Pengaruh Audit Report Lag, Earnings Per Share, Opini Audit, Dan Kantor Akutan Publik Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

(1)

S K R I P S I

PENGARUH AUDIT REPORT LAG, EARNINGS PER SHARE, OPINI AUDIT, DAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK TERHADAP HARGA SAHAM PADA

PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

O L E H

AFRI MARINDAH 090503111

PROGRAM STUDI S-1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “PENGARUH AUDIT REPORT LAG, EARNINGS

PER SHARE, OPINI AUDIT, DAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK TERHADAP

HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi yang sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan,

Yang Membuat Penyataan,

Afri Marindah NIM : 090503111


(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji, hormat dan syukur kepada Tuhan yang Maha Kuasa karena hanya atas berkat dan penyertaanNya saya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Audit Report Lag, Earnings Per Share, Opini Audit, dan Kantor Akuntan Publik Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI” tepat pada waktu sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Selama penulisan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bimbingan,dorongan semangat, saran, doa dan bantuan moril maupun materiil dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini, terkhusus kepada motivator saya yaitu kedua orangtua yang tercinta Yusuf Sitompul dan ibunda Ratini br Nainggolan yang selalu membawakan saya kedalam doa serta telah banyak memberikan semangat, dukungan baik berupa moril dan materiil dan juga buat semua pengorbanan yang diberikan untuk saya. Selain itu saya juga mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Drs. H. Arifin Lubis,MM,Ak selaku Plt. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen,MAFIS,Ak selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Bapak Drs. Hotmal Jafar,MM,Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara


(4)

3. Bapak Drs. Firman Syarif,M.Si,Ak selaku Ketua Program Studi S-1 Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail,MM,Ak selaku Sekretaris Program Studi S-1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Syamsul Bahri TRB,MM,Ak. selaku Dosen Pembimbing. Terimakasih atas arahan dan bimbingan yang telah Bapak berikan selama proses penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak Drs. Idhar Yahya,MBA,Ak. Selaku Dosen Pembaca Penilai. Terimakasih atas masukan dan saran yang telah Bapak berikan untuk penyempurnaan skripsi ini.

6. Abang saya Alexander Sitompul terimakasih atas dukungan semangat, saran, dan bimbingan serta doanya. Kepada teman-teman seperjuangan yaitu mahasiswa S-1 Akuntansi FE-USU stambuk 2009 atas motivasi, kebersamaan dan kerjasamanya selama ini. Terimakasih kasih juga kepada teman-teman di GMKI buat pengalaman, pembelajaran dan kebersamaan yang kita jalin. Akhir kata, saya menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Saya juga berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Tuhan memberkati kita semua.

Medan, Penulis

Afri Marindah NIM : 090503111


(5)

ABSTRAK

PENGARUH AUDIT REPORT LAG, EARNINGS PER SHARE, OPINI AUDIT, DAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK TERHADAP HARGA SAHAM PADA

PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Audit Report Lag, Earnings Per Share, Opini Audit, dan Kantor Akuntan Publik secara empiris terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia antara tahun 2008 hingga tahun 2010.

Penelitian ini bersifat kausal dan replikasi dari penelitian sebelumnya dengan penambahan satu variabel independen. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling dan dari 134 sampel diperoleh 34 perusahaan yang akan menjadi objek penelitian. Data yang digunakan adalah data sekunder dari laporan keuangan dan laporan auditor independen yang dipublikasikan melalui www. idx.co.id.

Metode Statistik yang digunakan adalah regresi berganda dengan melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial Audit Report Lag, Opini Audit dan Kantor Akuntan Publik tidak berpengaruh terhadap Harga Saham dan Earnings Per Share secara parsial berpengaruh positif terhadap harga saham. Dan secara simultan Audit Report Lag, Earnings Per Share, Opini Audit dan Kantor Akuntan Publik berpengaruh terhadap harga saham.

Kata kunci: Harga saham, Audit Report Lag , Earnings Per Share, Opini Audit, Kantor Akuntan Publik


(6)

ABSTRACT

THE EFFECT OF AUDIT REPORT LAG, EARNINGS PER SHARE, AUDITOR OPINION, AND PUBLIC ACCOUNTANT SIZE TO STOCKS PRICE

IN MANUFACTURE COMPANY THAT LISTED ON INDONESIA STOCKS EXCHANGE

The purpose of this research is to find out empirically study the effect of Audit Report Lag, Earnings Per Share, Auditor Opinion, and Public Accountant Size toward Stocks Price in Manufacture Company that listed on Indonesia Stocks Exchange during the period 2008-2010.

This research is classified as causal research and replication of former researches. Population of samples are obtained by using purposive sampling method. As the result from 134 go public firms, 34 are used as the samples of this study. Data that used in this research is financial statements from each company, published through website www.idx.co.id.

The statistic method being used is multiple linear regression with the model being tested previously in classic assumptions. The result of this research show that partially, Audit Report Lag, Auditor Opinion and Public Accountant Size has no significantly influenced the Stocks Price. And Earnings Per Share have positive significantly influenced the Stocks Price. And simultaneously both Audit Report Lag, Earnings Per Share, Auditor Opinion, and Public Acountant Size has significantly influenced the Stocks Price.

Keyword: Stocks Price, Audit Report Lag, Earnings Per Share, Auditor Opinion, Public Accountant Size


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRACT ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis ... 10

2.1.1 Saham ... 10

2.1.1.1 Pengertian Saham ... 10

2.1.1.2 Jenis-jenis Saham ... 14

2.1.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pergerakan Harga Saham ... 14

2.1.2 Audit Report Lag ... 15

2.1.3 Earnings Per Share ... 17

2.1.4 Opini Audit ... 18

2.1.5 Kantor Akuntan Publik ... 21

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 24

2.3 Kerangka Konseptual ... 26

2.4 Hipotesis Penelitian ... 28

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 30

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 30

3.3 Batasan Operasional ... 31

3.4 Defenisi Operasional ... 32

3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 35

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian ... 41

3.7 Jenis Data ... 42

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 42


(8)

3.9.1 Uji Asumsi Klasik ... 42

3.9.1.1 Uji Normalitas ... 42

3.9.1.2 Uji Multikolinearitas ... 44

3.9.1.3 Uji Heteroskedastisitas ... 45

3.9.1.4 Uji Autokorelasi ... 46

3.9.2 Uji Hipotesis ... 47

3.9.2.1 Uji F ... 47

3.9.2.2 Uji t ... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Data Penelitian ... 50

4.2 Analisis Hasil Penelitian ... 50

4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 50

4.2.2 Pengujian Asumsi Klasik ... 52

4.2.2.1 Uji Normalitas ... 52

4.2.2.2 Uji Multikolinearitas ... 59

4.2.2.3 Uji Autokorelasi ... 61

4.2.2.4 Uji Heteroskedastisitas ... 63

4.3 Analisis Regresi ... 64

4.3.1 Persamaan Regresi ... 64

4.3.2 Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinan ... 67

4.3.3 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 68

4.3.3.1 Uji t ... 69

4.3.3.2 Uji F ... 71

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ... 73

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 76

5.2 Saran ... 77

DAFTAR PUSTAKA ... 79


(9)

DAFTAR TABEL

No.Tabel Judul Halaman

Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu………... 24

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian………... 31

Tabel 3.1 Skala Pengukuran Variabel……… 35

Tabel 3.3 Daftar Populasi dan Sampel………... 37

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Variabel-Variabel Penelitian…….. 51

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Sebelum Data Ditransformasi One Sample Kolmogorov-Smirnov Test………... 53

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Setelah Data Ditransformasi One Sample Kolmogorov-Smirnov Test………... 56

Tabel 4.4 Uji Multikolonieritas………. 59

Tabel 4.5 Coefficient Correlations untuk HS = f(ARL, EPS, OA, KAP)……….. 60

Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi………... 61

Tabel 4.7 Hasil Analisis Regresi……… 63

Tabel 4.8 Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi………. 67

Tabel 4.9 Hasil Uji t………... 69


(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual……… 26 Gambar 4.1 Histogram (sebelum data ditransformasi)………. 53 Gambar 4.2 Grafik Normal P-Plot (sebelum data ditransformasi)…... 53 Gambar 4.3 Histogram (setelah data ditransformasi)………... 57 Gambar 4.4 Grafik Normal P-Plot (setelah data ditransformasi)……. 58 Gambar 4.5 Scatterplot………. 63


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No.Lampiran Judul Halaman

Lampiran i Daftar Populasi dan Sampel……….. 81 Lampiran ii Data ARL Perusahaan yang Diamati Tahun

2008-2010………...

86 Lampiran ii Data EPS Perusahaan yang Diamati

Tahun 2008-2010………..

87 Lampiran ii Data Opini Audit Perusahaan yang Diamati Tahun

2008-2010……….

88 Lampiran ii Data KAPPerusahaan yang Diamati Tahun 2008-2010... 89 Lampiran ii Data Harga Saham Perusahaan yang Diamati Tahun

2008-2010……….

90 Lampiran iii Statistik deskriptif………. 91 Lampiran iv Hasil Uji Asumsi Klasik Sebelum Data Ditransformasi... 92 Lampiran v Data Setelah Ditransformasi………. 94 Lampiran vi Hasil Uji Asumsi Klasik Setelah Data Ditransformasi…. 97 Lampiran vii Hasil Analisis Regresi………... 102


(12)

ABSTRAK

PENGARUH AUDIT REPORT LAG, EARNINGS PER SHARE, OPINI AUDIT, DAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK TERHADAP HARGA SAHAM PADA

PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Audit Report Lag, Earnings Per Share, Opini Audit, dan Kantor Akuntan Publik secara empiris terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia antara tahun 2008 hingga tahun 2010.

