16
atau sejumlah orang atau kelompok sosial dalam masyarakat menginginkan suasana baru, suasana yang lebih baik dan lebih maju atau secara politis,
suasana yang lebih demokratis dan terbuka. Perspektif kritik sosial yang demikian lebih banyak dianut oleh kaum kritis dan strukturalis. Mereka
melihat kritis sosial adalah wahana komunikatif untuk suatu tujuan perubahan sosial Masoed, 1999 : 49. Suatu kritik sosial selalu
menginginkan perbaikan, ini berarti bahwa suatu kritik selalu berorientasi ke masa depan Santoso, 1986:6. Kritik sosial yang lebih murni kurang
didasarkan pada peneropongan kepentingan diri sendiri saja, melainkan justru menitikberatkan dan mengajak masyarakat atau khalayak untuk
memperhatikan kebutuhan-kebutuhan nyata dalam masyarakat. Suatu kritik sosial kiranya didasarkan pada rasa tanggung jawab bahwa manusia bersama-
sama bahwa manusia bersama-sama bertanggung jawab atas perkembangan lingkungan sosialnya, sehingga diharapkan dapat menuju ke arah perbaikan
dalam masyarakat untuk mewujudkan suatu ketertiban sosial Susanto, 1986:105.
2.1.5. Semiotika
Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda. Tanda-tanda adalah perangkat yang kita pakai dalam upaya berusaha
mencari jalan di dunia ini, di tengah-tengah manusia dan bersama-sama manusia. Semiotika, atau dalam istilah Barthes, semilogi, pada dasarnya
hendak mempelajari bagaimana kemanusiaan humanity memaknai hal-hal things. Memakai to sinify dalam hal ini tidak dapat dicampuradukkan
17
dengan mengkomunikasikan to communicate. Memaknai berarti bahwa objek-objek tidak hanya membawa informasi, dalam hal mana objek-objek
itu hendak berkomunikasi, tetapi juga mengkonsitusi sistem terstruktur dari tanda Kurniawan, 2001 dalam Sobur, 2006:15
2.1.6. Teori Warna
Warna adalah sifat persepsi visual yang menurut sisi manusia disebut merah, kuning, biru, dll. Warna diambil dari spektrum dari cahaya distribusi
energi cahaya versus panjang gelombang yang berinteraksi di dalam mata dengan sensitivitas spektral dari reseptor-reseptor cahaya. Warna merupakan
elemen yang bercahaya yang kategorinya dan spesifikasi fisiknya diasosiasikan dengan objek- objek, material, sumber cahaya, dll berdasarkan
sifat fisiknya seperti daya serap, daya pantul, atau emisi spektra. Warna dihasilkan dari gelombang cahaya, sejenis radiasi elektromagnetik yang
terukur dalam satuan mikron. Warna-warna yang dapat dilihat berada antara 400-700 mikron namun ada juga warna-warna yang tidak terjangkau untuk
dilihat karena panjang gelombangnya berada diluar jangkauan kita “Color”, Wikipedia.
Warna putih merupakan tekanan yang paling rendah dan hitam merupakan kualitas yang paling gelap, diantara keduanya terdapat abu-abu.
Benda walaupun tidak berwarna putih dan hitam, tetap saja memiliki tingkatan gelap dan terang yang dapat dianalisa dan dikatagorikan sebagai
value. Bila garis mendeskrepsikan bentuk objek, maka value akan memperjelas dan memperkaya garis sehingga bentuk 3 dimensi menjadi
lebih hidup, tempat dan hubungan antar bentuk dapat ditentukan, membentuk
18
pola untuk menggambarkan tekstur objek serta memberikan kesan dramatis. Derajat perubahan value tergantung dan kesamaan antar bayangan dengan
cahaya, juga dari sumber cahaya yang menimpa objek. Sanyoto 42
2.1.7. Semiotik Charles Sanders Peirce