BAB III BAHAN DAN METODE
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan dari bulan Maret sampai Juli 2009 di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi Fakultas MIPA USU, Laboratorium Teknologi
Pangan Fakultas Pertanian USU, dan PT Saraswanti Indo Genetech, Bogor.
3.2 Pembuatan Tauco
Pembuatan tauco dilakukan secara tradisional berdasarkan Hasbullah 2001 dengan modifikasi. Kedelai dibersihkan kemudian dicuci lalu direndam dalam air
bersih selama 12-24 jam. Setelah direndam, kedelai ditiriskan, dikupas kulitnya kemudian direbus selama 1-2 jam, ditiriskan dan dibiarkan hingga dingin. Setelah
dingin, dicampur dengan tepung beras hingga rata. Untuk setiap 10 kg kedelai mentah kering ditambahkan dengan 2 kg tepung beras yang sebelumnya telah
disangrai sampai berwarna coklat. Pengadukan dilakukan agar kedelai dan tepung beras tercampur merata.
Campuran kedelai dan tepung beras ditaburi dengan ragi tempe 1 gram ragi tempe untuk tiap kg kedelai, diaduk agar tercampur rata, dan selanjutnya campuran
kedelai, tepung beras dan ragi tempe ini dimasukkan ke dalam plastik seperti halnya membuat tempe, diletakkan di dalam tampah dan dibiarkan selama 2–3 hari sampai
Universitas Sumatera Utara
terbentuk tempe. Tempe kemudian disuir-suir atau dilepaskan butiran-butirannya. Setelah itu butiran tempe dijemur sampai kering.
Butiran tempe kering kemudian direndam di dalam larutan garam. Untuk membuat 10 liter larutan garam 20 dilakukan dengan cara memasukkan garam
sebanyak 2 kg ke dalam ember, kemudian ditambahkan air sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai volume larutan menjadi 10 liter. Tiap kg kedelai membutuhkan
larutan garam sebanyak 1 liter. Perendaman dilakukan selama 8 minggu.
3.3 Enumerasi dan Isolasi BAL
Lima gram tauco mentah dihaluskan dan dicampurkan dengan 45 ml akuades steril, kemudian dilakukan pengenceran berseri hingga pengenceran 10
-4
. Dari pengenceran 10
-4
suspensi diambil 0,1 ml dan diinokulasikan menggunakan media de Man Rogosa dan sharpe Agar MRS Agar dalam petri dengan metode sebar spread
plate. Inkubasi dilakukan pada suhu 30°C selama 48 jam. Kultur dimurnikan pada media MRS agar dan diinkubasi pada suhu 30°C
selama 48 jam modifikasi dari Misgiyarta dan Widowati, 2003.
3.4 Identifikasi BAL