Wawancara dengan Juraini Sulaiman, Kepala Bidang Pelayanan Hukum, Kantor Wilayah Departemen Hukum dan HAM, Propinsi Sumatera Utara, tanggal 1 Juli 2009.
Universitas Sumatera Utara
mengejar target produksi guna meningkatkan penjualan dan menutupi biaya operasional usaha agar dapat memberikan pendapatan untuk
biaya hidup. Sedangkan mengenai perlindungan invensinya tidak menjadi perhatian karena tidak mengetahui prosedurnya dengan
jelas.
9 9
Hal tersebut juga dibenarkan oleh pengusaha industri lainnya yang juga bergerak dalam bidang produksi alat pengolah hasil
pertanian sawit, yang mengatakan bahwa mereka tidak mendaftarkan hasil inivensi yang diproduksinya tersebut adalah karena sebenarnya
produk yang dibuatnya atau yang dirangkainya sebagai suatu alat pengolah hasil pertanian sudah lama ada dalam masyarakat. Mereka
hanya memperbaharuinya saja agar lebih bermanfaat. Selain itu, ada sebagian alat yang diproduksi tersebut merupakan hasil meniru produk
orang lain dengan mengubah bagian-bagian tertentu. Jadi dalam hal ini dari pada mengeluarkan biaya dan waktu yang banyak apabila mereka
mendaftar, sedangkan kemungkinan untuk diterima pendaftaran relatif
99
Wawancara dengan M. Kamil, Pengusaha Pandai Besi Berkah, Jl. B. Katamso Gg. Kesatria Medan, tanggal 18 Juli 2009.
Universitas Sumatera Utara
kec d
getahuan dan kesadaran hukum inv nt
salah satu jalan yang tepat selain akan membantu inventor paten sederhana juga menjadi salah satu bentuk
b. Kurang komunikasi dan penyuluhan antara instansi terkait dengan il an dapat saja ditolak dengan alasan alat yang dibuatnya tersebut
telah diterlebih dahulu didaftarkan oleh orang lain di daerah lainnya.
100
Hal ini membuktikan bahwa pen e or tentang UU Paten Tahun 2001 masih sangat minim khususnya
pengusaha yang masih berskala kecil. Pendapat seperti tersebut diatas memang ada benarnya, tetapi
apabila menunggu perusahaan untuk lebih maju, nantinya paten sederhana tersebut akan lebih dahulu didaftarkan oleh pihak lain
sehingga akan merugikan bagi inventor yang pertama. Oleh karena itu, keterlibatan pemerintah dengan pengadaan subsidi bagi inventor paten
sederhana merupakan
sosialisasi yang efektif.
inventor paten sederhana. Dalam praktek diketahui bahwa seringkali terjadi salah
pengertian antara pihak inventor paten khususnya paten sederhana dengan aparat yang berwenang mengenai paten sederhana. Kondisi ini
terlihat dari adanya anggapan yang enggan berhubungan dengan
00
Wawancara dengan Lim Kheng Joe, Pengusaha Tepat Teknik, Jl. KL. Yos Sudarso No. 188
1
Medan, tanggal 18 Juli 2009.
Universitas Sumatera Utara
instansi pemerintah karena nantinya akan berhadapan dengan berbagai birokrasi yang menyulitkan inventor itu sendiri. Hal ini merupakan
bukti kurangnya komunikasi dan penyuluhan kepada inventor paten sederhana khususnya dan pemegang hak kakayaan intelektual pada
umumnya yang dilakukan oleh instansi tersebut. Padahal tidak sel
a
asa lalu yang masih kaku dan pihak yan
it dengan am nya terjadi demikian karena bagi pemohon pendaftaran paten
sederhana dan hak milik intelektual lainnya telah diupayakan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat.