Penelitian ini bersifat kausal dan replikasi dari penelitian sebelumnya dengan penambahan satu variabel independen. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling dan dari 134 sampel diperoleh 34 perusahaan yang akan menjadi objek penelitian. Data yang digunakan adalah data sekunder dari laporan keuangan dan laporan auditor independen yang dipublikasikan melalui www. idx.co.id.

Metode Statistik yang digunakan adalah regresi berganda dengan melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial Audit Report Lag, Opini Audit dan Kantor Akuntan Publik tidak berpengaruh terhadap Harga Saham dan Earnings Per Share secara parsial berpengaruh positif terhadap harga saham. Dan secara simultan Audit Report Lag, Earnings Per Share, Opini Audit dan Kantor Akuntan Publik berpengaruh terhadap harga saham.

Kata kunci: Harga saham, Audit Report Lag , Earnings Per Share, Opini Audit, Kantor Akuntan Publik


(13)

ABSTRACT

THE EFFECT OF AUDIT REPORT LAG, EARNINGS PER SHARE, AUDITOR OPINION, AND PUBLIC ACCOUNTANT SIZE TO STOCKS PRICE

IN MANUFACTURE COMPANY THAT LISTED ON INDONESIA STOCKS EXCHANGE

The purpose of this research is to find out empirically study the effect of Audit Report Lag, Earnings Per Share, Auditor Opinion, and Public Accountant Size toward Stocks Price in Manufacture Company that listed on Indonesia Stocks Exchange during the period 2008-2010.

This research is classified as causal research and replication of former researches. Population of samples are obtained by using purposive sampling method. As the result from 134 go public firms, 34 are used as the samples of this study. Data that used in this research is financial statements from each company, published through website www.idx.co.id.

The statistic method being used is multiple linear regression with the model being tested previously in classic assumptions. The result of this research show that partially, Audit Report Lag, Auditor Opinion and Public Accountant Size has no significantly influenced the Stocks Price. And Earnings Per Share have positive significantly influenced the Stocks Price. And simultaneously both Audit Report Lag, Earnings Per Share, Auditor Opinion, and Public Acountant Size has significantly influenced the Stocks Price.

Keyword: Stocks Price, Audit Report Lag, Earnings Per Share, Auditor Opinion, Public Accountant Size


(14)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Di era globalisasi saat ini dimana tingkat kompetensi semakin tinggi dan ketat, dunia perekonomian banyak mengalami perkembangan yang signifikan sehingga mendorong perekonomian nasional maupun internasional menuju perdagangan bebas yang semakin memperketat persaingan antar perusahaan.

Untuk menghadapi tantangan tersebut maka pihak manajemen harus berusaha mendapatkan lebih banyak dana untuk mendanai kegiatan operasionalnya yang tidak cukup hanya terpenuhi dengan mengandalkan sumber dana internal dan pinjaman dari bank saja. Cara lain yang dilakukan oleh pihak manajemen untuk memenuhi kebutuhan dana tersebut adalah dengan cara menjual kepemilikan saham perusahaan.

Dalam transaksi di bursa efek, saham atau yang biasa disebut dengan share adalah jenis efek yang paling banyak diperjualbelikan di BEI. Saham merupakan tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan dimana tujuan pemodal membeli saham adalah untuk memperoleh penghasilan dari saham tersebut.

Masyarakat pemodal itu dikategorikan sebagai investor dan spekulator. Investor disini adalah masyarakat yang membeli saham untuk


(15)

memiliki perusahaan dengan harapan mendapatkan deviden dan capital gain dalam jangka panjang, sedangkan spekulator adalah masyarakat yang membeli saham untuk segera dijual kembali bila situasi kurs dianggap paling menguntungkan, seperti yang telah diketahui bahwa saham memberikan dua macam penghasilan yaitu dividen dan capital gain. Dividen merupakan keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham, sedangkan capital gain adalah keuntungan dari hasil jual/beli saham, berupa selisih antara nilai jual yang lebih tinggi daripada nilai beli saham.

Adapun faktor yang mempengaruhi pergerakan harga saham adalah proyeksi laba per lembar saham, proporsi utang perusahaan terhadap ekuitas, serta kebijakan pembagian dividen. Faktor lainnya yang dapat mempengaruhi pergerakan harga saham adalah kendala eksternal seperti kegiatan perekonomian pada umumnya, pajak, dan keadaan bursa saham.

Bagi perusahaan yang sahamnya beredar dipasar modal atau telah go public, peningkatan dan penurunan harga sahamnya ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran dipasar modal. Semakin banyak orang yang membeli saham maka harga saham akan bergerak naik dan sebaliknya apabila semakin banyak orang yang menjual saham maka harga saham akan bergerak turun.


(16)

Pada umumnya, investor melakukan investasi pada perusahaan yang mempunyai profit yang cukup baik karena menunjukkan prospek yang cerah sehingga investor tertarik untuk berinvestasi yang nantinya akan mempengaruhi harga saham perusahaan.

Investor harus benar-benar menyadari bahwa disamping akan memperoleh keuntungan, tidak menutup kemungkinan investor juga akan mengalami kerugian. Keuntungan dan kerugian tersebut sangat dipengaruhi oleh kemampuan investor menganalisis harga saham. Tentunya sebelum membeli saham, investor harus mempunyai dasar-dasar pertimbangan yang kuat yang nantinya digunakan sebagai dasar pembuat keputusan agar dapat mempereloh keuntungan yang besar dan mengurangi risiko.

Salah satu media untuk mempersiapkan informasi bagi seluruh pihak yang berkepentingan adalah dengan menyusun laporan keuangan. Laporan keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta arus kas suatu perusahaan yang bermanfaat bagi para pemakai laporan keuangan dalam mengambil keputusan ekonomi. Informasi dalam laporan keuangan tersebut harus relevan dan andal supaya dapat berguna bagi pemakai.

Informasi laporan keuangan harus disampaikan tepat waktu atau sesegera mungkin untuk menghindari hilangnya relevansi yang terdapat didalamnya, sehingga keputusan-keputusan ekonomi dapat segera diambil.


(17)

Sesuai dengan keputusan BAPEPAM Nomor Kep-36/PM/2003 yang menyatakan bahwa laporan keungan disertai dengan laporan lazim harus disampaikan kepada BAPEPAM paling lambat dalam waktu 90 hari atau akhir bulan ketiga setelah tahun buku berakhir.

Ketepatan waktu pelaporan keuangan dapat berpengaruh terhadap nilai laporan keuangan. Apabila perusahaan tersebut terlambat menyampaikan laporan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh BAPEPAM maka dikenakan sanksi administrasi dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam undang-undang.

Ketepatan waktu penyusunan atas pelaporan suatu laporan keungan perusahaan bisa berpengaruh pada nilai keuangan tersebut. Keterlambatan informasi akan menimbulkan reaksi negatif dari pelaku pasar modal karena laporan keuangan auditan yang didalamnya memuat informasi laba yang dihasilkan oleh perusahaan yang bersangkutan dijadikan sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan untuk membeli atau menjual kepemilikan yang dimiliki oleh investor. Artinya informasi laba dari laporan keuangan yang dipublikasikan akan menyebabkan kenaikan atau penurunan harga saham. Keterlambatan pelaporan, secara tidak langsung juga diartikan oleh investor sebagai sinyal buruk bagi perusahaan.

Perbedaan waktu antara tanggal laporan keuangan dengan tanggal opini audit dalam laporan keuangan mengindikasikan tentang lamanya waktu


(18)

penyelesaian audit yang dilakukan oleh auditor. Perbedaan waktu ini dalam audit sering dinamai dengan audit report lag.

Perusahaan-perusahaan yang sahamnya diperdagangkan secara terbuka di Indonesia diwajibkan untuk menjalani audit menurut Undang-Undang Pasar Modal. Laporan auditor dapat ditemukan dalam laporan keuangan tahunan semua perusahaan yang terbuka atau public. Laporan keuangan sebagian besar perusahaan yang telah diaudit dapat diakses di internet dari database Badan Pengawasan Pasar Modal (Bapepam-LK) dan Bursa Efek Indonesia (BEI) atau secara langsung dari situs internet setiap perusahaan.

Seorang Akuntan Publik dalam melakukan tugasnya harus mengacu pada standar yang telah ditetapkan, yaitu Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dari Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Pemenuhan standar audit oleh auditor dapat berdampak pada peningkatan kualitas hasil auditnya. Pelaksanaan audit yang semakin sesuai dengan standar memberikan suatu pendapat audit (audit opinion) yang semakin akurat. Pendapat audit sangat mempengaruhi perkembangan perusahaan-perusahaan go public. Dengan adanya opini audit ini, semua pihak yang berkepentingan, seperti pemerintah, investor, distributor, para pemegang saham (stakeholders) yang mengandalkan laporan keuangan untuk mengambil keputusan bisnis menganggap laporan auditor sebagai indikasi dari reliabilitas laporan


(19)

keuangan tersebut. Mereka menghargai kepastian yang diberikan auditor karena melihat independensi auditor dan juga kerena auditor memahami masalah-masalah pelaporan dalam laporan keuangan.

Kualitas audit yang dilakukan oleh auditor dapat dilihat dari ukuran Kantor Akuntan Publik. Ada dua jenis ukuran Kantor Akuntan Publik yaitu KAP besar (big four accounting firm) dan KAP kecil (non big four accounting firm). KAP besar diyakini lebih memiliki kualitas yang lebih baik daripada KAP kecil, hal ini didukung karena KAP besar memiliki sumber daya yang trampil dan juga memiliki klien yang banyak serta memiliki reputasi yang baik dimata masyarakat sehingga mereka melakukan kegiatan audit dengan lebih hati-hati. Hal ini didukung dalam penelitian Gerhat (2012) yang mengatakan bahwa ukuran KAP secara parsial berpengaruh positif terhadap harga saham.

