Paten Sebagai Benda Immateril dan Bagian Hak Kekayaan Industri

BAB II KRITERIA INVENSI PATEN SEDERHANA

DI BIDANG TEKNOLOGI ALAT-ALAT PERTANIAN

A. Paten Sebagai Benda Immateril dan Bagian Hak Kekayaan Industri

Dalam memahami lingkup Hak Kekayaan Intelektual, perlu diketahui bahwa HKI merupakan bagian dari benda, yaitu benda tidak berwujud immateril. Dalam arti hukum yang dimaksud dengan benda adalah segala sesuatu yang menjadi objek hak. Semua benda dapat diperjualbelikan, dapat diwariskan dan dapat beralih dan dialihkan kepada pihak lain. Dalam KUH Perdata yang menempatkan HKI dalam sistem hukum benda yang diatur dalam Buku II KUH Perdata. Dalam Pasal 499 KUH Perdata dijelaskan bahwa “barang adalah tiap benda dan tiap hak yang dapat menjadi objek hak milik”. HKI merupakan hak yang lahir dari kemampuan intelektual manusia. Kemampuan intelektual tersebut hasil kerja otak manusia yang merupakan benda immateril. Hal tersebut sejalan dengan penggolongan benda yang diatur dalam Pasal 503 KUH Perdata yang menghasilkan kelompok barang yang bertubuh berwujud dan barang yang tidak bertubuh tidak berwujud. HKI dapat menjadi objek hak benda yang merupakan hak absolut atas suatu benda berwujud, sedangkan HKI sendiri merupakan hak absolut 27 Universitas Sumatera Utara atas benda tidak berwujud. Oleh karena itu, yang dilindungi dalam lingkup HKI adalah hak dari daya cipta seseorang yang berupa benda tidak berwujud immateril, sedangkan jelmaan dari daya cipta tersebut berupa benda berwujud yang dilindungi oleh hukum benda dalam katagori benda terwujud materil. 31 HKI dikelompokkan dalam beberapa bagian yaitu : 1. Hak cipta copy rights 2. Hak kekayaan industri industrial property rights, yang terdiri dari : a. Paten b. Merek c. Desain Idustri d. Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu e. Rahasia Dagang f. Varietas Tanaman. Hak paten merupakan bagian yang dilindungi dalam lingkungan hak kekayaan industri. Hak paten tersebut diberikan kepada inventor berupa hak eksklusif. Hak eksklusif itu diperoleh dari hasil kemampuan daya cipta inventor dalam melakukan suatu penelitian di bidang teknologi 31 O.K. Saidin, Op. Cit. Universitas Sumatera Utara yang diterapkan dalam industri baik yang merupakan temuan baru maupun pengembangan dari invensi sebelumnya. Hak eksklusif ini diberikan dalam jangka waktu tertentu. Hak eksklusif yang diberikan kepada inventor merupakan hak absolut, sehingga hanya inventor yang memberikan izin kepada pihak lain untuk melaksanakannya. Suatu invensi akan mendatangkan keuntungan ekonomi yang tidak hanya dinikmati oleh pemilik namun dapat juga dinikmati oleh pihak lain melalui lisensi. Dengan demikian inventor akan memperoleh keuntungan, yang tidak hanya keuntungan dari penggunaan sendiri tetapi dari keuntungan royalti dari lisensor. Suatu invensi harus mengandung langkah inventif inventive step, baik itu temuan baru maupun pengembangan dari invensi sebelumnya. Hal ini menuntut inventor untuk terus kreatif dalam menemukan suatu invensi, sehingga suatu produk memiliki mutu atau kualitas yang bagus yang bernilai tinggi. Namun, unsur teknologi dan industri juga memiliki peranan yang penting. Invensi harus dalam bidang teknologi dan dapat diterapkan dalam industri industri applicability. 32 Dengan adanya hak eksklusif, inventor akan mendapatkan hak monopoli untuk melaksanakan atau mendayagunakan invensinya. Akan 32 Ibid, hal. 227. Universitas Sumatera Utara tetapi, apabila inventor tidak melaksanakannya maka patennya dicabut. Dan bagi inventor ini merupakan suatu penghargaan bagi kemampuan intelektualitas. 33 Hak inventor yang dimaksudkan menurut UU Paten Tahun 2001 adalah hak inventor berupa ide yang lahir dari kemampuan inventor dalam memecahkan masalah di bidang teknologi yang dapat diterapkan dalam industri. Jadi yang dilindungi bukan hasil dalam bentuk produk materil melainkan ide dari kemampuan intelektual seseorang yang kemudian dilaksanakan selama waktu tertentu serta membutuhkan tenaga dan biaya. Oleh karena itu, hasil invensi tersebut memiliki nilai ekonomi yang dapat menjadi objek harta kekayaan property. Hak atas daya pikir intelektual dalam bidang teknologi tersebut dapat diakui menurut hukum sebagai hak kekayaan yang sifatnya tidak terwujud, dikenal juga sebagai hak paten. 34

B. Sejarah dan Perkembangan Paten di Indonesia