Pihak aparat jarang memberikan informasi mengenai hal yang berhubungan dengan dikeluarkannya ketentuan yang baru, baik tentang
paten sederhana maupun hal lainnya tentang dunia usaha. Keadaan ini terjadi akibat bentuk pelayanan m
g mengajukan permohonan pendaftaran beranggapan apabila berurusan dengan aparat pemerintahan akan menghadapi birokrasi
yang berbelit-belit
101
Dengan demikian, dapat diketahui bahwa salah satu penyebab pengusaha tidak melaksanakan pendaftaran paten sederhana adalah
kurangnya komunikasi dan penyuluhan antara instansi terka
101
Wawancara dengan Supandi Tanoto, Pengusaha CV. Jaya Baru Engineering, Jl. Ampera No. 12 Medan, tanggal 18 Juli 2009.
Universitas Sumatera Utara
inventor paten sederhana yang mengakibatkan seringnya terjadi salah
berwenang dalam pelaksanaan pendaftaran paten sederhana.
c.
hal terjadinya pelanggaran terhadap pat
yang lama, hanya saja dalam proses pendaftarannya memang pengertian dan kecurigaan terhadap aparat dan instansi yang
Kurangnya kepercayaan dari inventor kepada aparat penegak hukum. Kurangnya kepercayaan dari pengusaha
kepada aparat
penegak hukum dalam melaksanakan tugasnya juga merupakan penyebab lain tidak dilakukannya pendaftaran paten sederhana oleh
inventornya, karena kurang berjalannya ketentuan yang mengatur tentang paten sederhana tersebut. Hal ini terlihat dari anggapan
inventor bahwa dalam mengurus pendaftaran paten sederhan yang telah dimilikidicapainya, itu harus mengeluarkan biaya, di samping
mendapatkan perlakuan birokrasi yang berbelit-belit dan memakan waktu yang lama. Juga dalam
en maupun paten sederhana, ketentuan dan penjatuhan sanksi yang telah ditentukan UU Paten belum dapat dijalankan sesuai dengan
Undang-undang yang berlaku. Menanggapi hal tersebut, Juraini Sulaiman mengatakan
sebenarnya pendaftaran paten sederhana tidak membutuhkan waktu
Universitas Sumatera Utara
dibutuhkan waktu dan biaya sesuai dengan ketentuan UU Paten, pendapat yang dikemukakan oleh inventor paten sederhana tersebut
bisa jadi karena trauma aparat pemerintahan dan berbagai birokrasi yang terjadi dalam pemerintahan selama ini.
102
2. ri dalam
Departemen Hukum dan HAM, Dir
a.
paten termasuk paten sederhana ters bu
u.
k paten dan 3 bulan ntuk paten sederhana
Hambatan Intern dalam hal ini hambatan yang berasal da instansi pemerintah itu sendiri, yaitu
ektorat Jenderal HKI, Direktorat Paten, yang meliputi Proses
Pengurusan yang terlalu lama. Di
dalam UU
Paten Tahun 2001 proses pengurusan pendaftaran
paten dan paten sederhana memenuhi jangka waktu yang telah ditetapkan sesuai tahapannya masing-masing. Dalam keadaan normal,
dimana permohonan pendaftaran e
t memiliki persyaratan yang lengkap sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlak
Hal ini sesuai dengan ketentuan pendaftaran paten yang harus memenuhi tahapan antara lain :
Pengumuman permoho 1
nan, 18 bulan untuk paten setelah tanggal penerimaan dan 3 bulan untuk paten sederhana
2 Jangka waktu mengajukan keberatan oleh pihak lain yang
dilakukan 6 bulan setelah diumumkan untu u
102
Wawancara dengan Juraini Sulaiman, Op. Cit.
Universitas Sumatera Utara
3 tanggal penerimaan permohonan pemeriksaan subtantif untuk
yang diangkat dan diberhentikan sebagai pej
n bahwa untuk me
an yanga berlaku. Kondisi ini tentunya dapat me ad
Pemeriksaan substantif yang dilakukan 36 bulan terhitung sejak paten dan 24 bulan untuk paten sederhana.
Keseluruhan proses pengumuman dan pemeriksaan tersebut dilakukan oleh pejabat
abat fungsional oleh Menteri Hukum dan HAM berdasarkan syarat dan kualifikasi tertentu.
