BAB IV PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM TERHADAP
ANGGOTA DIREKSI YANG MELAKUKAN KESALAHAN ATAU KELALAIAN DALAM PENGURUSAN PERSEROAN
A. Hak-Hak Pemegang Saham terhadap Anggota Direksi yang Melakukan
Kesalahan atau Kelalaian dalam Pengurusan Perseroan
Undang-Undang Perseroan Terbatas memberikan hak kepada pemegang saham perseroan yang mewakili sekurangnya sepuluh persen dari jumlah dari
seluruh saham dengan hak suara yang sah untuk mengajukan gugatan derivatif untuk dan atas nama perseroan terhadap Direksi atau Komisaris perseroan, yang
karena kesalahan atau kelalaiannya telah menimbulkan kerugian bagi perseroan.
109
Apabila pengurus atau Direksi Perseroan melakukan ultra vires, atau dengan kata lain Direksi melakukan tindakan yang melampaui batas kewenangan
dan kapasitas Perseroan yang ditentukan dalam anggaran dasar AD, undang- undang memberi hak kepada setiap pemegang saham mengajukan gugatan
terhadap Perseroan ke Pengadilan Negeri. Hal itu ditegaskan dalam Pasal 61 ayat 1 UUPT 2007 yang berbunyi:
110
109
Ahmad Yani Gunawan Widjaja, Op.cit. hlm.62.
110
Pasal 61 Ayat 1 Undang-Undang Perseroan Terbatas No 40 Tahun 2007.
Setiap pemegang saham berhak mengajukan gugatan terhadap Perseroan ke pengadilan negeri apabila dirugikan karena tindakan Perseroan yang di
anggapnya tidak adil dan tanpa alasan wajar sebagai akibat keputusan RUPS, Direksi danatau Dewan Komisaris.
Universitas Sumatera Utara
Menurut penjelasan Pasal ini, gugatan yang diajukan memuat permohonan atau tuntutan agar Perseroan menghentikan tindakan yang merugikan tersebut dan
mengambil langkah tertentu, baik untuk mengatasi akibat yang sudah timbul maupun untuk mencegah tindakan serupa di kemudian hari.
111
Hak itu diberikan kepada “setiap” pemegang saham tanpa syarat unconditional. Tidak harus mewakili jumlah bagian saham tertentu, seperti 110
bagian dan sebagainya. Pemegang saham yang mewakili satu bagian saja, dapat mempergunakan hak tersebut.
112
Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata KUHPerdata Pasal 511 ayat 4 dinyatakan bahwa surat saham dipandang sebagai barang bergerak.
Pemegang saham yang memiliki saham mempunyai hak kebendaan terhadap saham tersebut.
113
Sebagai subjek hukum pemegang saham mempunyai hak dan kewajiban yang timbul atas saham tersebut. Selaku pemegang hak, pemegang saham berhak
mempertahankan haknya terhadap setiap orang.
114
Bila pemegang saham melihat tindakan yang dilakukan oleh RUPS, komisaris dan direksi dapat membahayakan kelangsungan Perseroan Terbatas,
maka pemegang saham dapat mengajukan gugatan ke pengadilan bahwa tindakan yang dilakukan oleh organ Perseroan Terbatas tersebut dapat merugikan
pemegang saham.
115
111
M.Yahya Harahap, Op. cit. hlm. 62..
112
Ibid, hlm. 70.
113
I.G. Rai Widjaya, Op.cit. hlm202-203.
114
Ibid. hlm.203.
115
Sentosa Sembiring, Hukum Perusahaan tentang Perseroan Terbatas, Bandung : CV. Nuansa Aulia, 2006, hlm. 61.
Universitas Sumatera Utara
Bila terdapat indikasi anggota Direksi melakukan kesalahan atau lalai dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, sehingga menimbulkan
kerugian pada perseroan, maka atas nama perseroan, pemegang saham yang mewakili paling sedikit 110 satu persepuluh bagian dari jumlah seluruh saham
dengan hak suara dapat mengajukan gugatan melalui pengadilan negeri terhadap anggota Direksi.