Rasio EPS adalah rasio yang digunakan untuk menghitung laba/ keuntungan bersih yang diperoleh dari selembar saham. Keuntungan dari motode ini adalah unutk mengukur kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba. Seorang investor yang melakukan investasi pada perusahaan akan menerima laba atas saham yang dimilikinya. Dengan menghitung EPS, setiap investor akan mengetahui keuntungan yang dihasilkan dari setiap lembar saham. Semakin tinggi laba per lembar saham yang diberikan perusahaan akan memberikan pengembalian yang cukup baik. Ini akan mendorong


(20)

investor untuk melakukan investasi yang lebih besar lagi sehingga harga perusahaan akan meningkat.

Menyangkut tentang harga saham, penelitian ini pernah dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu. Intan (2009) meneliti tentang pengaruh DPS dan EPS terhadap harga saham pada perusahaan go public di BEI. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa secara parsial DPS tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham, sedangkan EPS berpengaruh terhadap harga saham. Izhar (2011) meneliti tentang pengaruh EPS dan DPS terhadap harga saham pada perusahaan go public di Indonesia. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa secara parsial EPS dan DPS tidak berpengaruh terhadap harga saham. Sementara Sabrina (2011) meneliti tentang pengaruh EPS dan DPS terhadap harga saham perusahaan manufaktur di BEI. Hasil penelitiannya adalah bahwa secara parsial EPS dan DPS berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Penelitian ini adalah replikasi dari penelitian sebelumnya dimana pada penelitian terdahulu terdapat hasil yang inkonklusif sehingga memotivasi peneliti ingin melakukan penelitian kembali terhadap harga saham dengan judul penelitian ”Pengaruh Audit Report Lag, Earnings Per Share, Opini Audit, dan Kantor Akuntan Publik Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI”.


(21)

1.2 PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang pemikiran di atas maka dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut :

Apakah audit report lag, earnings per share, opini audit dan kantor akuntan publik berpengaruh baik secara parsial maupun simultan terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh audit report lag, earnings per share, opini audit dan kantor akuntan publik baik secara parsial maupun simultan terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi peneliti, dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan peneliti sehubungan dengan harga saham dan juga sebagai penerapan ilmu yag telah didapatkan selama kuliah.

2. Bagi bidang akademik, dengan adanya penelitian ini dapat memberikan sumbangsih pemikiran terkait tentang harga saham dan faktor yang mempengaruhinya.


(22)

3. Bagi peneliti selanjutnya, dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi untuk pengembangan dalam melakukan penelitian yang sejenis.

4. Bagi investor, dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi atau masukan untuk pengambilan keputusan investasi sebelum membeli saham suatu perusahaan terkhusus pada perusahaan manufaktur.


(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Saham

2.1.1.1 Pengertian Saham

Walaupun sejarah pasar modal di Indonesia sudah ada sebelum Republik ini terbentuk, tapi kepopulerannya dikalangan publik baru mulai dikenal dalam dekade 2000-an. Pada saat ini banyak korporasi atau perusahaan, individu, maupun BUMN yang saham perdananya telah di go public sehingga ikut meramaikan pasar modal ditanah air dibawah naungan BEI.

Menurut Santo Vibby (2007 : 21) saham merupakan salah satu jenis instrumen investasi yang berarti tanda kepemilikan terhadap suatu perusahaan dan akan memberikan keuntungan dalam bentuk dividen dan capital gain seiring dengan pergerakan nilai harganya.

Menurut Mukhibin (2011 : 67) saham adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas atau yang biasa disebut dengan emiten.

Jadi saham merupakan salah satu produk keuangan yang menjadi bukti sah kepemilikan kita terhadap perusahaan yang menerbitkan sertifikat


(24)

saham tersebut. Saham menyatakan bahwa pemilik saham tersebut adalah juga pemilik sebagian dari perusahaan itu.

Bermain di pasar saham memang bisa memberikan keuntungan yang jauh berlipat ganda dibandingkan dengan menyimpan uang dideposito atau berinvestasi diobligasi. Namun bermain dipasar saham juga bisa menyebabkan kerugian yang cukup besar. Risiko yang semakin besar akan menghasilkan keuntungan yang semakin besar pula. Dengan demikian kalau seorang investor membeli saham, maka ia menjadi pemilik atau pemegang saham perusahaan tersebut. Konsekuensi dari hal ini yaitu investor bertindak sebagai pemilik perusahaan yang ikut menanggung segala kerugian dan juga menikmati keuntungan yang diperoleh perusahaan.

Membeli saham merupakan alternatif lain dalam mengamankan dan juga meningkatkan nilai kekayaan berupa uang karena lebih menguntungkan sebab memberikan keuntungan yang tidak terhingga. Artinya, apabila perusahaan penerbit mampu menghasilkan laba yang besar maka para pemegang sahamnya akan menikmati keuntungan yang besar juga karena dari laba yang besar itu diharapkan mampu untuk membayarkan dividen. Disamping dividen, pemilik saham juga ada kemungkinan mendapatkan penghasilan dari capital gain.

Secara umum, semakin baik kinerja suatu perusahaan emiten maka saham perusahaan tersebut akan semakin menguntungkan investor sebab


(25)

kinerja yang baik akan meningkatkan laba. Laba yang tinggi ini akan menyebabkan semakin besar kemungkinan mendapatkan pembagian dividen yang tinggi. Selain itu, kinerja yang baik akan membangun sentimen positif dipasar sehingga harga saham akan naik dan akan memberikan capital gain bagi investor.

Pada dasarnya, ada dua keuntungan yang diperoleh investor dengan membeli atau memiliki saham ( Mukhibin 2011 : 22), yaitu:

• Dividen

Merupakan pembagian keuntungan yang diberikan oleh perusahaan dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Jika seorang pemodal ingin mendapatkan dividen, maka pemodal harus memiliki saham tersebut sampai jangka waktu yang relatif lama hingga kepemilikan saham tersebut berada pada periode pengakuan sebagai pemegang saham yang berhak mendapatkan dividen.

Dividen yang akan diterima pemodal dapat berupa dividen tunai artinya kepada setiap pemodal diberikan uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham yang dimilikinya atau dapat berupa dividen saham yang berarti kepada setiap pemodal diberikan sejumlah saham sehingga jumlah saham yang dimiliki seorang pemodal akan bertambah dengan adanya pembagian dividen saham tersebut.


(26)

Capital gain

Merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham dipasar sekunder.

Selain memberikan keuntungan, membeli atau memiliki saham juga dapat memberikan kerugian bagi pemiliknya. Pada dasarnya ada dua kerugian yang dapat ditanggung oleh investor, yaitu :

Capital loss

Merupakan kebalikan dari capital gain yaitu suatu kondisi dimana investor menjual saham lebih rendah dari harga beli.

• Resiko Likuidasi

Perusahaan yang sahamnya dimiliki dinyatakan bangkrut oleh pengadilan atau perusahaan tersebut dibubarkan. Dalam hal ini, hak klaim dari pemegang saham mendapat prioritas terakhir setelah seluruh kewajiban perusahaan dapat dilunasi. Jika masih terdapat sisa dari hasil penjualan kekayaan perusahaan maka sisa tersebut dibagi secara proporsional, jika tidak ada sisanya maka pemegang saham tidak akan memperoleh hasil dari likuidasi tersebut. Kondisi ini merupakan resiko yang terberat dari pemegang saham. Untuk itu seorang pemegang saham dituntut untuk secara terus-menerus mengikuti perkembangan perusahaan.


(27)

2.1.1.2 Jenis-jenis saham

Menurut Santo Vibby (2007 : 21) jenisnya saham dibagi menjadi dua yaitu saham preferen (preferen stock) dan saham biasa (common stock).

• Saham Preferen

Merupakan jenis saham khusus yang biasanya diterbitkan terbatas untuk pemilik atau pendiri perusahaan. Saham ini memiliki kliam khusus terhadap aset perusahaan namun tidak memiliki hak suara.

• Saham Biasa

Merupakan jenis saham yang ditawarkan dan dapat dimiliki oleh publik. Saham ini memiliki hak suara namun mendapatkan hak paling akhir terhadap aset bila perusahaan terlikuidasi.

Diantara efek yang diperdagangkan di bursa efek, saham biasa adalah yang paling dikenal masyarakat. Diantara emiten yang menerbitkan efek, saham biasa juga merupakan yang paling banyak digunakan untuk menarik dana dari masyarakat. Jadi, saham biasa paling menarik baik bagi investor maupun bagi emiten.

2.1.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan harga saham Pergerakan harga suatu saham dalam jangka pendek tidak dapat diterka secara pasti. Harga saham dibursa efek ditentukan menurut hukum permintaan dan penawaran atau kekuatan tawar-menawar. Semakin banyak orang yang ingin membeli saham maka harga saham tersebut cenderung


(28)

akan bergerak naik. Sebaliknya, semakin banyak orang yang ingin menjual saham maka harga saham tersebut akan bergerak turun.

Namun dalam jangka panjang, kinerja perusahaan emiten dan pergerakan harga saham umumnya bergerak searah. Artinya, jika kinerja perusahaan baik maka harga sahamnya akan meningkat. Sebaliknya, jika kinerja perusahaan memburuk maka harga sahamnya akan menurun. Meskipun demikian perlu diingat, tidak ada bursa saham yang terus-menerus naik dan juga tidak ada saham yang terus-terus-menerus turun. Pergerakan harga suatu saham selama jangka waktu tertentu umumnya akan membentuk suatu pola tertentu.

Jadi yang dimaksudkan dengan harga saham adalah angka yang menunjukkan berapa besar perubahan harga dari harga sebelumnya.

