2.3.4. Rapid Urease Test
Rapid Urease Test Pengujian Urease Cepat dilakukan berdasarkan dari fakta bahwa H. pylori adalah organisme yang menghasilkan urease. Sampel yang diperoleh dari
endoskopi ditempatkan di dalam medium yang mengandung urea. Jika urease ada, urea akan diuraikan menjadi karbon dioksida dan ammonia, akibatnya terjadi peningkatan pH
medium dan selanjutnya terjadi perubahan warna pada medium. Test ini memiliki kelebihan yaitu tidak mahal, cepat dan tersedia secara luas. Akan tetapi, test ini dibatasi
oleh kemungkinan hasil positif palsu, dimana terjadi penurunan aktivitas urease yang disebabkan konsumsi antibiotik yang masih baru, senyawa bismuth, inhibitor pompa
proton atau sucralfate atau oleh reflux empedu, bisa turut andil atas hasil positif palsu ini.
9,19,21
2.3.5. Urea Breath Test
Urea Breath Test Test Napas Urea mengandalkan aktivitas urease H. pylori untuk mendeteksi keberadaan infeksi aktif. Dalam test ini, pasien yang diduga mengidap infeksi
diberi urea berlabel-
14
C atau urea berlabel-
13
C. Urea berlabel-
14
C atau
13
C memiliki kelebihan bersifat nonradioaktif dan karenanya lebih aman untuk anak-anak dan wanita
setelah melahirkan. Jika ada urease, akan menguraikan urea menjadi ammonia dan karbon dioksida, karbon dioksida diserap dan akhirnya terekspirasikan di dalam napas, di mana
senyawa ini akan terdeteksi. Urea Breath Test memiliki sensitivitas dan spesifisitas lebih dari 90 . Selain sangat bagus untuk mendokumentasikan infeksi aktif, test ini juga sangat
bernilai untuk memastikan ketiadaan infeksi setelah pengobatan. Juga penting pada pasien dengan riwayat penyakit ulcus yang terkomplikasi yang disertai perdarahan atau perforasi.
Selain itu, Urea Breath Test tidak mahal dengan isotop manapun yang digunakan, mudah dilaksanakan dan tidak mengharuskan endoskopi. Akan tetapi, jika pasien baru
mengkonsumsi inhibitor pompa proton, antibiotik atau senyawa bismuth, Urea Breath Test bisa terbatas manfaatnya. Karena itu, setidaknya jarak 1 minggu waktu antara penghentian
obat antisekresi dan Urea Breath Test dilaksanakan 4 minggu setelah pengobatan selesai eradikasi. Tambahan lagi, kecuali untuk pusat medis besar di mana hasil-hasil biasanya
tersedia dalam waktu kurang dari 24 jam, Urea Breath Test juga bisa untuk waktu beberapa hari yang dibutuhkan untuk pengangkutan sampel dan analisa oleh laboratorium.
9,18,19
Pemeriksaan Urea Breath Test bersifat non invasif, tidak menggunakan bahan radioaktif, hasil cepat, praktis tanpa persiapan khusus dan tanpa efek samping.
Pemeriksaan Urea Breath Test dapat dilakukan dengan menggunakan alat Infra Red
Universitas Sumatera Utara
Isotope Analyser IRIS untuk mendeteksi adanya H. pylori. Prosedur pemeriksaan
dilakukan dengan cara meniupkan udara pernafasan kedalam kantong udara yang tersedia yang kemudian dihubungkan ke alat IRIS untuk mengetahui ada tidaknya H. pylori.
Prosedurnya sederhana dan hasilnya cepat dengan waktu ± 30 menit. Non invasif karena tidak ada alat yang dimasukkan kedalam tubuh dan tanpa efek samping karena hanya
menggunakan udara pernafasan.
9,22
2.3.6. Serologi Test