116
Dalam Pasal 97 ayat 6 memberikan hak kepada pemegang saham mengajukan gugatan kepada Pengadilan Negeri terhadap:
117
1. Anggota Direksi yang melakukan kesalahan atau kelalaian dalam menjalankan
pelaksanaan pengurusan Perseroan, 2.
Hak itu timbul, apabila kesalahan atau kelalaian itu menimbulkan kerugian pada Perseroan,
3. Gugatan diajukan pemegang saham atas nama Perseroan, bukan atas nama
pemegang saham sendiri. Dalam hal ini undang-undang sendiri memberi kedudukan hukum legal
standing atau legal persona standing in judicio menggugat anggota Direksi yang melakukan kesalahan atau kelalaian mewakili Perseroan tanpa memerlukan Surat
Kuasa Khusus dari Perseroan atau RUPS maupun dari pemegang saham yang lain.
118
116
Mulhadi, Hukum Perusahaan Bentuk-Bentuk Badan Usaha di Indonesia, Medan : Ghalia Indonesia, 2010, hlm. 103-104.
117
M.Yahya Harahap, Op. cit. hlm. 387.
118
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
a. Syarat Kuantitas yang Harus Dipenuhi Pemegang Saham
Syarat agar pemegang saham sah memiliki legal standing atas nama Perseroan menggugat anggota Direksi yang salah atau lalai melakukan
pengurusan, harus di penuhi kuantitas tertentu, yakni pemegang saham mewakili paling sedikit 110 satu persepuluh bagian dari jumlah seluruh saham dengan
hak suara, kurang dari jumlah bagian tersebut, belum sah memiliki legal standing untuk mengajukan gugatan dan tuntutan terhadap anggota Direksi dimaksud.
119
Berdasarkan syarat kuantitas yang digariskan Pasal 97 ayat 6, hak mengajukan gugatan ke Pengadilan dalam kasus kesalahan atau kelalaian
pengurusan Perseroan yang dilakukan anggota Direksi, tidak diberikan kepada pemegang saham. Akan tetapi diberikan kepada pemegang saham yang mewakili
paling sedikit 110 satu persepuluh bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara. Boleh terdiri dari 1 satu orang pemegang saham, jika saham yang
dimilikinya mencapai 110 satu persepuluh bagian atau bisa juga terdiri dari beberapa orang pemegang saham, asal jumlah saham yang mereka miliki
mewakili paling sedikit 110 satu persepuluh bagian dari jumlah seluruh saham yang mempunyai hak suara.
120
b. Hak Mengajukan Gugatan Anggota Direksi Lain danatau Anggota Dewan
Komisaris Hak untuk mengajukan gugatan atas nama Perseroan terhadap anggota
Direksi yang melakukan kesalahan atau kelalaian dalam menjalankan pengurusan
119
Ibid.
120
Ibid, hlm. 387-388.
Universitas Sumatera Utara
Perseroan, diberikan juga Pasal 97 ayat 7 kepada anggota Direksi lain danatau anggota Dewan Komisaris.
121
Dalam hal ini, undang-undang tidak hanya memberi legal standing kepada anggota Direksi, tetapi juga kepada anggota Dewan Komisaris.
122
Pemberian legal standing kepada Dewan Komisaris mengajukan gugatan atas nama Perseroan terhadap anggota Direksi yang salah atau lalai mengurus
Perseroan menurut Penjelasan Pasal 97 ayat 7 adalah dalam rangka tugas Dewan Komisaris melaksanakan fungsi pengawasan atas pengurusan Perseroan yang
dilakukan oleh Direksi. Selanjutnya dikatakan, untuk mengajukan gugatan tersebut Dewan Komisaris tidak perlu bertindak bersama-sama dengan anggota
Direksi lainnya dan kewenangan Dewan Komisaris tersebut tidak terbatas hanya dalam hal seluruh anggota Direksi mempunyai benturan kepentingan.
123
Pasal 65 mengatur hak pemegang saham pengajuan gugatan, sesuai dengan ketentuan berikut:
124
1. Bentuknya gugatan vordering claim jadi, gugatannya bersifat partai atau
inter-partes, dengan proses pemeriksaan secara kontradiktor contradictoir, counter examination, bukan permohonan verzoek, petition yang bersifat ex-
parte. 2.