2.1.2 Audit Report Lag

Audit Report Lag adalah rentang waktu penyelesaian pelaksanaan audit laporan keuangan tahunan yaitu sejak tanggal tutup buku perusahaan sampai dengan tanggal yang tertera pada laporan auditor independen (Halim 2000).

Audit Report Lag yaitu rentang waktu penyelesaian pelaksanaan audit laporan keuangan tahunan, diukur berdasarkan lamanya hari yang dibutuhkan untuk memperoleh laporan auditor independen atas audit laporan keuangan tahunan perusahaan, sejak tanggal tutup buku perusahaan yaitu 31 Desember


(29)

sampai tanggal yang tertera pada laporan auditor independen (Aryati dan Theresia 2005).

Tujuan menyeluruh dari suatu audit laporan keuangan adalah menyatakan pendapat apakah laporan keuangan klien telah menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Ketepatan waktu penerbitan laporan keuangan auditan merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan-perusahaan publik. Di Indonesia, batas waktu terbitnya laporan keuangan diatur oleh Badan Pengamatan Pasar Modal (Bapepam). Peraturan tersebut menyatakan bahwa semua perusahaan yang terdaftar di pasar modal wajib menyampaikan laporan keuangan secara berkala kepada Bapepam. Perusahaan publik harus menyerahkan laporan keuangan tahunannya disertai dengan opini auditor kepada Bapepam dan mengumumkannya kepada publik paling lambat pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan atau harus teraudit dalam jangka waktu 90 hari. Hal ini dilakukan Bapepam untuk melindungi para pemegang saham karena laporan keuangan yang disampaikan dapat dianggap good news dan bad news.

Ketepatan waktu perusahaan dalam mempublikasikan laporan keuangan kepada masyarakat umum tergantung dari ketepatan waktu auditor dalam menyelesaikan pekerjaaan auditnya. Pentingnya ketepatan waktu pelaporan keuangan diakui oleh berbagai pihak yang berkepentingan karena hal tersebut bukan hanya berpengaruh pada nilai dan kualitas laporan keuangan tersebut


(30)

namun juga membawa reaksi yang negatif dari pasar. Dilema tersebut menyebabkan kemungkinan akan adanya reputasi auditor yang bisa saja jatuh akibat terlalu lamanya seseorang auditor mengeluarkan laporan keuangan yang telah diauditnya sehingga para pemakai laporan keuangan ragu akan kualitas informasi yang dipublikasikan.

Pengumuman laba berisi berita baik maka pihak manajemen akan cenderung melaporkan tepat waktu dan jika pengumuman laba berisi berita buruk, maka pihak manajemen cenderung tidak tepat waktu. Carslaw dan Kaplan (1991) dalam Rachmawati (2008) menyatakan bahwa perusahaan yang mengalami rugi cenderung memerlukan proses pe ngauditan yang lebih lama.

2.1.3 Earnings Per Share (EPS)

EPS adalah rasio yang menunjukkan berapa besar keuntungan yang diperoleh pemegang saham per lembar saham. EPS juga merupakan tolok ukur terpenting untuk menilai bagus tidaknya kinerja perusahaan. Secara matematis besarnya EPS dapat dihitung dengan formula sebagai berikut :

EPS

=

���������ℎ

�����ℎ��ℎ�������������

Jika nilai EPS ini terus meningkat berarti kinerja perusahaan membaik. Laba bersih adalah sejumlah dana yang tersisa setelah perusahaan membayarkan semua biaya-biaya pengeluarannya. Itulah mengapa laba bersih menjadi bagian dari alat ukur yang digunakan dalam menilai harga suatu saham apakah masih layak dibeli atau harganya sudah kemahalan.


(31)

Kadangkala EPS ini dijadikan acuan bagi manajemen untuk menentukan besaran dividen yang akan dibagikan. EPS menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dan kemampuan mendistribusikan laba yang diraih perusahaan kepada pemegang saham. Semakin tinggi nilai EPS tentu saja merupakan berita baik bagi para pemegang saham karena semakin besar pula laba yang disediakan untuk pemegang saham. EPS yang rendah menandakan bahwa perusahaan gagal memberikan tingkat kesejahteraan seperti yang diharapkan pemegang saham. Pada akhirnya, rasio ini dapat juga digunakan untuk memprediksikan pergerakan harga suatu saham.

2.1.4 Opini Audit

Auditor sebagai pihak yang independen di dalam pemeriksaaan laporan keuangan akan memberikan opini atas kewajaran laporan keuangan yang diauditnya. Opini yang diberikan merupakan pernyataan kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil usaha dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Laporan auditor adalah suatu sarana bagi auditor untuk menyatakan pendapatnya atau apabila keadaan mengharuskan, untuk menyatakan tidak memberikan pendapat, sebagai pihak yang independen, auditor tidak dibenarkan untuk memihak kepentingan siapapun dan untuk tidak mudah dipengaruhi, serta harus bebas dari setiap kewajiban terhadap kliennya dan memiliki suatu kepentingan dengan kliennya (IAI,2004).


(32)

Menurut Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) mengharuskan pembuatan laporan setiap kali kantor akuntan publik dikaitkan dengan laporan keuangan. Laporan audit hanya dibuat jika audit benar-benar dilakukan. Laporan audit penting sekali dalam suatu audit atau proses atestasi lainnya karena laporan tersebut dapat menginformasikan kepada pemakai informasi tentang apa yang dilakukan auditor dan kesimpulan yang diperolehnya. Bagian dari laporan audit yang merupakan informasi utama dari laporan audit adalah opini audit. Opini audit diberikan oleh auditor melalui beberapa tahap audit sehingga auditor dapat memberikan kesimpulan atas opini yang harus diberikan atas laporan keuangan yang diauditnya. Opini Auditor terdiri atas 5 jenis (Mulyadi, 2002 :416), yaitu :

a. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion)

Dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, auditor menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia.

Laporan audit dengan pendapat wajar tanpa pengecualian diterbitkan oleh auditor jika kondisi berikut ini terpenuhi :

1. Semua laporan neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas terdapat dalam laporan keuangan.

2. Dalam pelaksanaan perikatan, seluruh standar umum dapat dipenuhi oleh auditor.

3. Bukti cukup dapat dikumpulkan oleh auditor, dan auditor telah melaksanakan perikatan sedemikian rupa sehingga memungkinkan untuk melaksanakan tiga standar pekerjaan lapangan.

4. Laporan keuangan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia.

5. Tidak ada keadaan yang mengharuskan auditor untuk menambah paragraf penjelas atau modifikasi kata-kata dalam laporan audit.

b. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dengan Bahasa Penjelas (UnqualifiedOpinion with Explanatory Language)


(33)

Dalam keadaan tertentu, auditor menambahkan suatu paragraf penjelas (atau bahasa penjelas yang lain) dalam laporan audit, meskipun tidak mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangan keuangan auditan. Paragraf penjelas dicantumkan setelah paragraf pendapat. Keadaan yang menjadi penyebab utama ditambahkannya suatu paragraf penjelas atau modifikasi kata-kata dalam laporan audit baku adalah:

1. Ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi berterima umum. 2. Keraguan besar tentang kelangsungan hidup entitas.

3. Auditor setuju dengan suatu penyimpangan dari prinsip akuntansi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan.

4. Penekanan atas suatu hal

5. Laporan audit yang melibatkan auditor lain.

c. Pendapat Wajar dengan Pengecualian (Qualified Opinion)

Pendapat wajar dengan pengecualian diberikan apabila auditee menyajikan secara wajar laporan keuangan, dalam semua hal yang material sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia, kecuali untuk dampak hal-hal yang dikecualikan.

Pendapat wajar dengan pengecualian dinyatakan dalam keadaan :

1. Tidak adanya bukti kompeten yang cukup atau adanya pembatasan terhadap lingkup audit.

2. Auditor yakin bahwa laporan keuangan berisi penyimpangan dari prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia, yang berdampak material, dan ia berkesimpulan untuk tidak menyatakan pendapat tidak wajar.

d. Pendapat Tidak Wajar (Adverse Opinion)

Pendapat tidak wajar diberikan oleh auditor apabila laporan keuangan auditee tidak menyajikan secara wajar laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum.

e. Tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer of Opinion)

Auditor menyatakan tidak memberikan pendapat jika ia tidak melaksanakan audit yang auditor memberikan pendapat atas laporan keuangan. Pendapat ini juga diberikan apabila ia dalam kondisi tidak independen dalam hubungannya dengan klien.


(34)

2.1.5 Kantor Akuntan Publik (KAP)

Jasa assurance adalah jasa profesional independen yang meningkatkan kualitas informasi bagi para pemegang keputusan. Jasa atestasi (attestation service) adalah jenis jasa assurance dimana KAP mengeluarkan laporan tentang reliabilitas suatu asersi yang disiapkan pihak lain ( Arens : 2008).

Dalam suatu audit atas laporan keuangan historis, manajemen menegaskan bahwa laporan itu telah dinyatakan secara wajar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP). Audit atas laporan keuangan ini adalah suatu bentuk jasa atestasi dimana auditor mengeluarkan laporan tertulis yang menyatakan pendapat tentang apakah laporan keuangan tersebut telah dinyatakan secara wajar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Audit ini merupakan jasa assurance yang paling umum diberikan oleh KAP.

KAP bertanggung jawab mengaudit laporan keuangan historis yang dipublikasikan oleh semua perusahaan terbuka, perusahaan lain yang cukup besar dan perusahaan serta organisasi non-komersial yang lebih kecil. Hak legal untuk melakukan audit diberikan kepada KAP oleh menteri keuangan. Sebutan KAP mencerminkan fakta bahwa auditor yang menyatakan pendapat audit atas laporan keuangan harus memiliki lisensi sebagai akuntan publik. KAP seringkali disebut sebagai auditor eksternal atau auditor independen untuk membedakannya dengan auditor internal.


