Viabilitas BAL HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Viabilitas BAL

Viabilitas BAL selama delapan minggu fermentasi tauco dalam larutan garam menunjukkan terdapatnya variasi pertumbuhan. Pada saat awal fermentasi dalam larutan garam, diperoleh hasil 3.8 x 10 6 CFUg kemudian viabilitas BAL meningkat pada minggu pertama 5.9 x 10 6 CFUg. Minggu kedua naik sebesar 11.6 x 10 6 CFUg dan mencapai nilai tertinggi pada minggu ketiga 19.7 x 10 6 CFUg. Setelah minggu ketiga, viabilitas BAL mengalami penurunan, minggu kelima menunjukkan penurunan yang sangat tajam Gambar 5. Perhitungan berdasarkan Standard Plate Count SPC disajikan pada Lampiran 3. 3.8 5.9 11.6 19.7 11.2 1.3 1.2 1 0.5 5 10 15 20 25 1 2 3 4 5 6 7 8 Lama Fermentasi minggu Jum la h T o ta l K o lo ni B A L CF U g Gambar 5. Jumlah total koloni BAL selama proses fermentasi tauco Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil analisis statistik diketahui bahwa viabilitas BAL dipengaruhi oleh lamanya fermentasi dalam larutan garam Lampiran 4. Hasil pengujian dengan Least Significant Ranges LSR menunjukkan perbedaan seperti pada Tabel 6 berikut. Tabel 6. Uji LSR pengaruh lama fermentasi terhadap viabilitas BAL LSR Notasi Jarak

0.05 0.01 Lama

Fermentasi T Rataan

0.05 0.01 – – –

T 3.8 d BC 2 4.99 6.84 T 1 5.9 cd B 3 5.25 7.18 T 2 11.6 b B 4 5.40 7.20 T 3 19.7 a A 5 5.50 7.50 T 4 11.2 bc B 6 5.58 7.62 T 5 1.3 d C 7 5.63 7.72 T 6 1.2 d C 8 5.67 7.80 T 7 1.0 d C 9 5.70 7.87 T 8 0.5 d C Keterangan: notasi huruf yang berbeda menunjukkan beda nyata pada taraf 5 dan sangat nyata pada taraf 1 Proses fermentasi tauco di dalam larutan garam dilakukan secara alami, dalam pengertian tidak ada pemberian starter pada saat awal fermentasi. Proses pembuatan tauco seperti ini merupakan proses yang biasa dilakukan di Indonesia karena produksi tauco di Indonesia masih terbatas pada skala rumah tangga. BAL harus beradaptasi terhadap lingkungan dengan kadar garam yang tinggi 20. Hanya BAL yang toleran terhadap kadar garam tinggi yang dapat hidup Naruki dan Sarjono, 1984. Pada saat fermentasi oleh kapang fermentasi tahap pertama, terjadi degradasi karbohidrat kompleks menjadi karbohidrat sederhana yang dilakukan oleh enzim yang dimiliki oleh kapang. Karbohidrat sederhana yang digunakan oleh BAL dalam pertumbuhannya pada saat fermentasi dalam larutan Universitas Sumatera Utara garam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada saat awal fermentasi dalam larutan garam ditemukan BAL menunjukkan bahwa BAL juga terdapat pada fermentasi oleh kapang. BAL merupakan salah satu kelompok bakteri pembentuk asam yang penting dalam industri pangan Fardiaz, 1992. BAL memainkan peranan dalam pembuatan produk susu fermentasi, pembuatan pikel sayuran, bir, daging dan saus. BAL juga secara luas digunakan sebagai kultur starter dan berperanan penting dalam pengawetan makanan, stabilitas mikrobiologi dan produksi senyawa aroma pada berbagai produk makanan Salminen dan Wright, 1993; Daly dan Davis, 1998. BAL merupakan mikroorganisme yang pertama kali tumbuh dengan cepat dan mengkonsumsi gula yang dibebaskan dari degradasi pati selama fermentasi kapang Hidayat et al., 2006. Ketersediaan nutrisi di dalam larutan garam disebabkan adanya tekanan osmosis dari larutan garam terhadap bahan, sehingga gula, vitamin dan mineral akan keluar dari bahan. Zat- zat nutrisi ini akan digunakan BAL untuk pertumbuhannya Astuti, 2006. Salah satu karakteristik kelompok BAL adalah memerlukan nutrisi yang kompleks untuk pertumbuhannya Holt, 1994. Meningkatnya jumlah BAL sampai minggu ketiga fermentasi disebabkan kondisi substrat masih memungkinkan untuk berlangsungnya proses metabolisme. BAL dalam melakukan proses metabolismenya, menghasilkan metabolit berupa asam laktat. Aktivitas BAL yang menurun diduga karena terhambat oleh keasaman yang dihasilkan. Asam laktat dalam bentuk tidak terdisosiasi dapat menembus sel mikroba dan pada pH intraseluler yang lebih tinggi berdisosiasi menghasilkan ion- Universitas Sumatera Utara ion hidrogen dan mengganggu fungsi metabolik esensial seperti translokasi substrat dan fosforilasi oksidatif sehingga mereduksi pH intraseluler Baird- Parker, 1980; Banwart, 1979.

4.2 Identifikasi BAL