31
2.1.11.2. Batang Korek Api
Batang korek api merupakan hal yang sangat mengntungkan buat manusia hal ini sangat membantu kinerja manusia dalam segala hal,
hubungan antara batang korek api dan manusia yaitu ketika dibakar, setiap batang kayu kecil itu meninggalkan jejak hangus yang berbeda. Itu mirip
proses identifikasi manusia, di mana setiap pribadi adalah sosok yang unik, selain itu batang korek api ini juga bisa membuat manusia tersebut tidak
menyukai batang korek api, karena memang banyak batang korek api yang membakar rumah. Banyak hal yang bisa disampaikan lewat batang korek api,
batang yang dipelintir jadi benda lain, diharapkan bisa menciptakan kejutan visual yang memancing perhatian soal kefanaan, pluralitas, kerapuhan cinta,
atau perbedaan antara harapan dan kenyataan. Memang dalam kasus Cikeas batang korek api ini memang sangat
cocok digunakan karena memang batang korek api ini diibaratkan sebagai pnyulut dalam kasus Century ketika penyulut ini mulai dinyalakan maka
bukan tidak mungkin akan menimbulkan keresahan bagi orang banyak.
2.2. Kerangka Pikir
Berdasarkan landasan teori yang telah disampaikan, penelitian ini berusaha mengungkap makna yang terkandung pada karikatur Surat Kabar
Jawa Pos edisi 29 Desember 2009, maka peneliti melakukan pemaknaan terhadap tanda lambang dengan menggunakan metode semiotik Peirce,
sehingga akhirnya diperoleh hasil dan interprestasi data mengenai Penelitian
32
ini berusaha mengungkap makna yang terkandung pada karikatur Gurita Cikeas pada Surat Kabar Jawa Pos. Semiotik Peirce menekankan pada
hubungan antara tanda, obyek dan peserta komunikasi. Hubungan antara ketiga unsur tersebut adalah untuk mencapai suatu makna, terutama antara
tanda dan obyeknya. Pada penelitian ini menggunakan analisis kualitatif dengan
pendekatan semiotika. Adapun hasil kerangka berfikir diatas dapat digambarkan dalam bentuk bagan:
Karikatur tentang ”Gurita
Cikeas” pada Surat Kabar
Jawa Pos Analisis kualitatif
dengan pendekatan semiotika Peirce:
Ikon
Indeks
Simbol Hasil interpretan
peneliti
Gambar 2.3. Kerangka Berfikir Penelitian Tentang Pemaknaan Karikatur “Gurita
Cikeas” Pada Surat Kabar Jawa Pos Edisi 29 Desember 2009
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan menggunakan analisis semiotik Pierce, untuk menginterprestasikan
representasi karikatur pada media cetak yaitu surat kabar, yang akan dijadikan sebagai objek penelitian ini adalah ”Gurita Cikeas” yang terdapat pada Surat
Kabar Jawa Pos Edisi 29 Desember 2009. Oleh karena itu peneliti yang melakukan studi analisis isi kualitatif
harus memperhatikan beberapa hal: pertama adalah konteks atau situasi social diseputar dokumen atau teks yang diteliti. Disini, peneliti diharapkan dapat
memahami the nature atau kealamiahan dan culture meaning atau makna cultural dari artifact atau teks yang diteliti. Kedua adalah proses atau
bagaimana suatu produksi media atau isi pesannya dikreasi secara actual dan diorganisasikan secara bersama. Ketiga adalah emergence, yakni pembentukan
secara gradualbertahap dari makna sebuah pesan melalui pemahaman dan interpretasi.
Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan metode semiotik. Dengan menggunakan metode semiotik, peneliti berusaha menggali realitas
real yang didapatkan melalui interpretasi simbol- simbol dan tanda-tanda yang ditampilkan sepanjang Iklan. Analisis semiotik termasuk dalam metode
kualititaf. Tipe penelitian ini adalah deskriptif, dimana peneliti berusaha untuk mengetahui pemaknaan karikatur dalam Surat Kabar Jawa Pos.
33