Latar Belakang Perbandingan Kejadian Infeksi Helicobacter Pylori Pada Hiperemesis Gravidarum Dengan Hamil Normal

B A B I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Mual dan muntah Morning Sickness, Emesis Gravidarum pada kehamilan merupakan hal yang sering terjadi. Hingga 80 dari semua wanita hamil mengalami keluhan mual dan muntah selama kehamilan mereka. 1,2,3 Serangan awal mual dan muntah selama kehamilan yang biasa terjadi adalah antara 4 dan 8 minggu kehamilan dan terus berlanjut hingga 14-16 minggu kehamilan. Sebagian besar wanita hamil mengalami gangguan kenyamanan disebabkan mual dan muntah. Mual dan muntah selama kehamilan mempunyai dampak merugikan pada kehidupan keluarga, sosial dan profesi wanita. Dilaporkan hilangnya 8,6 juta jam kerja karyawan dan 6,8 juta jam kerja pada pekerjaan rumah tangga akibat masalah mual dan muntah selama kehamilan. Verberg tahun 2002 menyebutkan bahwa mual dan muntah yang berat merupakan penyebab utama ketiga untuk perawatan inap selama kehamilan. 1,2,4 Mual dan muntah terus menerus melewati trimester pertama dan terus berlanjut sampai ke trimester kedua atau ketiga hendaknya menimbulkan kecurigaan akan adanya ulkus peptikum aktif yang disebabkan oleh Helicobacter pylori. 5 Mual dan muntah terus menerus pada trimester pertama yang disebabkan infeksi H. pylori bila tidak diterapi akan berlanjut menjadi Hiperemesis Gravidarum HG. Hiperemesis gravidarum yang disebabkan oleh infeksi H. pylori yang berkepanjangan bila tetap tidak mendapatkan penanganan yang adekuat maka gejala-gejala akan tetap bertahan selama hamil dan akan berlanjut menjadi ulkus peptikum. Verberg melaporkan bahwa sebelum diberikannya pengobatan dan masuknya cairan Intra Vena, kematian akibat hiperemesis gravidarum adalah 159 kematian per sejuta kelahiran di Inggris. 2 Hiperemesis gravidarum adalah salah satu masalah obstetri yang tidak jarang ditemukan, walaupun beberapa teori telah diajukan untuk menjelaskan penyebab hiperemesis gravidarum ini, penyebab sebenarnya tetap belum jelas. Infeksi H. pylori dianggap sebagai salah satu penyebab hiperemesis gravidarum. Adanya hubungan antara H. pylori seropositif dengan hiperemesis gravidarum telah dibuktikan secara meyakinkan oleh beberapa kelompok peneliti. Kazerooni di Iran tahun 2001 menemukan infeksi H. pylori seropositif terdeteksi pada 44 pasien 82 dari 54 pasien dengan hiperemesis gravidarum dan 29 pasien 55 dari 53 wanita hamil asimptomatik. Prevalensi lebih tinggi secara signifikan p 0,01 pada wanita dengan hiperemesis gravidarum daripada Universitas Sumatera Utara wanita dalam kelompok kontrol. Penelitian ini menyimpulkan infeksi H. pylori sebagai salah satu penyebab hiperemesis gravidarum. 4 Penelitian oleh Asih dkk di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, RS Fatmawati, RSPAD Gatot Subroto Jakarta dan RSUD Tangerang yang berlangsung dari Agustus 2006- Oktober 2007 didapatkan prevalensi infeksi H. pylori sebanyak 67,3 pada kasus hiperemesis gravidarum dan 34,5 pada kasus kontrol. Walaupun prevalensi H. pylori yang didapat tidak sebesar hasil yang diteliti oleh Frigo tahun 1998 yang mendapat hasil prevalensi seropositif 90,5 atau Kocak tahun 1999 mendapat angka 91,5 namun tetap didapatkan hubungan yang bermakna antara infeksi H. pylori pada wanita hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum. 6,7,8 Dengan berkembangnya tes Antibodi serum spesifik terhadap H. pylori memungkinkan dilakukan pemeriksaan terhadap infeksi H. pylori pada saat kehamilan. Antibodi ini bisa terdeteksi dalam serum atau sampel darah yang dengan mudah diperoleh. Keberadaan antibodi IgG terhadap H. pylori bisa dideteksi dengan menggunakan pengujian biokimia. Dengan tersedianya tes ini, harga yang murah dan non invasif, dimungkinkan mendeteksi infeksi H. pylori pada wanita hamil dan bayi baru lahir. 4,9 Penelitian ini dilakukan karena di Indonesia masih jarang ada penelitian untuk mengetahui infeksi H. pylori dengan hiperemesis gravidarum. Dimana untuk wilayah Sumatera Utara sendiri belum ada penelitian yang dilakukan untuk mengetahui infeksi H. pylori yang dapat menimbulkan hiperemesis gravidarum. Penelitian ini dilakukan untuk mendeteksi infeksi H. pylori pada hiperemesis gravidarum dengan menggunakan pemeriksaan Anti-Helicobacter pylori Ig G Antibodi pada RSUP. H. Adam Malik Medan, RS. Tembakau Deli, RS. Haji Medan, RS. Sundari dan Rumkit KESDAM I BB.

1.2. Rumusan Masalah