BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan menggunakan analisis semiotik Pierce, untuk menginterprestasikan
representasi karikatur pada media cetak yaitu surat kabar, yang akan dijadikan sebagai objek penelitian ini adalah ”Gurita Cikeas” yang terdapat pada Surat
Kabar Jawa Pos Edisi 29 Desember 2009. Oleh karena itu peneliti yang melakukan studi analisis isi kualitatif
harus memperhatikan beberapa hal: pertama adalah konteks atau situasi social diseputar dokumen atau teks yang diteliti. Disini, peneliti diharapkan dapat
memahami the nature atau kealamiahan dan culture meaning atau makna cultural dari artifact atau teks yang diteliti. Kedua adalah proses atau
bagaimana suatu produksi media atau isi pesannya dikreasi secara actual dan diorganisasikan secara bersama. Ketiga adalah emergence, yakni pembentukan
secara gradualbertahap dari makna sebuah pesan melalui pemahaman dan interpretasi.
Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan metode semiotik. Dengan menggunakan metode semiotik, peneliti berusaha menggali realitas
real yang didapatkan melalui interpretasi simbol- simbol dan tanda-tanda yang ditampilkan sepanjang Iklan. Analisis semiotik termasuk dalam metode
kualititaf. Tipe penelitian ini adalah deskriptif, dimana peneliti berusaha untuk mengetahui pemaknaan karikatur dalam Surat Kabar Jawa Pos.
33
34
3.2. Kerangka Konseptual
3.2.1. Corpus
Didalam penelitian kualitatif diperlukan adanya suatu pembahasan masalah yang disebut corpus. Corpus adalah sekumpulan bahan terbatas yang
ditentukan pada perkembangannya oleh analisa dengan semacam kesemenaan, bersifat sehomogen mungkin Kurniawan.2001:7
. Corpus adalah kata lain dari sampel, bertujuan tetapi khusus digunakan
untuk analisis semiologi dan analisis wacana. Pada penelitian kualitatif ini memberikan peluang yang besar bagi dibuatnya interpretasi alternatif. Corpus
dari penelitian ini adalah karikatur “Gurita Cikeas” di Surat Kabar Jawa Pos Edisi 29 Desember 2009.
3.2.2. Unit Analisis
Unit analisis data dalam penelitian ini adalah tanda yang ada dalam karikatur yang berupa gambar dan tulisan yang terdapat dalam karikatur yang
dimuat di Surat Kabar Jawa Pos, kemudian diinterpretsikan dengan
menggunakan ikon icon, indeks index, dan symbol symbol.
3.2.2.1. Ikon
Ikon adalah tanda yang hubungan antara penanda dan petandanya bersifat bersamaan bentuk alamiah. Atau dengan kata lain, ikon adalah
hubungan antara tanda dan objek atau acuan yang bersifat kemiripan. Ikon
35
dalam karikatur ”Gurita Cikeas” yang dimuat di surat kabar Jawa Pos adalah
tiga ekor Gurita dan kepala Gurita yang memakai mahkota.
3.2.2.2. Indeks
Indeks adalah tanda yang menunjukkan adanya hubungan alamiah antara tanda dan petanda yang bersifat kausal atau hubungan sebab akibat,
atau tanda yang langsung mengacu pada kenyataan. Indeks dalam karikatur yang dimuat di surat kabar Jawa Pos adalah teks membongkar Gurita Cikeas,
teks George Junus Aditjondro, teks di balik skandal Century, Bukankah SBY berkata akan memimpin sendiri pemberantasan korupsi di negeri ini dan teks
Abdurrahman Wahid, Mantan Presiden Republik Indonesia.
3.2.2.3. Simbol
Simbol adalah tanda yang menunjukkan hubungan alamiah antara penanda keserakahan dengan petandanya. Hubungan diantaranya bersifat
abitrer atau semena, hubungan berdasarkan konvensi perjanjian masyarakat. Simbol dalam karikatur yang dimuat di surat kabar Jawa Pos ini adalah
Tentakel Gurita, Kotak Korek, Batang Korek, 4 batang korek yang keluar, Kotak Korek yang terbuka, Cover Korek.
3.3. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik dokumentasi dan mengamati karikatur yang dimuat di surat kabar Jawa Pos
secara langsung serta melakukan studi pustaka untuk melengkapi data-data dan bahan-bahan yang dapat dijadikan sebagai referensi.