(35)

Keempat KAP terbesar di Indonesia disebut KAP internasional ”Empat Besar” yang terdiri dari Deloitte Touche Tohmatsu, Ernst & Young Global, KPMG Internasional dan Pricewaterhouse Coopers. Keempat kantor ini memiliki cabang diseluruh dunia. KAP empat besar ini mengaudit hampir semua perusahaan besar baik di Indonesia maupun di dunia serta banyak juga perusahaan yang kecil.

Badan Pengawasan Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) adalah badan pemerintah pusat yang membantu menyediakan informasi yang andal bagi investor untuk membuat keputusan investasi. Bapepam-LK berperan penting dalam penetapan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP) dan persyaratan pengungkapan bagi laporan keuangan karena kewenangannya menetapkan persyaratan pelaporan yang dianggap perlu demi wajarnya pengungkapan kepada investor.

Auditor tidak memiliki hubungan yang dekat dengan para pengguna laporan keuangan dibandingkan dengan hubungan mayoritas profesi lainnya terhadap klien mereka. KAP ditugaskan oleh manajemen untuk perusahaan perorangan atau oleh komite audit untuk perusahaan publik dan dibayar oleh perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan, namun penerima manfaat utama dari jasa audit tersebut adalah para pengguna laporan keuangan. Seringkali, seorang auditor tidak mengetahui atau memiliki hubungan dengan para pengguna laporan keuangan. Namun, melakukan pertemuan-pertemuan rutin dan hubungan


(36)

berkelanjutan dengan klien. Merupakan hal yang penting bagi para pengguna laporan keuangan untuk memandang KAP sebagai pemberi jasa yang kompeten dan objektif, jika para pengguna yakin bahwa KAP tidak memberikan pelayanan yang bernilai maka nilai jasa audit atau jasa atestasi lainnya yang diberikan oleh KAP tersebut akan menurun sehingga permintaan akan penggunaan jasa tersebut akan ikut menurun. Oleh karena itu, terdapat motivasi yang besar bagi KAP untuk melakukan tingkat profesionalisme yang tinggi.

Nilai pengauditan bergantung pada persepsi publik atas independensi auditor. Alasan banyaknya pengguna laporan keuangan yang bersedia mengandalkan laporan akuntan publik adalah karena adanya ekspektasi mereka terhadap auditor yang mampu memberikan pendapat yang tidak bias. Auditor tidak hanya dituntut untuk independen dalam kenyataan namun juga harus independen dalam penampilan. Independen dalam kenyataan muncul ketika melakukan pengauditan, sedangkan independen dalam penampilan merupakan hasil dari interprestasi orang-orang terhadap independensinya. Jika auditor independen dalam kenyataan namun para pengguna laporan yakin bahwa auditor tersebut membela kepentingan klien maka sebagian besar nilai pengauditan tersebut telah hilang.

Bapepam-LK mengadopsi aturan-aturan yang memperkuat indepensi auditor dengan menerapkan peraturan Sarbanes-Oxley di AS. Peraturan Bapepam-LK lebih lanjut membatasi kemungkinan auditor memberikan jasa


(37)

non-audit pada klien lama dan mengharuskan adanya rotasi partner non-audit untuk meningkat independensi.

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Tinjauan penelitian terdahulu dalam penelitian ini dapat dijelaskan pada tabel 2.1 sebagai berikut :

Tabel 2.1

Tinjauan Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti Rumusan Peneliti Hasil Penelitian

1.

Taranika Intan (2009), Pengaruh DPS dan EPS Terhadap Harga

Saham Pada Perusahaan Go Public

di BEI

Pengaruh DPS dan EPS secara empiris terhadap harga saham.

Secara parsial, DPS tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham dan EPS berpengaruh signifikan terhadap harga saham sedangkan secara simultan DPS dan EPS berpengaruh signifikan terhadap harga saham. 2.

M. Izhar Arief (2010), Pengaruh EPS dan DPS Terhadap Harga

Saham Pada Perusahaan Go Public

di Indonesia

Apakah ada pengaruh antara EPS dan DPS terhadap harga saham baik secara parsial maupun simultan pada perusahaan Go Public di Indonesia.

Secara parsial EPS dan DPS tidak berpengaruh

signifikan terhadap harga saham, sedangkan secara simultan EPS dan DPS berpengaruh signifikan terhadap harga saham.


(38)

3.

Elician Sabrina (2011), Analisis Pengaruh EPS, DPS dan Pertumbuhan

Penjualan Terhadap

Harga Saham Perusahaan

Manufaktur yang Terdaftar di BEI

Pengaruh EPS, DPS dan pertumbuhan penjualan baik secara parsial maupun simultan terhadap harga saham.

Secara parsial, EPS

dan DPS berpengaruh

signifikan terhadap harga saham dan pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh tehadap harga saham, sedangkan secara simultan EPS, DPS dan Pertumbuhan Penjualan berpengaruh signifikan terhadap harga saham. 4.

Pardosi Gerhat (2012), Analisis Pengaruh Opini Audit, Audit Report Lag dan Kantor

Akuntan Publik Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan

Manufaktur yang Terdaftar di BEI

Pengaruh opini audit, audit report lag dan kantor akuntan publik baik secara parsial maupun terhadap harga saham.

Secara parsial, opini audit dan audit report lag tidak berpengaruh terhadap harga saham dan KAP berpengaruh

terhadap harga saham, sedangkan secara simultan opini audit, audit report lag dan KAP berpengaruh

terhadap harga saham.

Dari penelitian terdahulu menunjukkan hasil yang berbeda-beda dan menimbulkan inconsistency dalam penelitian-penelitian tersebut. Peneliti terdahulu


(39)

menggunakan analisis regresi berganda dengan melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu sebelum melakukan uji hipotesis dan memilih sampel dengan menggunakan metode purposive sampiling. Oleh karena terjadi inconsistency dalam penelitian terdahulu, maka peneliti tertarik untuk menguji kembali tentang harga saham. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Pardosi Gerhat (2012) dengan menambah satu variabel independen penelitiannya dengan Earnings Per Share.

2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan suatu model yang menggambarkan bagaimana hubungan antara variabel-variabel penelitian, yaitu variabel independen dan variabel dependen. Dalam penelitian ini yang merupakan variabel independen adalah Audit Report Lag, Earnings Per Share, Opini Audit, dan Kantor Akuntan Publik sedangkan variabel dependennya adalah Harga saham. Adapun kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat dilihat pada skema gambar di bawah ini:

H1 H2 H3 H4 H5 Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Audit Report Lag

( X1) Earning Per Share

( X2) Opini Audit

(X3)

Kantor Akuntan Publik (X4)

Harga Saham

(Y)


(40)

Audit report lag adalah lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku atau akhir tahun fiskal hingga tanggal diterbitkannya laporan auditan. Lamanya waktu penyelesaian audit dapat mempengaruhi ketepatan waktu informasi tersebut untuk dipublikasikan sehingga berdampak pada reaksi pasar terhadap keterlambatan informasi dan mempengaruhi ketidakpastiaan keputusan yang didasarkan pada informasi yang dipublikasikan. Oleh karena itu, ketepatan waktu adalah batasan penting pada publikasi laporan auditan agar informasi yang disediakan bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Earnings Per Share (EPS) merupakan tolok ukur terpenting untuk menilai bagus tidaknya kinerja perusahaan. EPS menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dan kemampuan mendistribusikan laba yang diraih perusahaan kepada pemegang saham. EPS yang rendah menandakan bahwa perusahaan gagal memberikan tingkat kesejahteraan seperti yang diharapkan pemegang saham. Apabila EPS perusahaan tinggi akan semakin banyak investor yang mau membeli saham tersebut sehingga menyebabkan harga saham akan tinggi.

Pentingnya pendapat audit yang wajar tanpa kalimat penjelas (unqualified opinion) akan memberikan pengaruh yang positif bagi semua pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan. Sedangkan ketidakwajaran pendapat atau tidak memberikan pendapat oleh akuntan publik akan menimbulkan reaksi negatif dari pelaku pasar modal. Artinya, informasi dari laporan audit beserta pendapatnya atas laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen perusahaan yang dipublikasikan


(41)

akan menyebabkan kenaikan atau penurunan harga saham. Ketidakwajaran pelaporan secara tidak langsung diartikan sebagai sinyal yang buruk bagi perusahaan.

Kualitas auditan berpengaruh terhadap kredibilitas laporan keuangan. Oleh karena itu, pihak-pihak yang berkepentingan menginginkan emiten yang dijaminnya menggunakan KAP yang memiliki reputasi yang tinggi. KAP internasional atau yang lebih dikenal dengan The Big Four memiliki reputasi yang tinggi di mata masyarakat karena KAP tersebut memiliki karyawan yang terampil serta memiliki cabang diseluruh dunia. Selain itu, KAP tersebut dianggap dapat melakukan audit secara efisien dan memiliki tingkat fleksibilitas jadwal waktu yang lebih tinggi untuk menyelesaikan audit tepat pada waktunya.

2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah proposisi yang dirumuskan dengan maskud untuk diuji secara empiris (Erlina, 2008 : 35). Proposisi merupakan ungkapan atau pernyataan yang dapat dipercaya, disangkal, atau diuji kebenarannya mengenai konsep yang menjelaskan atau memprediksi fenomena-fenomena. Dengan demikian hipotesis merupakan penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena, atau keadaaan yang telah terjadi atau akan terjadi.

Berdasarkan rumusan masalah, tinjauan teoritis, tinjauan penelitian terdahulu, dan kerangka konseptual maka hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut :


(42)

H2 : Terdapat pengaruh earnings per share terhadap harga saham. H3 : Terdapat pengaruh opini audit terhadap harga saham.

