Tinjauan Kepustakaan Perlindungan Hukum Bagi Pemegang Saham Terhadap Anggota Direksi Yang Melakukan Kesalahan Atau Kelalaian Dalam Pengurusan Perseroan

dikemudian hari tidak terjadi hal-hal yang mengakibatkan seorang Direksi selaku korban kehilangan hak istimewa yang dimilikinya.

D. Keaslian Penulisan

“Perlindungan hukum bagi pemegang saham terhadap anggota direksi yang melakukan kesalahan atau kelalaian dalam pengurusan perseroan” yang diangkat penulis sebagai judul skripsi ini telah diperiksa dan diteliti secara administrasi dan judul tersebut belum pernah ditulis di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara sebelumnya. Jadi, penulisan dan pembahasan skripsi ini dengan mengangkat judul tersebut di atas dapat dikatakan asli dan sesuai dengan asas-asas keilmuan yang jujur, rasional, dan objektif serta terbuka. Penyusunan skripsi ini berdasarkan referensi buku-buku, media cetak, dan media elektronik serta bantuan dari berbagai pihak. Semua ini merupakan implikasi dari proses menemukan kebenaran ilmiah, sehingga pengangkatan judul diatas dapat di pertanggungjawabkan secara ilmiah.

E. Tinjauan Kepustakaan

Saham adalah surat berharga yang menyatakan bahwa pemiliknya mempunyai andil dalam memodali perusahaan. Besarnya andil ini tergantung dari jumlah uang yang disetor atau setara uang lainnya, misalnya karena keahliannya seseorang dianggap telah menyetor uang setara dengan keahliannya tersebut. Universitas Sumatera Utara Sedangkan besarnya jumlah saham secara keseluruhan tergantung kesepakatan pada saat pendirian perseroan. 17 Saham itu tidak harus dikeluarkan, artinya dapat dikeluarkan atau tidak. Kalau saham itu dikeluarkan, saham itulah satu-satunya alat pembuktian bagi persero atau pemegang saham. Kalau tidak, daftar persero yang biasanya ada di kantor perseroan dapat diakui alat pembuktian bagi persero. Kutipan dari daftar persero yang ditandatangani oleh Direksi dapat pula dipakai sebagai bukti turut sertanya seseorang dalam perseroan. Kalau saham itu dikeluarkan atas nama, nama pembeli ditulis dalam surat saham, yang merupakan bukti bagi pemegangnya. 18 Saham mempunyai tiga fungsi utama, yaitu: 19 a. Saham sebagai bagian dari modal. Pada dasarnya, saham itu merupakan modal sebagai yang sering dibaca dalam akta pendirian perseroan terbatas. Karena itu, dapat dikatakan bahwa setiap saham merupakan bagian dari modal yang menjelma dalam harga saham; b. Saham sebagai tanda anggota. Setiap orang yang akan ikut serta sebagai anggota dalam kerja sama dalam perseroan terbatas diwajibkan untuk memberikan pemasukan sejumlah uang sebagai inbreng ke dalam perseroan terbatas. Pemasukan inilah yang diperhitungkan dalam bentuk saham. Nominal uang pemasukan itu tercantum sama dalam saham. Degan dimilikinya saham menunjukkan bahwa orang tersebut adalah anggota yang 17 Sawidji Widiatmodjo, Seri Membuat Uang Bekerja Untuk Anda Cara Cepat Memulai Investasi Saham, Jakarta : PT, Elex Media Komputindo, 2004, hlm. 39. 18 Rachmadi Usman, Dimensi Hukum Perusahaan Perseroan Terbatas, Bandung : Alumni, 2004, hlm. 102. 19 Ibid. Universitas Sumatera Utara disebut persero dari perseroan terbatas dan sebagai bukti diberikanlah saham sebagai tanda anggota. c. Saham sebagai alat legitimasi, saham merupakan suatu surat yang menunjuk kepada pemegangnya sebagai orang yang berhak. Sehubungan dengan kepemilikan dalam Bahasa Indonesia sering dipergunakan istilah pemilik saham danatau pemegang saham, demikian pula hal ini akan berlaku pada istilah pemilik sertifikat saham danatau pemegang sertifikat saham. Bahasa asli sebagai yang dapat dijumpai dalam pasal 40 ayat 2 wetboek van koophandel berbunyi: 20 Di sini dapat kita lihat bahwa istilah direksi ini dalam beberapa bahasa adalah sebagai berikut: “De vennoten of houders dier actien of aandelen zijn niet verder ansprak dan voor het beloop derzelue. 21 1. Dalam bahasa Inggris “ Director” 2. Dalam bahasa Belanda “ Directie”, Directeur, atau Raad Van Bestuur” 3. Dalam bahasa Prancis “ Directoire atau Directeur” 4. Dalam bahasa Jerman “ Direktor atau Autsichtsraf” 5. Dalam bahasa Spanyol “ Director”. 20 Engel Brecht, De Wetboeken en Verordeningen Benece De Gronwet Van 1945 De Republik Indonesia, Jakarta: PT, Soeroengan, 1960, hlm. 75. 