36
3.4. Teknis Analisis Data
Analisis Semiotika pada corpus penelitian pada karikatur ”Gurita Cikeas” setelah melalui tahapan pengkodean maka selanjutnya peneliti akan
menginterpretasikan tanda-tanda tersebut untuk ditahui pemaknaannya. Terkait dalam penelitian ini, untuk mengetahui isi pesan dalam
karikatur surat pembaca, peneliti mengamati signs atau system tanda yang tampak dalam Iklan, kemudian memaknai dan menginterpretasikannya dengan
menggunakan metode semiotik Pierce, yang terdiri dari : 1.
Obyek Adalah gambar atau karikatur itu sendiri. Obyek dalam penelitian ini
adalah karikatur “Gurita Cikeas” di Surat Kabar Jawa Pos Edisi 29 Desember 2009.
2. Sign
Adalah segala sesuatu yang ada dalam gambar karikatur tersebut. Sign dalam penelitian ini adalah tiga ekor Gurita, kepala Gurita yang memakai
mahkota, teks membongkar Gurita Cikeas, teks George Junus Aditjondro, teks di balik skandal Century, Bukankah SBY berkata akan memimpin
sendiri pemberantasan korupsi di negeri ini, teks Abdurrahman Wahid, Mantan Presiden Republik Indonesia, Tentakel Gurita, Kotak Korek,
Batang Korek, 4 batang korek yang keluar, Kotak Korek yang terbuka, Cover Korek.
37
3. Interpretant
Adalah tanda yang ada dalam benak seseorang tentang obyek yang dirujuk sebuah tanda. Interpretant dalam penelitian ini adalah hasil interpretasi
dari peneliti. Berdasarkan obyeknya Peirce membagi tanda atas icon ikon, index
indeks, dan symbol simbol. Ketiga kategori tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Ikon Icon
Adalah tanda yang hubungan antara penanda dan petandanya bersifat bersamaan bentuk alamiah. Atau dengan kata lain, ikon adalah hubungan
antara tanda dan objek atau acuan yang bersifat kemiripan. Ikon dalam karikatur yang dimuat di surat kabar Jawa Pos adalah tiga ekor Gurita dan
kepala Gurita yang memakai mahkota. 2.
Indeks Index Adalah tanda yang menunjukkan adanya hubungan alamiah antara tanda
dan petanda yang bersifat kausal atau hubungan sebab akibat, atau tanda yang langsung mengacu pada kenyataan. Indeks dalam karikatur surat
kabar Jawa Pos adalah teks membongkar Gurita Cikeas, teks George Junus Aditjondro, teks di balik skandal Century, Bukankah SBY berkata akan
memimpin sendiri pemberantasan korupsi di negeri ini dan teks Abdurrahman Wahid, Mantan Presiden Republik Indonesia.
38
3. Simbol Symbol
Adalah tanda yang menunjukkan hubungan alamiah antara penanda dengan petandanya. Hubungan diantaranya bersifat abitrer atau semena,
hubungan berdasarkan konvensi perjanjian masyarakat. Simbol dalam karikatur yang dimuat di surat kabar Jawa Pos ini adalah Tentakel Gurita,
Kotak Korek, Batang Korek, 4 batang korek yang keluar, Kotak Korek yang terbuka, Cover Korek.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian
Mencoba menelusuri sejarah harian ini memang mengasyikkan. Kali pertama diterbitkan pada 1 Juli 1949, bila dilihat dari hari lahirnya Jawa Pos
termasuk salah satu surat kabar tertua di Indonesia. Waktu itu namanya Java Post, lalu pernah juga menjadi Djawa Post, Djawa pos dan kemudia Jawa pos
seperti sekarang ini. Riwayat pendiriannya pun sederhana saja, waktu itu, The Chung Sen
seorang WNI kelahiran Bangka bekerja di dikantor film di Surabaya. Dialah yang bertugas untuk selalu menghubungi surat kabar agar pemuatan iklan
filmnya lancar. Dari sini pula The Chung Sen mengetahui bahwa memiliki surat kabar ternyata menguntungkan, maka didirikanlah Java Post. Saat itu,
harian ini tentunya juga dikenal sebagai harian Melayu – Tionghoa. Sebab pengelolannya, modalnya dari kalangan itu sendiri. Harian ini tentunya bukan
satu – satunya harian Melayu – Tionghoa di Surabaya, yang terbesar saat itu adalah Pewarta Soerabaia Trompet Masyarakat dan Perdamaian. The Chun
Sen tentunya melirik keuntungan yang berhasil diraih oleh harian Pewarta Soerabaia yang sudah berhasil memantapkan diri sebagai koran dagang di
39