H4 : Terdapat pengaruh kantor akuntan publik terhadap harga saham.

H5 : Terdapat pengaruh audit report lag, earnings per share, opini audit, dan kantor akuntan publik secara simultan terhadap harga saham.


(43)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk paradigma kuantitatif yang menekankan pada pengujian teori melalui pengukuran variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik.

Berdasarkan karakteristik masalah, penelitian ini termasuk penelitian kausal komparatif. Penelitian kausal komparatif adalah penelitian yang menunjukkkan arah hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat, disamping mengukur kekuatan hubungannya (E.M. Sangadji-Sopiah, 2010 : 22). Penelitian ini merupakan tipe penelitian ex post facto, yaitu tipe penelitian terhadap data yang dikumpulkan setelah terjadinya suatu fakta atau peristiwa.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur hipotesis dan menjelaskan hubungan antar variabel yang diteliti yaitu audit report lag, earnings per share, opini audit dan kantor akuntan publik sebagai variabel independen dan harga saham sebagai variabel dependen.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan cara mempelajari dokumen-dokumen perusahaan sesuai dengan data yang dibutuhkan. Data yang digunakan adalah data sekunder yang didapat da


(44)

Tabel 3.1 Jadwal penelitian N

o Kegiatan

Agust Sept Okt Nov Des Jan Feb

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

Pengajuan judul 2

Penyetujuan judul

3

Penulisan proposal 4

Bimbingan skripsi 5

Penyelesaian proposal 6

Penulisan Skripsi 7

Penyelesaian skripsi 8

Ujian

komprehensif

3.3 Batasan Operasional

Penulis memberi batasan penelitian agar tujuan penelitian ini dapat tercapai, antara lain :


(45)

1. Faktor-faktor yang diteliti yang diperkirakan dapat mempengaruhi harga saham adalah audit report lag, earnings per share, opini audit, dan kantor akuntan publik.

2. Objek penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

3. Periode penelitian yang diamati adalah tahun 2008 sampai dengan tahun 2010.

3.4 Definisi Operasional

Definisi operasional atau bisa juga disebut dengan mendefinisikan konsep secara operasional adalah menjelaskan karakteristik dari objek ke dalam elemen-elemen yang dapat diobservasikan yang menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalkan ke dalam penelitian ( Erlina, 2008 : 57).

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Variabel Independen

Variabel ini sering juga disebut dengan variabel bebas, variabel stimulus, prediktor, atau antecedent. Variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam variabel dependen dan mempunyai hubungan yang positif maupun negatif bagi variabel dependen lainnya ( Erlina, 2008 : 43). Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :


(46)

a. Audit report lag (X1)

Audit report lag yaitu rentang waktu penyelesaian pelaksanaan audit laporan keuangan tahunan, diukur berdasarkan lamanya hari yang dibutuhkan untuk memperoleh laporan auditor independen atas audit laporan keuangan tahunan perusahaan, sejak tanggal tutup buku perusahaan yaitu 31 Desember sampai tanggal yang tertera pada laporan auditor independen. Audit report lag menunjukkan lamanya penyelesaian audit.

Adapun rentang waktu penyelesaian pelaksanaan audit dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Audit Report lag = tanggal laporan audit-tanggal laporan keuangan b. Earnings Per Share (X2)

EPS adalah rasio yang menunjukkan berapa besar keuntungan yang diperoleh pemegang saham per lembar saham. EPS juga merupakan tolok ukur terpenting untuk menilai bagus tidaknya kinerja perusahaan. Secara matematis besarnya EPS dapat dihitung dengan formula sebagai berikut :

EPS

=

���������ℎ

�����ℎ��ℎ�������������

100 %

c. Opini Audit (X3)

Opini audit adalah pendapat atau penilaian yang diberikan oleh auditor independen atas laporan keuangan yang disajikan oleh suatu perusahaan. Opini audit dalam penelitian ini diukur dengan melihat jenis opini yang diberikan oleh auditor


(47)

independen terhadap laporan keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2008-2010.

Dalam penelitian ini opini audit diklasifikasikan menjadi dua kelompok dummy yaitu perusahaan atau emiten yang menerima pendapat unqualified opinion diberi kode 1 sedangkan perusahaan atau emiten yang menerima pendapat selain unqualified opinion diberi kode 0.

d. Kantor Akuntan Publik (X4)

KAP seringkali disebut sebagai auditor eksternal atau auditor independen. KAP bertanggung jawab mengaudit laporan keuangan historis yang dipublikasikan oleh semua perusahaan. Hak legal untuk melakukan audit diberikan kepada KAP oleh Menteri Keuangan.

Dalam penelitian ini KAP diukur dengan melihat KAP mana yang mengaudit laporan keuangan perusahaan. KAP dalam penelitian ini diklasifikasikan menjadi dua kelompok dummy yaitu perusahaan yang menggunakan jasa KAP internasional atau the big four diberi kode 1 sedangkan perusahaan yang menggunakan jasa KAP selain the big four diberi kode 0.

2. Variabel Dependen

Variabel ini sering disebut dengan variabel terikat atau variabel tidak bebas, menjadi perhatian utama dalam sebuah pengamatan. Variabel ini dijelaskan atau


(48)

dipengaruhi oleh variabel independen. Jadi variabel dependen adalah konsekuensi dari variabel independen ( Erlina, 2008 : 42).

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah harga saham yang disimbolkan dengan “Y”. Harga saham yang digunakan dalam penelitian ini adalah closing price masing-masing perusahaan yang diteliti.

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran variabel disajikan dalam tabel 3.2 dibawah ini. Tabel 3.2

Skala pengukuran variabel

Variabel Indikator Variabel Skala Sumber

Data Instrumen Dependen :

Harga Saham (Y)

Harga saham pada saat closing price

Rasio Sekunder LK

Independen : Audit report

lag (X1)

Jumlah hari antara tanggal buku sampai dengan diterbitkannya laporan audit

Rasio Sekunder Tanggal laporan keuangan auditan Earnings Per Share (X2)

EPS= ����������

���������������������� Rasio Sekunder LK Opini Audit

(X3)

Unqualified opinion atau selain Unqualified opinion

Nominal Sekunder LK Kantor

Akuntan Publik (X4)

KAP The Big Four atau selain TheBig Four

Nominal Sekunder LK

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah sekelompok entitas yang lengkap yang dapat berupa orang, kejadian, atau benda yang mempunyai karakteristik tertentu, sedangkan sampel


(49)

adalah bagian dari populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi. Hasil penelitian yang menggunakan sampel, maka kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi (Erlina, 2008 : 74).

Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah perusahaan manufaktur go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pemilihan sampling menggunakan purposive sampling yang dipilih berdasarkan kriteria-kriteria sebagai berikut:

1. Perusahaan menyampaikan laporan keuangan yang lengkap dari tahun 2008 sampai 2010 di Bursa Efek Indonesia.

2. Perusahaan mempunyai aset lebih dari 500 M.

3. Perusahaan yang memiliki laporan auditor independen dalam laporan keuangan pada tahun 2008-2010.

Berdasarkan kriteria-kriteria tersebut diatas maka yang menjadi sampel dalam penelitian ini berjumlah 34 dari 134 perusahaan yang terdaftar dari tahun 2008-2010 sehingga total sampel dalam penelitian ini berjumlah 102 perusahaan.


(50)

Tabel 3.3

Daftar populasi dan Sampel Perusahaan

No Nama Perusahaan Kriteria Sampel

1 2 3

1 Akasha Wira International Tbk

2 Allbond Makmur Usaha Tbk

3 Aluminindo Light Metal Industry Tbk

4 Aneka Kemasindo Utama Tbk

5 Apac Citra Centertex Tbk

6 Aqua Golden Mississipi Tbk

7 Argha Karya Prima Industries Tbk

8 Argo Pantes Tbk

9 Arwana Citra Mulia Tbk 1

10 Asahimas Flat Glass Tbk

11 Asia Pasifik Fiber Tbk

12 Asiaplast Industries Tbk

13 Astra International Tbk 2

14 Astra Otoparts Tbk 3

15 Barito Pasific Tbk 4

16 BAT Indonesia Tbk

17 Bentoel International Investama Tbk

18 Berlina Tbk

19 Betonjaya Manunggal Tbk

20 Budi Acid Jaya Tbk 5

21 Cahaya Kalbar Tbk 6

22 Centex (Prefered Stock) Tbk

23 Centex Saham Seri B Tbk

24 Citra Tubindo Tbk 7


(51)

26 Daya Sakti Unggul Corporation Tbk

27 Delta Jakarta Tbk 8

28 Delta Dunia Makmur Tbk

29 Duta Pertiwi Nusantara Tbk

30 Dynaplast Tbk

31 Ekadharma International Tbk

32 Eratex Djaja Tbk

33 Eterindo Wahatama Tbk

34 Ever Shine Tex Tbk 9

35 Fajar Surya Wisesa Tbk 10

36 Gajah Tunggal Tbk 11

37 Goodyear Indonesia Tbk

38 GT Kabel Indonesia Tbk

39 Gudang Garam Tbk 12

40 Gunawan Dianjaya Steel Tbk

41 Hanson International Seri B Tbk

42 Hanson International Tbk

43 Holcim Indonesia Tbk

44 Indah Kiat Pulp & Paper Tbk

45 Indal Aluminium Industry Tbk

46 Indo Acidatama Tbk

47 Indo Kordsa Tbk

48 Indocement Tunggal Prakarsa Tbk √ √ √ 13

49 Indofarma Tbk √ − √

50 Indofood Sukses Makmur Tbk √ √ √ 14

51 Indomobil Sukses International Tbk − √ √

52 Indorama Syntetics Tbk √ √ √ 15

53 Indospring Tbk √ √ −


(52)

