pengakhiran kehamilan kira-kira 2 pada kehamilan yang terkomplikasi dengan hiperemesis gravidarum.
2
Namun demikian, Kuscu dan Koyuncu menilai luaran maternal dan neonatal dari penderita hiperemesis gravidarum yang diteliti pada dua penelitian berbeda yang
melibatkan 193 dan 138 pasien. Dari 193 pasien, 24 membutuhkan perawatan inap dan satu pasien membutuhkan nutrisi parenteral. Berat lahir, usia kandungan, kelahiran
preterm, skor Apgar, mortalitas perinatal dan kejadian kelainan bawaan janin tidak berbeda antara pasien hiperemesis dan populasi umum. Dalam studi lainnya, tidak ada terdeteksi
peningkatan risiko keterlambatan pertumbuhan, kelainan bawaan dan prematuritas. Umumnya hiperemesis gravidarum dapat disembuhkan. Dengan penanganan yang baik
prognosis hiperemesis gravidarum sangat memuaskan. Namun pada tingkatan yang berat, penyakit ini dapat mengancam jiwa ibu dan janin.
5
2.2. Helicobacter pylori
Pada tulisan ini akan dipresentasikan gambaran singkat H. Pylori, epidemiologi, patogenesis, manifestasi klinik infeksi H. pylori, strategi diagnostik dan terapeutik yang
relevan untuk pembasmian H. pylori sebagai patogen pada manusia.
2.2.1. Sejarah
H. pylori adalah bakteri spiral yang dikultur dari mukosa lambung manusia oleh
Marshall dan Warren dari Perth Australia pada tahun 1983. Sejak diperkenalkan kepada komunitas ilmiah pada tahun 1989 oleh Marshall dan Warren, H. pylori menjadi fokus
penelitian klinik dan perdebatan biokimia. Berkat penemuannya ini Marshall dan Warren menerima nobel Fisiologi dan Medicine pada tahun 2005 untuk penemuan terbaru. Sejak
saat itu banyak peneliti yang kemudian menaruh perhatian besar pada kuman ini, terutama terhadap peranannya untuk menimbulkan inflamasi pada saluran cerna bagian atas,
penyakit ulkus peptikum dan kemungkinan peranannya dalam perkembangan gastritis kronik ke arah karsinoma lambung. Semua individu yang terkena infeksi kuman ini akan
mengalami peradangan lambung yang kronik dan menetap persistent, namun pada sebagian besar kasus tampaknya tidak menimbulkan morbiditas maupun mortalitas yang
berarti.
9,12
Universitas Sumatera Utara
2.2.2. Morfologi
H. pylori adalah bakteri Gram negatif, dengan bentuk spiral melengkung dan
berflagel yang ditemukan hidup berkoloni pada lapisan mukosa lambung yang dapat menyebabkan gangguan saluran pencernaan. Bakteri ini dicirikan oleh aktivitas urease
yang tinggi. Bakteri ini mampu hidup dalam suasana asam yang kuat dengan cara memproduksi urease. H. Pylori mempunyai mekanisme resistensi asam, yang
menghidrolisa urea menjadi karbon dioksida dan ammonia. Bakteri ini mempunyai sifat pertumbuhan yang lambat tetapi mampu merusak lapisan lendir mukus pada epitel
lambung sehingga menimbulkan peradangan lambung yang kronik, menetap persistent, menahun dan ulkus peptikum.
3,13
Bakteri ini ada pada 95 -98 pasien penderita ulkus duodenal dan 60 -90 pasien penderita ulkus peptikum. Taksiran angka kejadian infeksi menurut berbagai test
diagnostik termasuk test bakteriologi, test histologi dan test serologi menunjukkan bahwa 90 pasien yang terserang tanpa adanya gejala-gejala klinik.
14,15
Gambar 2.1. :
H. pylori.
15
Universitas Sumatera Utara
2.2.3. Epidemiologi