Legal standing atau yang berhak mengajukan gugatan, diberikan undang- undang kepada “setiap pemegang saham” tanpa digantungkan kepada jumlah
121
Ibid. hlm. 388.
122
Ibid.
123
Ibid.
124
Ibid, hlm. 276.
Universitas Sumatera Utara
saham yang dimilikinya, oleh karena itu, dapat diajukan oleh seorang pemegang saja atau lebih.
3. Yurisdiksi relatifnya diajukan ke Pengadilan Negeri yang daerah hukumnya
meliputi tempat kedudukan Perseroan, dengan demikian gugatan diajukan ke Pengadilan Negeri sesuai dengan asas actor sequitor forum rei yang
digariskan Pasal 118 ayat 1 HIR. 4.
Yang ditarik sebagai tergugat, pihak yang ditarik sebagai tergugat adalah Perseroan, oleh karena itu, supaya gugatan tidak cacat formil dalam bentuk
error in persona, gugatan harus ditujukan terhadap Perseroan, bukan terhadap Direksi atau Dewan Komisaris.
5. Dasar dalil gugatan fundamentum petendi, dasar dalil gugatan menurut Pasal
61 ayat 1, tindakan Perseroan yang dianggap “tidak adil” tanpa alasan wajar” without fair reason sebagai akibat keputusan RUPS, Direksi danatau Dewan
Komisaris. 6.
Petitum gugatan, mengenai petitum gugatan dikemukakan dalam penjelasan Pasal 61 ayat 1 tersebut yang terdiri atas:
125
a. Menuntut atau memohon ke Pengadilan agar Perseroan menghentikan
tindakan yang merugikan tersebut; b.
Menuntut agar Perseroan mengambil langkah tertentu, baik untuk mengatasi akibat yang sudah timbul maupun untuk mencegah tindakan
serupa di kemudian hari.
125
Ibid, hlm. 277.
Universitas Sumatera Utara
Yang perlu diperhatikan, sehubungan dengan dalil gugatan. Terminus tidak adil dan tanpa alasan yang wajar, mengandung pengertian luas broad
meaning, dan bahkan abstrak. Harus benar-benar penggugat dapat menunjukkan fakta-fakta konkret dan objektif tindakan mana yang tidak adil dan tanpa alasan
wajar yang dilakukan Perseroan tersebut.
126
Menurut Sumantro secara umum dapat disebutkan bahwa hak-hak pemegang saham itu akan berkaitan dengan:
127
a Hak untuk menerima keuntungan;
b Hak untuk menentukan pengurus perusahaan dan memintakan
pertanggungjawaban dari mereka; c
Hak untuk mengeluarkan suara; d
Hak untuk mengetahui jalannya perusahaan; e
Hak untuk memeriksa pembukuan; f
Hak-hak yang berhubungan dengan likuidasi; Dengan ini pemegang saham dapat mengajukan pembubaran PT jika
terdapat hal-hal sebagai berikut:
128
1. PT tidak lagi berjalan selama jangka waktu tertetu
2. PT menyimpang dari tujuannya
3. PT menderita kerugian terus menerus dan tidak ada harapan untuk pulih
kembali
126
Ibid
127
Sumantro, Pengantar Tentang Pasar Modal di Indonesi, Ghalia Indonesia, Jakarta. hlm. 269.
128
Bagir Manan, “Undang-undang Perseroan Terbatas Menghadapi Pasar Bebas.” Makalah disamapaikan pada Seminar sehari” penerapan UUPM dan UUPT Serta Kaitannya
Dengan Aspek Manajemen, Investor dan Profesi Akuntan,” Bandung, 16 Desember 1995, hlm. 34-35.
Universitas Sumatera Utara
4. PT melakukan perbuatan yang sangat merugikan kepentingan pemegang
saham 5.
PT melakukan tindakan yang bertentangan dengan perundang-undangan atau kesusilaan yang merugikan kepentingan Negara atau kepentingan umum.
B. Perlindungan Hukum Bagi Pemegang Saham terhadap Anggota Direksi