56 Itamaraya Gold Industry Tbk √ √ −

57 Jakarta Kyoei Steel Works Tbk √ − √

58 JAPFA Comfeed Indonesia Tbk − √ √

59 Jaya Pari Steel Tbk − √ √

60 Jemblo Cable Company Tbk − √ √

61 Kabelindo Murni Tbk √ − √

62 Kageo Igar Jaya Tbk √ − √

63 Kalbe Farma Tbk − √ √

64 Karwel Indonesia Tbk √ − √

65 Kedaung Indah CAN tbk √ − √

66 Kedaung Setia Industrial Tbk √ − √

67 Keramika Indonesia Asosiasi Tbk √ √ √ 16

68 Kertas Basuki Rahmat Ind.Tbk − √ √

69 Kimia Farma (Persero) Tbk √ √ √ 17

70 Langgeng Makmur Industri Tbk √ √ √ 18

71 Lion Mesh Prima Tbk − − −

72 Lion Metal Works Tbk √ − √

73 Malindo Feedmil Tbk √ √ √ 19

74 Mandom Indonesia Tbk √ √ √ 20

75 Mayora Indah Tbk √ √ √ 21

76 Merck Tbk √ − −

77 Mulia Industrindo Tbk − √ √

78 Multi Bintang Indonesia Tbk √ √ √ 22

79 Multi Prima Sejahtera Tbk − √ √

80 Multistrada Arah Sarana Tbk √ √ √ 23

81 Mustika Ratu Tbk √ − √

82 Nipress Tbk √ − √

83 Nusantara Inti Corpora Tbk − √ −

84 Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk − √ √


(53)

86 Panasia Filament Inti Tbk − − √

87 Panasia Indosyntexi Tbk − − √

88 Pelangi Indah Canindo Tbk √ √ √ 24

89 Pelat Timah Nusantara Tbk − √ −

90 Polychem Indonesia Tbk √ − √

91 Prasidha Aneka Niaga Tbk √ − √

92 Prima Alloy Steel Tbk √ √ −

93 Primarindo Asia Infrastructur Tbk √ √ −

94 Pyridam Farma Tbk − √ √

95 Ricky Putra Globalindo Tbk − √ √

96 Roda Vivatex Tbk − √ √

97 Sara Lee Body Care Indonesia Tbk √ − √

98 Sat Nusapersada Tbk − √ √

99 Schering Plough Indonesia Tbk − √ √

100 Sekar Bumi Tbk √ − √

101 Sekar Laut Tbk √ − √

102 Sekawan Intipratama Tbk √ − √

103 Selamat Sempurna Tbk √ √ √ 25

104 Semen Gresik (Persero) Tbk √ √ √ 26

105 Sepatu Bata Tbk √ − √

106 Siantar TOP Tbk √ √ √ 27

107 Sierald Produce Tbk √ √ √ 28

108 Siwani Makmur Tbk − − √

109 Sorini Agro Asia Corporindo Tbk √ √ √ 29

110 Sucaco Tbk √ − √

111 Sumalindo Lestari Jaya Tbk √ √ √ 30

112 Sumi Indo Kabel Tbk − √ √

113 Sunson Textile Manifacture Tbk √ − √


(54)

116 Surya Intrindo Makmur Tbk − √ √

117 Surya Toto Indonesia Tbk √ √ √ 31

118 Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk √ − √

119 Tembaga Mulia Semanan Tbk − √ √

120 Tempo Scan Pasific Tbk √ √ √ 32

121 Tifico Fiber Indonesia Tbk − √ √

122 Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk − √ √

123 Tirta Mahakam Resources Tbk − √ √

124 Titan Kimia Nusantara Tbk − √ √

125 Toba Pulp Lestari Tbk − − −

126 Tri Polyta Indonesia Tbk − √ √

127 Trias Sentosa Tbk √ √ √ 33

128 Tunas Alfin Tbk − √ √

129 Ultra Jaya Milk Tbk − √ √

130 Unggul Indah Cahaya Tbk − √ √

131 Unilever Tbk √ √ √ 34

132 Unitex Tbk − √ √

133 Voksel Electric Tbk − √ √

134 Yanaprima Hastapersada Tbk √ − √

Sumber :

Yang diolah oleh penulis

3.7 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data dokumenter. Data dokumenter adalah jenis data penelitian yang antara lain berupa: faktur, jurnal, surat-surat, notulen hasil rapat, memo, atau dalam bentuk laporan program (E.M. Sangadji-Sopiah, 2010 : 176) dan juga merupakan data sekunder. Data sekunder yaitu data yang dikumpulkan dari sumber-sumber tercetak, dimana data itu telah dikumpulkan


(55)

oleh pihak lain sebelumnya ( Erlina, 2008 : 36). Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan auditan perusahaan dari

3.8 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode dokumtasi. Dalam pelaksanaannya, peneliti mengumpulkan buku-buku yang berkaitan dengan penelitian ini sebagai referensi. Selain itu, data juga dikumpulkan melalui situs Bursa Efek Indonesia dari

3.9 Teknik Analisis

Dalam penelitian ini, metode analisis data dilakukan dengan analisis kuantitatif dan menggunakan software SPSS 18,0. Analisis kuantitatif disebut pula analisis statistik ( E. M. Sangadji_Sopiah, 2010 : 199). Prosesnya dapat dibagi menjadi tiga tahap yang satu sama yang lain berkaitan erat. Tahap pertama adalah tahap pendahuluan yang disebut tahap pengolahan data. Tahap berikutnya adalah tahap utama, yaitu yang disebut dengan tahap pengorganisasian data. Adapun tahap yang terakhir adalah tahap penentuan hasil.

Peneliti melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu sebelum melakukan pengujian hipotesis. Pengujian asumsi klasik yang dilakukan terdiri atas uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji autokorelasi.


(56)

Uji asumsi klasik dilakukan untuk memastikan bahwa sampel yang diteliti terbebas dari gangguan mulitikolinearitas, autokorelasi, heterokedastisitas, dan normalitas.

3.9.1.1 Uji Normalitas

Uji ini berguna untuk tahap awal dalam metode pemilihan analisis data. Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel penggangu atau residu memiliki distribusi normal (Erlina, 2008 : 102). Jika data normal maka statistik parametik yang akan digunakan, dan jika data tidak normal maka statistik non-parametik atau melakukan treatment agar data menjadi normal.

Model regresi yang baik memiliki data distribusi yang normal atau mendekati normal. Jika asumsi ini tidak dipenuhi maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah model regresi terdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik.

a. Analisis Grafik

Untuk melakukan pengujian normalitas dengan analisis grafik dapat dengan melihat grafik histogram dan normal probability plot. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya, dan sebaliknya jika pola distribusi tidak


(57)

normal dan terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebarannya jauh dari garis diagonal, hal tersebut menunjukkan bahwa model regresi menyalahi asumsi normalitas.

b. Analisis Statistik

Uji statistik yang digunakan untuk menguji normalitas adalah uji statistik non parametic one Kolmogorov Smirnov. Jika angka probabilitas < �=

0,05 maka variabel tidak terdistrubusi secara normal. Sebaliknya, bila angka probabilitas >� = 0,05 maka variabel terdistribusi secara normal.

3.9.1.2 Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi variabel-variabel independen antara yang satu dengan yang lainnya ( Erlina, 2008 : 105). Pengujian ini bermaksud untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi di antara variabel independen, model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikolinearitas.

Pengujian multikololiaritas dilakukan dengan melihat nilai VIF dan korelasi diantara variabel independen. Jika nilai VIF lebih besar dari 2, maka terjadi multikolineritas diantara variabel independen. Di samping itu, suatu model dikatakan terdapat gejala multikolinearitas jika korelasi


(58)

diantara variabel independen lebih besar dari 0,9 ( Ghozali dalam Erlina, 2008 : 105).

Ada dua cara yang dapat dilakukan jika terjadi multikolinearitas, yaitu:

a. Mengeluarkan salah satu variabel, misalnya variabel independen A dan B saling berkolerasi dengan kuat, maka bisa dipilih A atau B yang dikeluarkan dari model regresi.

b. Menggunakan metode lanjut seperti regresi Bayesian atau regresi Ridge.

3.9.1.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baijk adalah tidak terjadi heteroskedastisitas ( Erlina, 2008 : 106).

Menurut Nugroho (2005 : 62) cara memprediksi ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model dapat dilihat dari gambar scatterplot model tersebut. Analisis pada gambar scatterplot yang menyatakan model regresi linier berganda tidak terdapat heteroskedastisitas jika:


(59)

b. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja.

c. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali.

d. Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.

3.9.1.4 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 atau sebelumnya ( Erlina, 2008 : 106).

Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu (times series) karena ”ganguan” pada seorang individu/kelompok cenderung mempengaruhi ”gangguan” pada individu/ kelompok yang sama pada periode berikutnya.

Pada data crossection (silang waktu), masalah autokorelasi relatif jarang terjadi karena ”gangguan” pada observasi yang berbeda berasal dari individu. Kelompok yang berbeda berasal dari invidu kelompok yang berbeda. Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi. Ada


(60)

beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah dalam autokorelasi di antaranya adalah dengan Uji Durbin Watson pada buku stastistik relevan. Menurut Sunyoto (2009:91), Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut:

1) angka D-W di bawah –2 berarti ada autokorelasi positif,

2) angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi, 3) angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif

3.9.2 Uji Hipotesis

Hipotesis diuji dengan menggunakan analisis regresi linear berganda. Analisis ini digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel independen mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. Model regresi untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji-F (simultan) dan uji-t (parsial).

3.9.2.1 Uji- F

Uji-F digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model ini mempunyai pengaruh secara bersama-sama atau simultan terhadap variabel dependen.