Dari ketentuan tersebut jelas menunjukka mperoleh suatu permohonan paten diterima lebih dari 3 tahun
sedangkan untuk paten sederhana lebih dari 2 tahun. Akan tatapi, dalam kenyataannya di lapangan, jangka waktu
yang dibutuhkan dalam pengurusan pendaftaran dapat lebih lama lagi dari jangka waktu sebagaimana yang ditetapkan dalam peraturan
perundang-undang nj
ikan inventor enggan untuk melakukan pendaftaran paten dan paten sederhana.
Sehubungan dengan pendaftaran paten sederhana, seperti yang dikatakan oleh salah seorang inventor bidang alat-alat teknologi
pertanian yang telah mengajukan permohonan pendaftaran paten sederhananya berupa mesin pencincang pelepah dan daun kelapa sawit,
pencincang kulit coklat, dan pencincang tongkol jagung, melalui
Universitas Sumatera Utara
konsultan HKI pada tahun 2006, namun hingga saat ini belum juga selesai proses pendaftaran dimaksud. Sehingga beliau mengatakan
belum merasakan manfaatnya, merasa tidak yakin atau ragu dengan pen
I pada umumnya dan pen af
uraian yang lengkap tentang invensi yang dimintakan paten dan dapat daftaran paten sederhana tersebut, dikarenakan proses pengurusan
yang sedemikian lamanya
103
Menurut Juraini Sulaiman, lamanya jangka waktu proses
pengurusan pendaftaran paten sederhana di Kota Medan salah satu faktornya disebabkan oleh kewenangan kantor wilayah Departemen
Hukum dan HAM Sumatera Utara di dalam menyelesaikan dan memproses permohonan pendaftaran HK
d taran paten sederhana pada khususnya masih bersifat meneruskan ke Direktorat Jenderal HKI.
104
Dalam hal ini, tenaga ahli yang mengerti dibidang invensi itu tidak ada di Kanwil,
karena suatu invensi juga harus memenuhi kriteria sebagaimana yang diatur dalam UU Paten Tahun 2001, dimana
dalam pengajuan paten sederhana harus dilakukan dengan memenuhi unsur dan kriteria yang harus dimuat dalam permohonan, antara lain
103
Wawancara dengan Ir. Terip Karo-karo, MS. , Inventor, di Jl. Bunga Sedap Malam XII No. 4 Sempakata, Medan Selayang, tanggal 10 Oktober 2009.
104
Wawancara dengan Juraini Sulaiman, Op, cit.
Universitas Sumatera Utara
dimengerti oleh seorang ahli dalam bidangnya, oleh karena itu, kalaupun ada yang ingin mengajukan paten, biasanya akan diusulkan
unt
ka waktu proses untuk pendaftaran memakan waktu semakin panjang.
b. Bia a uk langsung ke DJHKI di Jakarta.
105
Di samping itu, secara nasional dan internasional jumlah pemohon pendaftaran hak kekayaan intelektual yang masuk ke
Direktorat Jenderal HKI setiap harinya cukup banyak. Kondisi ini tentunya membawa pengaruh terhadap jangka waktu pemeriksaan
substantif paten dan paten sederhana, karena data yang tersedia di Direktorat Jenderal HKI mengenai paten dan paten sederhana yang
sudah terdaftar setiap harinya tidak valid. Penyebabnya yang paling utama adalah data permohonan pendaftaran yang dilakukan di luar
negeri sering terlambat masuk ke Direktorat Jenderal HKI. Keterlambatan data yang berasal dari luar negeri tersebut
menyebabkan jang
y pengurusan yang mahal. Faktor penghambat lainnya dalam mendorong pendaftaran paten
sederhana adalah faktor biaya yang relatif mahal. Berdasarkan
105
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
ketentuan yang berlaku saat ini yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2009, tentang Tarif Atas Jenis Penerimaan
Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Departemen Kehakiman,
6 bulan dari tanggal
dan biaya yang besarnya yaitu :
106
1 Untuk permohonan paten: Rp. 575.000,-permohonan;
2 Untuk permohonan pemeriksaan subtantif paten: Rp. 2.000.000
diajukan dan dibayarkan setelah pemberitahuan pengumuman paten;
3 Untuk permohonan paten sederhana: Rp. 475.000,- terdiri dari
biaya permohonan paten sederhana Rp. 125.000 permohonan pemeriksaan subtantif Rp. 350.000,-.