21 Munir Faudy, Op. cit.hlm. 49. Universitas Sumatera Utara Menurut S.H.Giffis, direksi dijelaskan sebagai berikut: 22 Menurut hemat penulis, maka yang dimaksud dengan “direktur” atau direksi dari suatu perseoan terbatas adalah suatu dari organ perseroan, disamping organ perseroan lainnya berupa komisaris dan Rapat Umum Pemegang Saham RUPS yang memiliki tugas, kewenangan dan tanggung jawab yang penuh terhadap kepengurusan dan jalannya perseroan yang dipimpinnya untuk kepentingan dan tujuan perseoan tersebut serta mewakili dan bertindak untuk dan atas nama perseroan di dalam maupun diluar pengadilan sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku dan ketentuan dalam anggaran dasar dari perseroan tersebut. “one who sits one a beerd of directors of a company or corporation, and who has the legal responsibility of exercising control over the officers and affair of the company or corporation. Seseorang yang duduk dalam dalam dewan direksi di suatu perusahaan dan yang memiliki tanggung jawab hukum untuk melaksanakan pengontrolan terhadap pengawai dan kegiatan dari perusahaan. 23 Undang-undang Perseroan Terbatas mendefenisikan Perseroan Terbatas sebagai badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undang- undang ini serta peraturan pelaksananya. 24 22 Ibid 23 Ibid, hlm. 50. 24 Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Perseroan Terbatas No 40 Tahun 2007. Universitas Sumatera Utara Dari batas-batas yang dikemukakan diatas, ada 6 enam hal pokok yang dapat di kemukakan disini: 25 1. Perseroan merupakan suatu badan hukum; 2. Merupakan persekutuan modal; 3. Di dirikan berdasarkan perjanjian; 4. Melakukan kegiatan usaha; 5. Terdiri atas modal dasar yang terbagi dalam saham; dan 6. Dan memenuhi persyaratan undang-undang; Ketentuan mengenai direksi secara umum normatif telah diatur dalam Undang-Undang Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007, secara yuridis, disebutkan bahwa direksi adalah organ perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab atas pengurusan perseroan untuk kepentingan perseroan sesuai dengan maksud dan tujuan serta mewakili perseroan, baik di dalam maupun di luar pengadilan. 26 Berbeda halnya dengan KUH Dagang yang tidak secara eksplisit menyatakan bahwa Perseroan Terbatas adalah badan hukum. Pada pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun 2007 dengan tegas dinyatakan bahwa keberadaan perseroan adalah sebagai badan hukum. Badan hukum adalah suatu badan yang keberadaannya ada karena hukum legal entity. Badan hukum dalam istilah lain sering disebut sebagai artificial person manusia buatan legal person recht person. 27 25 Undang-Undang Perseroan Terbatas No 40 Tahun 2007. 26 Pasal 1 Ayat 5 Undang-Undang Perseroan Terbatas No 40 Tahun 2007. 27 I.G. Rai Widjaya. Hukum Perusahaan, Jakarta : Kesaint Blanc, 2007, hlm. 128. Universitas Sumatera Utara Dengan demikian, menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas ciri utama suatu badan hukum yang berbentuk perseroan terbatas adalah adanya harta kekayaan yang dipisahkan antara harta kekayaan perseroan dan harta kekayaan pribadi para pemegang saham Persero. Persero tidak bertanggung jawab secara pribadi atas segala perikatan yang dibuat atas nama perseroan dan juga tidak bertanggung jawab atas kerugian perseroan melebihi nilai saham yang telah dimasukkannya. Prinsip ini dalam hukum perseroan dinamakan dengan The doctrine of separate legal personality of a company atau the principle of the company’s separate legal personality. Yang disingkat dengan sebutan doctrine of separate corporate personality. 28 Ada 4 empat macam direktur perseroan, yaitu sebagai berikut: 29 1. Direktur biasa, yakni direktur yang dipilih oleh Rapat Umum Pemegang Saham RUPS atau oleh anggaran dasar. Inilah direktur yang paling lazim dan banyak sekali terdapat dalam praktek. 2. Direktur de facto, yaitu direktur yang dipilih oleh Rapat Umum Pemegang Saham RUPS atau oleh anggaran dasar. 3. Direktur substitusi atau direktur alternatif, yaitu direktur pengganti yang sifatnya sementara atau yang ditugaskan khusus perbuatan tertentu. 4. Direktur bayangan shadow director, yaitu direktur yang bertugas hanya menjadi pajangan belaka, dimana setiap pekerjaan dilakukan atas suruhan pihak lain, atau bahkan pihak lain yang melakukan tugas-tugas direksi. 28 Soedjono Dirdjosisworo, Hukum Perusahaan mengenai Bentuk-Bentuk Perusahaan Badan Usaha di Indonesia, Bandung : Mandur Maju, 1997, hlm. 52 29 Munir Faudy, Op.cit. hlm. 51. Universitas Sumatera Utara Misalnya direksi yang diangkat dengan perjanjian trustee, dalam hal ini lebih tepat disebut sebagai “direktur boneka”. Selain dari model direksi tersebut di atas, masih didapat lagi model direksi lain, seperti direktur eksekutif, direktur noneksekutif, managing director, associate director, direktur permanen, direktur nominee, dan lain-lain. 30

F. Metode Penulisan