Data dihipotesis dengan model analisis berganda, yaitu: Y=�+�11+�22+�33 +�44+�


(61)

Keterangan:

Y = Harga saham

� = Konstanta

� = Koefisien regresi

�1 = Audit Report Lag

�2 = Earnings Per Share

�3 = Opini Audit

�4 = Kantor Akuntan Publik

� = Error

Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut :

H0 : Tidak semua variabel independen berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen.

Ha : Semua vaiabel independen berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen.

Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi F-hitung dengan F-tabel dengan ketentuan sebagai berikut:

- Jika F-hitung < F-tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak untuk � = 5% - Jika F-hitung > F-tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima untuk � = 5%


(62)

3.9.2.2 Uji- t

Uji-t disebut juga sebagai uji signifikan individual. Uji ini menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen.

Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut:

H0 : Tidak semua variabel independen berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependen.

Ha : Semua variabel independen berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependen.

Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi t-hitung dengan t-tabel dengan ketentuan sebagai berikut:

- Jika t-hitung < t-tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak untuk � = 5% - Jika t-hitung > t-tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima untuk � = 5%


(63)

BAB 1V

HASIL PENELITIAN 4.1 Data Penelitian

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi berganda. Analisis data dimulai dengan mengolah data dengan menggunakan Microsoft Excel, selanjutnya dilakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian menggunakan regresi berganda. Pengujian asumsi klasik dan regresi logistik digunakan dengan menggunakan software SPSS versi 18. Prosedur dimulai dengan memasukkan variabel-variabel penelitian ke program SPSS tersebut dan menghasilkan output-output sesuai metode analisis data yang ditentukan.

Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, diperoleh 34 perusahaan yang memenuhi kriteria dan dijadikan sampel penelitian ini dan diamati selama periode 2008-2010, sehingga sampel amatan menjadi 34 x 3 tahun = 102 sampel. Proses pengambilan sampel dapat dilihat pada lampiran i.

4.2 Analisis Hasil Penelitian

4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif

Informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari manufaktur dari tahun 2008-2010.


(64)

Variabel dari penelitian ini terdiri dari Audit Report Lag (ARL), Earnings Per Share (EPS), Opini Audit dan Kantor Akuntan Publik ( KAP) sebagai variabel independen dan Harga Saham sebagai variabel dependen. Statistik deskriptif dari variabel tersebut dari sampel perusahaan manufaktur salama periode 2008-2010 disajikan dalam tabel 4.1.

Tabel 4.1

Statistik Deskriptif Variabel-Variabel Penelitian

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Harga Saham 102 50 274950 11398.31 35247.900

ARL 102 30 105 73.14 13.705

EPS 102 -487.08 21021.17 1076.1996 3054.34435

Opini Audit 102 0 1 .69 .466

KAP 102 0 1 .68 .470

Valid N (listwise) 102

Sumber : Output SPSS, diolah penulis, 2012

Berikut ini perincian data deskriptif yang telah diolah :

a. Variabel Harga Saham memiliki nilai minimum 50 dan nilai maksimum 274950 dengan rata-rata Harga Saham sebesar 11398,31 dengan jumlah sampel sebanyak 102 pengamatan.

b. Variabel ARL memiliki nilai minimum 30 hari dan nilai maksimum 105 hari dengan rata-rata ARL sebesar 73,14 hari dengan jumlah sampel sebanyak 102 pengamatan.


(65)

c. Variabel EPS memiliki nilai minimum -487,08 dan nilai maksimum 21021,17 dengan rata-rata EPS sebesar 1076,196 dengan jumlah sampel sebanyak 102 pengamatan.

d. Variabel Opini Audit memiliki nilai minimum 0 dan nilai maksimum 1 dengan rata-rata Opini Audit sebesar 0,69 dengan jumlah sampel sebanyak 102 pengamatan.

e. Variabel KAP memiliki nilai minimum 0 dan nilai maksimum 1 dengan rata-rata KAP sebesar 0,68 dengan jumlah sampel sebanyak 102 pengamatan.

4.2.2 Uji Asumsi Klasik 4.2.2.1 Uji Normalitas

Pengujian normalitas data dalam penelitian ini menggunakan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan membuat hipotesis :

H0 : Data residual berdistribusi normal Ha : Data residual tidak berdistribusi normal

Apabila nilai signifikansinya lebih dari 0,05 maka H0 diterima sedangkan jika nilai signifikansinya labih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak.


(66)

Tabel 4.2

Hasil Uji Normalitas Sebelum Data Ditransformasi

Hasil pengolahan data menunjukkan besar nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 3,083 dan signifikansi pada 0,000 maka disimpulkan data tidak terdistribusi secara normal karena p= 0,000 < 0,05

Gambar 4.1

Histogram ( Sebelum data di tansformasi) Sumber: Output SPSS, diolah penulis, 2012

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 102

Normal

Parametersa,b

Mean .0000000

Std. Deviation 1.05128792E4

Most Extreme Differences

Absolute .305

Positive .241

Negative -.305

Kolmogorov-Smirnov Z 3.083

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Test distribution is Normal.


(67)

Dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa data tidak terdistribusi secara normal karena grafik histogram menunjukkan distribusi data tidak mengikuti garis diagonal yaitu menceng ke kiri (negative skewness).

Gambar 4.2

Grafik Normal P-Plot (sebelum data di transformasi) Sumber : Output SPSS, diolah penulis, 2012

Uji normalitas dengan menggunakan grafik plot menunjukkan hasil yang sama dengan grafik histogram. Pada grafik plot, keliatan titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal tetapi penyebarannya jauh dari


(1)

Lampiran vi

Hasil Uji Asumsi Klasik Setelah Data Ditransformasi

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 96

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation .76723411

Most Extreme Differences

Absolute .063

Positive .063

Negative -.052

Kolmogorov-Smirnov Z .614

Asymp. Sig. (2-tailed) .846


(2)

98

Hasil Uji Multikolonieritas

Coefficientsa Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

(Constant) 3.754 1.644 2.284 .025

LN_ARL -.046 .371 -.005 -.123 .903 .927 1.079

LN_EPS .778 .039 .890 19.823 .000 .736 1.358

Opini_Audit -.214 .184 -.047 -1.163 .248 .918 1.090

KAP .250 .204 .057 1.225 .224 .684 1.462

a. Dependent Variable: LN_Harga_Saham


(3)

Coefficient Correlationsa

Model KAP LN_ARL Opini_Audit LN_EPS

1Correlations KAP 1.000 .235 .194 -.489

LN_ARL .235 1.000 .172 -.064

Opini_Audit .194 .172 1.000 .057

LN_EPS -.489 -.064 .057 1.000

Covariances KAP .041 .018 .007 -.004

LN_ARL .018 .138 .012 -.001

Opini_Audit .007 .012 .034 .000

LN_EPS -.004 -.001 .000 .002

c. Dependent Variable: LN_Harga_Saham

Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb Model

R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .930a .865 .859 .78392 1.488

a. Predictors: (Constant), KAP, LN_ARL, Opini_Audit, LN_EPS d. Dependent Variable: LN_Harga_Saham


(4)

100

Lampiran vi (Lanjutan)

Hasil Uji Heterokedastisitas


(5)

Lampiran vii

Hasil Analisis Regresi

Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate 1 .930a .865 .859 .78392 a. Predictors: (Constant), KAP, LN_ARL, Opini_Audit, LN_EPS

b. Dependent Variable: LN_Harga_Saham Coefficientsa Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

(Constant) 3.754 1.644 2.284 .025

LN_ARL -.046 .371 -.005 -.123 .903 .927 1.079

LN_EPS .778 .039 .890 19.82

3

.000 .736 1.358

Opini_Audit -.214 .184 -.047 -1.163 .248 .918 1.090

KAP .250 .204 .057 1.225 .224 .684 1.462


(6)

102

Lampiran vii (Lanjutan)

Hasil Uji t

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 3.754 1.644 2.284 .025

LN_ARL -.046 .371 -.005 -.123 .903 .927 1.079

LN_EPS .778 .039 .890 19.823 .000 .736 1.358

Opini_Audi t

-.214 .184 -.047 -1.163 .248 .918 1.090

KAP .250 .204 .057 1.225 .224 .684 1.462

a. Dependent Variable: LN_Harga_Saham

Hasil Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 358.133 4 89.533 145.696 .000a

Residual 55.922 91 .615

Total 414.055 95

a. Predictors: (Constant), KAP, LN_ARL, Opini_Audit, LN_EPS b. Dependent Variable: LN_Harga_Saham


Dokumen yang terkait

Pengaruh Audit Quality, Audit Tenure, Audit Report Lag, dan Profitabilitas terhadap Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013

10 162 106

Pengaruh Opini Audit, Debt To Total Asset Ratio, Earning Per Share, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Audit Report Lag Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 64 99

Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Ukuran KAP dan Jenis Opini Audit Terhadap Audit Report Lag Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010 – 2012

3 56 79

Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Ukuran Kantor Akuntan Publik dan Jenis Opini Audit Terhadap Audit Report Lag pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 43 85

Analisis Pengaruh Opini Audit, Audit Report Lag dan Kantor Akuntan Publik Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI

18 117 88

Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Ukuran Kap Dan Jenis Opini Audit Terhadap Audit Report Lag Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 79 94

Pengaruh Debt to Total Assets Ratio, Kualitas Audit, dan Opini Going Concern Terhadap Audit Report Lag Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

4 49 97

PENGARUH OPINI AUDIT, AUDIT REPORT LAG, DAN UKURAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

4 13 31

Pengaruh Audit Quality, Audit Tenure, Audit Report Lag, dan Profitabilitas terhadap Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013

0 0 18

Pengaruh Kualitas Audit, Jenis Opini Audit, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Audit Report Lag pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 1 13