Namun biaya tersebut dapat saja bertambah apabila dalam proses pendaftaran terjadi permohonan keberatan dari pihak lain
ataupun proses adminitrasi lainnya. Oleh karena biaya yang diperlukan relatif besar sebagai inventor yang merupakan pengusaha industri kecil
yang notabene memiliki modal yang kecil pula, maka biaya pengurusan pendaftaran tersebut menjadi salah satu faktor
106
Lihat Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2009 tentang Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Departemen Kehakiman, Op. Cit.
Universitas Sumatera Utara
pen ha
ran Pemerintah den
n
izin usaha yang ten n
lalu lama dan 3 tiga orang inventor menyatakan biaya pengurusan yang mahal. Untuk lebih jelasnya, dapat
dilihat pada tabel di bawah ini : g
mbat pula bagi pengusaha kecil tersebut untuk mendaftarkan invensinya.
Akan tetapi , di dalam praktek juga sering terjadi perbedaan biaya yang sangat besar yang terdapat dalam Peratu
ga kenyataan di lapangan semakin memberatkan inventor untuk mendaftarkan invensinya di Direktorat Jenderal HKI.
Mereka juga merasa malas mengurus dan mendaftarkan invensinya ke instansi terkait. Hal ini disebabkan karena mereka
menganggap akan melakukan pengurusan surat tu ya memerlukan biaya, selain mengeluarkan biaya yang secara
resmi juga biaya yang di luar ketentuan.
107
Faktor – faktor penghambat dalam pendaftaran paten sederhana seperti telah disebutkan diatas, merupakan hasil wawancara dengan
reponden, 2 dua responden menyatakan tidak tahu tentang manfaat pendaftaran paten dan kurangnya penyuluhan dan komunikasi dengan
para inventor, 1satu inventor menyatakan proses pengurusanpendaftaran yang ter
107
Wawancara dengan M. Kamil, Op, cit.
Universitas Sumatera Utara
TABEL 7 ndaftaran Paten Sederhana
No Frekw
Faktor-faktor Penghambat Pe
Faktor ensi f
Persentase 1.
2.
3. uhan, kurangnya
Proses pengurusan yang terlalu
Biaya pengurusan yang mahal. 1
3 20
60 Kurangnya pengetahuan
tentang paten sederhana, Kurangnya komunikasi dan
penyul kepercayaan dengan aparat.
1 20
lama
Jumlah 5 100
Sumber : Data Primer.
yang netral, sehingga dampak positif atau negatifnya Berdasarkan
penjelasan-penjelasan di atas dapatlah dilihat bahwa efektif tidaknya berlakunya suatu aturan hukum terletak pada
faktor-faktor yang mungkin mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut mempunyai arti
terletak pada faktor-faktor tesebut.
108
Faktor-faktor tersebut antara lain meliputi :
108
Soerjono Soekanto, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2005, hal. 7.
Universitas Sumatera Utara
1. Faktor hukumnya sendiri, yang dalam penelitian ini akan dibatasi
pada Undang-Undang Paten No. 14 Tahun 2001 tentang Paten dan
tuk
as yang mendukung penegakan hukum
5.
berkaitan, oleh karenanya itu merupakan esensi dari penegakan hukum dan juga merupakan tolok ukur
B.
h Kantor Wilayah Hukum Peraturan Pelaksanaan yang berkaitan dengan Undang-undang
Paten tersebut 2.
Faktor penegak hukum, yaitu pihak-pihak yang memben maupun menerapkan hukum
3. Faktor sarana atau fasilit
4. Faktor masyarakat, yaitu lingkungan dimana hukum tersebut
berlaku atau diterapkan Faktor kebudayaan, yakni sebagai hasil karya, cipta dan rasa yang
didasarkan pada karsa manusia di dalam pergaulan hidup. Kelima faktor tersebut saling
daripada efektivitas penegakan hukum.
