Tanaman Kedelai TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Kedelai

Kedelai Glycine max merupakan salah satu anggota tanaman kacang- kacangan yang telah banyak dimanfaatkan baik sebagai pangan maupun pakan Kasmidjo, 1990. Dilihat dari segi pangan dan gizi, kedelai merupakan sumber protein yang paling murah di dunia, di samping menghasilkan minyak dengan mutu yang baik Pakpahan, 1998. Kedelai merupakan sumber protein nabati yang efisien, dalam arti bahwa untuk memperoleh jumlah protein yang cukup diperlukan kedelai dalam jumlah kecil Suprapto, 1995. Bila dibandingkan dengan bahan makanan yang lain, kandungan protein kedelai cukup tinggi. Perbandingan dari setiap 100 gram kedelai dengan bahan makanan lain dapat dilihat pada Tabel 1 berikut. Tabel 1. Kandungan kalori, protein, lemak dan karbohidrat CHO dari setiap 100 gram bahan makanan Bahan Kalori Protein Lemak CHO Air Beras 360 6,8 0,7 78,9 13 Jagung 355 9,2 3,9 73,7 12 Tepung ubi kayu 363 1,1 0,5 88,2 9 Kedelai 330 35 18 35 8 Kacang hijau 345 22 1 63 10 Daging 190 19 12 68 Ikan segar 113 17 5 76 Telur ayam 162 13 12 1 74 Susu skim kering 360 36 1 52 4 Universitas Sumatera Utara Sumber : Suprapto, 1992 Protein kedelai sebagian besar 85-95 terdiri dari globulin. Dibandingkan dengan kacang-kacangan yang lain, susunan asam amino pada kedelai lebih lengkap dan seimbang, seperti yang terlihat pada Tabel 2. Tabel 2. Kandungan asam amino esensial berbagai sumber protein Asam amino mgg N Kedelai Kacang tanah Kacang hijau Beras Susu sapi Telur ayam Isoleusin 340 260 350 320 407 415 Leusin 480 380 560 535 630 553 Lisin 400 220 430 236 496 403 Fenilalanin 310 320 300 307 311 365 Tirosin 200 220 100 269 323 262 Sistin 110 90 40 80 57 149 Treonin 250 170 200 241 292 317 Triptofan 90 70 50 65 90 100 Valin 330 310 370 415 440 454 Metionin 80 60 70 142 149 197 Sumber : Direktorat Gizi Depkes RI 1972 dalam Pakpahan, 1998 Menurut Pakpahan 1998, masalah utama dalam pengolahan kedelai adalah terdapatnya senyawa anti gizi dan senyawa penyebab off-flavor menimbulkan bau dan rasa yang tidak dikehendaki. Kehadiran kedua kelompok senyawa ini dalam produk olahan kedelai menyebabkan mutu kedelai menjadi rendah atau tidak layak dikonsumsi manusia. Kelompok anti gizi dalam kedelai terdiri dari anti tripsin, hemaglutinin, fitat dan oligosakarida penyebab flatulensi, sedang kelompok senyawa penyebab off-flavor antara lain beany flavor penyebab bau langu, penyebab rasa pahit dan chalky flavor penyebab rasa kapur. Fermentasi merupakan salah satu cara untuk menghilangkan kedua kelompok senyawa di atas dan untuk meningkatkan nilai Universitas Sumatera Utara gizi kedelai. Di Indonesia, kedelai banyak digunakan dalam bentuk makanan fermentasi. Kedelai dalam bentuk makanan hasil fermentasi seperti tauco mempunyai kandungan protein bahan lebih rendah namun lebih mudah dicerna Suprapto, 1992.

2.2 Tauco dan Proses Pembuatan Tauco