Upaya-upaya yang Dilakukan Instansi Pemerintah Terkait untuk Mengatasi Hambatan dalam Pendaftaran Paten Sederhana
Dalam rangka
melakukan pembinaan dan perberdayaan terhadap para inventor, instansi pemerintahan yang memiliki tugas dan fungsi yang
berkaitan langsung dengan hal tersebut adala
Universitas Sumatera Utara
dan HAM Propinsi Sumatera Utara, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan dan Dinas Koperasi Kota Medan.
Hambatan-hambatan yang
terjadi dalam pendaftaran invensi paten
sederhana dari mulai dari tahap awal sampai dengan tahap keluarnya sertifikat paten harus dicarikan solusinya agar dapat teratasi substansi
permasalahannya. Solusi ini perlu segera dilakukan guna mendorong
tas, bahwa hambatan dalam
si adanya inventor paten sederhana yang melakukan pendaftaran, agar hasil
invensinya terlindungi. Seperti telah disebutkan di a
pelaksanaan pendaftaran paten sederhana di bagi dalam dua bagian, yaitu hambatan ekstern dan hambatan intern.
Hambatan ekstern
merupakan suatu hambatan yang datang dari
inventor paten sederhana tersebut karena kurangnya kesadaran akan manfaat pendaftaran paten sederhana tersebut. Dalam hal ini telah
dilakukan upaya untuk lebih mensosialisasikan paten dan paten sederhana dengan melakukan seminar keliling tentang arti pentingnya pendaftaran
paten dan paten sederhana untuk memperoleh perlindungan hukum yang dilaksanakan oleh instansi terkait yaitu Direktorat Jenderal HKI, yang
telah dilakukan di Medan pada 10 dan 11 Maret 2009. Dimana sosialisa
Universitas Sumatera Utara
merup
inventor secara
tama dalam akan salah satu dari beberapa kebijakan strategis yang ditetapkan oleh
Direktorat Jenderal HKI untuk menunjang pelaksanaan sistem HKI yang baik .
Dengan seringnya dilakukan penyuluhan maupun seminar tentang pendaftaran paten dan paten sederhana, maka hal tersebut lama kelamaan
akan menumbuhkan kesadaran para inventor akan arti pentingnya pendaftaran bagi perlindungan hukum suatu invensi. Hal mana juga
menjadi sarana komunikasi antara inventor dengan instansi terkait. Manfaatnya cukup besar bagi inventor paten, khususnya untuk inventor
paten sederhana yang baru mulai merintis usaha industrinya. Dalam jangka menengah dan panjang manfaat pendaftaran paten sederhana
tersebut adalah untuk melindungi hasil invensi dan hak hukum dalam hal ada pihak lain yang berusaha untuk menggunakan atau
memproduksi produk yang sama dengan hasil invensinya. Hal-hal di atas dimaksudkan untuk mendorong pengembangan
berbagai industri yang berkaitan dengan HKI temasuk paten dan paten sederhana. Hal ini dilakukan karena HKI sangat erat kaitannya dengan
pengembangan industri kreatif yang menjadi prioritas pembangunan. Pemberian hak paten juga merupakan unsur pendukung u
mengembangkan industri kreatif yang diharapkan nantinya menjadi industri penopang ekonomi negara dari dampak krisis global.
Universitas Sumatera Utara
Apabila hasil invensi tersebut telah didaftarkan ditandai dengan terbitnya sertifikat paten sederhana, maka inventor paten sederhana
vensi tersebut telah
akukan peniruan terhadap hasil invensi tersebut secara tidak sah maka akan dilakukan tindakan
tersebut dapat melakukan tuntutan kepada pihak lain yang melakukan penggunaan invensinya tanpa izin, dan hasil produk yang sama dapat
ditarik dari peredaran sesuai dengan hukum yang berlaku. Tindakan
penggunaanpemakaian hasil invensi paten sederhana
oleh pihak lain biasanya dilakukan karena hasil in memiliki reputasi yang baik di masyarakat. Reputasi yang baik dalam hal
ini adalah invensi tersebut bermanfaat dan telah diterima dengan baik di masyarakat dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi.
Oleh karena itu, banyak pihak yang ingin memperoleh keuntungan dari hasil invensi tersebut, akan berupaya meniru dan memproduksi objek
yang sama secara melawan hukum untuk memperoleh keuntungan pribadi. Dengan demikian bila invensi produk paten sederhana telah didaftarkan,
maka tidak seorangpun yang dapat menirumenggunakan hasil invensi tersebut, karena telah memperoleh perlindungan hukum dari Undang-
undang Paten Tahun 2001 dan bila ada yang mel
Universitas Sumatera Utara
hukum oleh aparat penegak hukum yang berwajib sesuai prosedur peraturan perundang-undangan yang berlaku.
109
Hambatan intern, adalah hambatan yang datang dari internal
manusiakedisiplinan pegawai instansi pemerintah terkait itu sendiri. Dalam hal ini yang paling utama
adalah Direktorat Jenderal HKI, Direktorat Paten. Hambatan internal itu meliputi, waktu pendaftaran yang relatif
lama, dan biaya pengurusan pendaftaran yang juga cukup mahal. Hambatan intern tersebut harus segera diatasi dengan cara peningkatan
sistem pengolahan data dan komputerisasi yang lebih profesional, teknologi informasi yang lebih canggih, sarana dan prasarana yang lebih
mendukung, dan peningkatan sumber daya bidang pengurusan permohonan pendaftaran paten dan paten sederhana di
Direktorat Paten, Direktorat Jenderal HKI. Bahwa terjadinya hambatan intern pada pelaksanaan pendaftaran
paten sederhana yang berasal dari instansi pemerintah yang berwenang dalam penerimaan dan pengurusan pendaftaran paten termasuk paten
sederhana tersebut tidak terlepas dari faktor penegak hukum yang seharusnya melaksanakan proses pendaftaran paten sederhana dengan baik
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, namun pada
109
Wawancara dengan Ibu Juraini Sulaiman, Op.cit.
Universitas Sumatera Utara
kenyataannya di lapangan yang terjadi adalah sistem pengolahan data dan komputerisasi yang masih kurang profesional, sistem teknologi informasi
yang kurang memadai, sarana dan prasarana yang kurang mendukung, keahlian sumber daya manusia, pegawai bidang pengurusan permohonan
pendaftaran paten khususnya paten sederhana di Direktorat Jenderal HKI yang m
m s
asih rendah dan tidak disiplin dalam melaksanakan tugasnya hingga engakibatkan timbulnya hambatan-hambatan dalam pendaftaran paten
ederhana tersebut.
110
Oleh karena itu, perlu juga diadakannya seminar-seminar, lokakarya ataupun dialog, bagi aparatur penegak hukum, yang merupakan
salah satu dari beberapa kebijakan strategis yang ditetapkan oleh DJHKI untuk menunjang pelaksanaan sistem HKI yang baik. Dimana dalam hal
penegakan hukum HKI, salah satu penyebab tingginya tingkat pelanggaran dalam bentuk pembajakan dan pemalsuan produk HKI,
adalah penegakan hukum yang lemah dan tidak tegas. Dengan diadakannya seminar dimaksud adalah bertujuan untuk meningkatkan
efektivitas pelaksanaan penegakan hukum hak kekayaan intelektual, khususnya bagi aparatur penegak hukum. Melalui kegiatan ini, kesadaran
dan pemahaman para peserta seminar mengenai sistem HKI dapat lebih
110
Wawancara dengan Ibu Juraini Sulaiman, Op.cit.
Universitas Sumatera Utara
meningkat. Selanjutnya kesadaran dan pemahaman yang benar tersebut diharapkan dapat lebih disebarluaskan ke berbagai kalangan sesuai dengan
kompetensi masing-masing peserta seminar. Hanya dengan kesadaran dan
DJHKI Departemen Hukum
n pendaftaran hasil invensinya pada Direktorat Jender
kesamaan persepsipemahaman sajalah kiranya sistem hak kekayaan intelektual dapat diterapkan secara efektif dan tindak pelanggaran HKI
dapat dicegah. Terhadap
hambatan yang
berupa lamanya proses pendaftaran, pemerintah telah mengambil kebijakan untuk mengupayakan pendaftaran
secara online. Hal ini merupakan gagasan dari dan HAM yang akan melakukan penggunaan fasilitas on line
untuk mengatasi kendala dalam pendaftaran Hak Kekayaan Intelektual termasuk dalam hal ini paten dan paten sederhana
111
Hambatan-hambatan yang terjadi dalam praktek pengurusan pendaftaran paten tersebut menimbulkan dampak negatif yaitu para
inventor sehingga menjadi enggantidak mau berhubungan dengan instansi terkait guna melaksanaka
al HKI secara langsung maupun pada Kantor Wilayah Departemen
111
Ditjen HKI, Permudah Pendaftaran, Dit jen HKI Akan Buka Sistem Online, Hukum Online.com, http:hukumonline.comdetail.asp?id=12121cl=Berita, diakses tanggal 25 Agustus
2009.
Universitas Sumatera Utara
Hukum dan HAM Propinsi Sumatera Utara sebagai perwakilan dari Direktorat Jenderal HKI.
Tindakan tersebut harus segera dilaksanakan oleh atasan yang terkait dan berwenang untuk itu, agar prosedur pengurusan pendaftaran
paten dan paten sederha
gan yang berlaku, akan memo
n komitmen pemerintah yang disamp
na dapat berjalan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku baik dari segi jangka waktu
pengurusan maupun dari segi jumlah biaya yang dikeluarkan oleh pemohon pendaftaran paten dan paten sederhana.
Kembalinya proses pengurusan pendaftaran paten ke jalur resmi yang sesuai dengan peraturan perundang-undan
tivasi inventor paten sederhana melakukan pendaftaran hasil invensinya sesuai prosedur yang berlaku, dan dalam jangka panjang akan
menimbulkan dampak positif yakni meningkatkan jumlah motivasi untuk menghasilkan hasil invensi baru di kota Medan.
Demikian pula halnya dalam hal kendala atau hambatan akibat besarnya biaya pendaftaran paten dan paten sederhana pihak DJHKI juga
telah mengambil kebijakan untuk memangkas biaya pendaftaran sebesar 50. Kebijakan tersebut merupaka
aikan oleh Menteri Perdagangan, Mari Elka Pangestu yang mengatakan bahwa kebijakan tersebut merupakan komitmen pemerintah
Universitas Sumatera Utara
kepada Usaha kecil dan Menengah UKM untuk memberikan kepastian hak atas produk yang dihasilkannya.
112
Sehubungan dengan itu, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan juga melakukan pembinaan dan bimbingan dalam pelaksanaan
kegiatan industri dan perdagangan,
113
kemudian sebagai unsur penanggung jawab dalam pembinaan perkoperasian dan usaha kecil
menengah Kota Medan, Dinas Koperasi Kota Medan juga berfungsi dalam
melaku
-dinas tersebut merupakan instansi pemerintah yang cukup erat kaitannya dengan pemberdayaan dan
pembinaan para inventor baik perorangan maupun di industri kecil dan menengah di Kota Medan, disebabkan memiliki tugas dan fungsi yang
saling mendukung dan mengisi. kan penyuluhan kepada para inventor, serta mengembangkan dan
mendorong timbulnya berbagai invensi baru, dimana inventor merupakan bagian dari pengusaha kecil dan menengah yang dengan sendirinya
merupakan objek binaan Dinas Koperasi.
114
Pada prinsipnya dinas
112
Ditjen HKI, Biaya Pendaftaran dipangkas 50 Persen, kominfo newsroom badan informasi publik. http:www.bipnewsroom.info , diakses tanggal 25 Agustus 2009.
113
Wawancara dengan Ir. Manombang Hutapea, Kasi. Industri, Dinas Perindsutrian dan Perdagangan Kota Medan, tanggal 24 Juli 2009.
114
Wawancara dengan Andi Rahmad, Kabid. Pemberdayaan Koperasi, Dinas Koperasi Kota Medan, tanggal 14 Juli 2009.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN