Penyajian Data Gambar Karikatur “Gurita Cikeas” Di Surat Kabar Jawa Pos Edisi 29

43

4.2. Penyajian Data

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan terhadap gambar karikatur ”Gurita Cikeas” yang terdapat pada Surat Kabar Jawa Pos Edisi 29 Desember 2009 disajikan hasil pengamatan terhadap gambar karikatur tersebut. Dalam tampilan gambar karikatur tersebut terdapat pesan verbal. Pesan verbalnya adalah terdapat tiga ekor Gurita, kepala Gurita yang memakai mahkota, teks membongkar Gurita Cikeas, teks George Junus Aditjondro, teks di balik skandal Century, Bukankah SBY berkata akan memimpin sendiri pemberantasan korupsi di negeri ini, teks Abdurrahman Wahid, Mantan Presiden Republik Indonesia, Tentakel Gurita, Kotak Korek, Batang Korek, 4 batang korek yang keluar, Kotak Korek yang terbuka, Cover Korek. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti pada gambar karikatur ”Gurita Cikeas” yang terdapat pada Surat Kabar Jawa Pos Edisi 29 Desember 2009, akan disajikan hasil pengamatan dari gambar karikatur ”Gurita Cikeas” yang terdapat pada Surat Kabar Jawa Pos Edisi 29 Desember 2009.

4.3. Analisis Data

Gambar karikatur ”Gurita Cikeas” tersebut membagi tanda menjadi tiga kategori yaitu : 1. Ikon adalah tanda yang hubungan antara penanda dan petandanya bersifat bersamaan bentuk alamiah. Atau dengan kata lain, ikon adalah hubungan 44 antara tanda dan objek atau acuan yang bersifat kemiripan. Ikon yang dimuat dalam karikatur ”Gurita Cikeas” yang terdapat pada Surat Kabar Jawa Pos adalah tiga ekor Gurita dan kepala Gurita yang memakai mahkota. 2. Indeks nya adalah tanda yang menunjukkan adanya hubungan alamiah antara tanda dan petanda yang bersifat kausal atau hubungan sebab akibat, atau tanda yang langsung mengacu pada kenyataan. Indeks dalam karikatur ”Gurita Cikeas” yang terdapat pada Surat Kabar Jawa Pos adalah teks membongkar Gurita Cikeas, teks George Junus Aditjondro, teks di balik skandal Century, Bukankah SBY berkata akan memimpin sendiri pemberantasan korupsi di negeri ini dan teks Abdurrahman Wahid, Mantan Presiden Republik Indonesia. 3. Simbol adalah tanda yang menunjukkan hubungan alamiah antara penanda keserakahan dengan petandanya. Hubungan diantaranya bersifat abitrer atau semena, hubungan berdasarkan konvensi perjanjian masyarakat. Simbol dalam karikatur ”Gurita Cikeas” yang terdapat pada Surat Kabar Jawa Pos adalah Tentakel Gurita, Kotak Korek, Batang Korek, 4 batang korek yang keluar, Kotak Korek yang terbuka, Cover Korek. 45 Gambar 4.1. Karikatur ”Gurita Cikeas” Dalam Kategori Tanda Pierce Icon : tiga ekor Gurita dan kepala Gurita yang memakai mahkota Simbol : Tentakel Gurita, Kotak Korek, Batang Korek, 4 batang korek yang keluar, Kotak Korek yang terbuka, Cover Korek Index : teks membongkar Gurita Cikeas, teks George Junus Aditjondro, teks di balik skandal Century, Bukankah SBY berkata akan memimpin sendiri pemberantasan korupsi di negeri ini dan teks Abdurrahman Wahid, Mantan Presiden Republik Indonesia Dalam menganalisa hubungan antara tanda dan acuannya berdasarkan studi semiotik Pierce, yaitu Ikon Icon, Indeks Index dan Simbol Symbol, maka peneliti akan menginterpretasikan segala bentuk pemaknaan yang terdapat dalam gambar karikatur keserakahan, baik berupa makna denotatif dan makna konotatif.

4.3.1. Klasifikasi Tanda

Charles Sanders Pierce terkenal dengan teori tandanya. Di dalam lingkup semiotika, Pierce seringkali mengulang ulang bahwa secara umum tanda adalah yang mewakili sesuatu bagi seseorang. Untuk itu Pierce membagi tanda menjadi sepuluh jenis, selengkapnya sebagai berikut : 1. Qualisign , yakni kualitas sejauh yang dimiliki tanda. Kata keras menunjukkan kualitas tanda. Gambar karikatur “Gurita Cikeas” di Surat Kabar Jawa Pos Edisi 29 Desember 2009 yaitu Gurita dan Mahkota. 46 2. Iconic Sinsign, yakni tanda yang memperlihatkan kemiripan. Gambar karikatur “Gurita Cikeas” di Surat Kabar Jawa Pos Edisi 29 Desember 2009 yaitu gambar tiga ekor Gurita dan kepala Gurita. Adanya macam- macam iconic sinsign yang terdapat pada gambar karikatur tersebut memiliki kemiripan dengan orang yang memiliki jabatan, tiga ekor gurita yang menjadi lambang dari banyaknya tangan yang ikut campur, kepala gurita yang menandakan sebagai pemimpin. 3. Rhematic Indexical Sinsign , yakni tanda berdasarkan pengalaman langsung, yang secara langsung menarik perhatian karena kehadirannya disebabkan sesuatu. Misalnya : kotak korek yang menunjukkan bahwa yang ada di dalam korek tersebut kebanyakan dari mereka adalah seorang pejabat tinggi. Kemudian batang korek tersebut menunjukkan bahwa kekuatan yang dimiliki oleh pejabat tinggi. 4. Discent Sinsign, yakni tanda yang memberikan informasi tentang sesuatu. Misalnya : 4 batang korek yang keluar dan kotak korek yang terbuka yang menunjukkan bahwa sudah ada 4 orang yang membantu kerja dari Cikeas tersbut namun mereka tidak termasuk dalam anggota Cikeas. 5. Iconic Legisign , yakni tanda yang menginformasikan norma atau hukum. Misalnya : teks membongkar Gurita Cikeas. 6. Rhematic Indexica Legisign , yakni tanda yang mangacu kepada obyek tertentu. Misalnya : tiga ekor Gurita dan kepala Gurita yang memakai mahkota. 47 7. Dicent Indexica Legisign, tanda yang bermakna informasi dan menunjuk subjek informasi. Misalnya teks George Junus Aditjondro, teks di balik skandal Century, Bukankah SBY berkata akan memimpin sendiri pemberantasan korupsi di negeri ini dan teks Abdurrahman Wahid, Mantan Presiden Republik Indonesia. 8. Rhematic Symbol atau Symbolic Rheme, yakni tanda yang dihubungkan dengan obyeknya melalui asosiasi ide umum yaitu semua gambar yang terdapat pada gambar karikatur “Gurita Cikeas” di Surat Kabar Jawa Pos Edisi 29 Desember 2009. 9. Dicent Symbol atau Proposion proporsi adalah tanda yang langsung menghubungkan dengan obyek melalui asosiasi dalam otak. tiga ekor Gurita, kepala Gurita yang memakai mahkota, teks membongkar Gurita Cikeas, teks George Junus Aditjondro, teks di balik skandal Century, Bukankah SBY berkata akan memimpin sendiri pemberantasan korupsi di negeri ini, teks Abdurrahman Wahid, Mantan Presiden Republik Indonesia, Kotak Korek, Batang Korek, 4 batang korek yang keluar, Kotak Korek yang terbuka. 10. Argument , yakni tanda yang merupakan inferens seseorang terhadap sesuatu berdasarkan alasan tertentu. Misalnya : tiga ekor Gurita, kepala Gurita yang memakai mahkota. 48

4.4. Gambar Karikatur “Gurita Cikeas” Di Surat Kabar Jawa Pos Edisi 29

Desember 2009 Dalam Model Pierce Menurut Pierce, sebuah tanda itu adalah segala sesuatu yang ada pada seseorang untuk menyatakan sesuatu yang lain dalam beberapa hal atau kapasitas. Dalam pendekatan semiotic model Charles Sanders Pierce, diperlukannya adanya sebagai model analisis yaitu tanda sign, objek object dan interpretan interpretant. Menurut Pierce salah satu bentuk tanda adalah kata, karena tanda itu sendiri adalah pencitraan indrawi yang menampilkan pengertian dari obyek yang dimaksudkan, sedangkan obyek adalah sesuatu yang dirujuk oleh tanda. Sementara interpretan adalah tanda yang ada dalam benak seseorang tentang obyek yang dirujuk sebuah tanda. Gambar karikatur “Gurita Cikeas” di Surat Kabar Jawa Pos Edisi 29 Desember 2009 ini akan menjadi korpus penelitian terlebih dahulu akan dibagi menjadi unsur – unsur komponen berdasarkan unit analisis dalam penelitian ini, yaitu : 1. Tanda Sign, dalam gambar karikatur ini adalah setiap bentuk pemaknaan yang dapat ditimbulkan oleh gambar karikatur tersebut baik itu makna yang bersifat konotatif maupun yang bersifat denotatif. 2. Obyek Object, dalam penelitian ini adalah keseluruhan badan gambar karikatur, mulai dari jenis gambar karikatur, bentuk gambar dan bentuk dari penyajian gambar karikatur tersebut. 3. Interpretan Interpretant, sebagai interpretan peneliti akan menganalisa gambar karikatur yang akan dijadikan corpus, yaitu gambar karikatur 49 ”Gurita Cikeas” secara keseluruhan dengan menggunakan hubungan antara tanda dengan acuan tanda dalam model kategori tanda yang dimiliki pierce, yaitu : ikon, indeks dan simbol sehingga akan diperoleh makna dalam gambar karikatur tersebut. Gambar 4.2. Gambar Karikatur “Gurita Cikeas” dalam Elemen Makna Pierce Obyek : karikatur “Gurita Cikeas” di Surat Kabar Jawa Pos Edisi 29 Desember 2009 Tanda : Setiap bentuk penggambaran yang dapat ditimbulkan oleh karikatur Interpretasi : Hasil interpretasi peneliti dalam melihat hubungan antara tanda dan petanda Apabila digambarkan hubungan antara tanda, obyek dan interpretan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Gambar karikatur “Gurita Cikeas” di Surat Kabar Jawa Pos Edisi 29 Desember 2009 merupakan obyek dalam penelitian ini dan keseluruhan dari tampilan karikatur yang berupa gambar dan teks yang menjadi latar belakang dari gambar karikatur tersebut merupakan tanda – tanda yang terkandung dalam suatu gambar. Gambar karikatur ”Gurita Cikeas” ini akan direpresentasikan dengan menggunakan model Semiotik Pierce. Dalam semiotik Pierce sebuah acuan dan representasi adalah fungsi utamanya. 4.5. Ikon, Indeks, Simbol Dalam pendekatan semiotic pierce terdapat tiga komponen yaitu, Tanda Sign, Obyek Object dan Interpretan Interpretant. Sebagai 50 interpretan, peneliti menganalisa gambar karikatur “Gurita Cikeas” di Surat Kabar Jawa Pos yang dijadikan korpus sampel terbatas dengan menggunakan hubungan antara tanda dengan acuan tanda dalam model semiotic Charles Sanders Pierce yang membagi tanda atas tiga bagian kategori yaitu ikon icon, Indeks index dan simbol Symbol sehingga akan diperoleh interpretasi dari gambar melalui kategori tersebut. Dalam menganalisa hubungan antara tanda dengan acuan tanda berdasarkan model Charles Sanders Pierce yang membagi tanda menjadi ikon icon, Indeks index dan simbol Symbol, maka peneliti akan mengkaji tanda yang berupa gambar tersebut. Interpretasi yang dilakukan terhadap gambar karikatur “Gurita Cikeas” di Surat Kabar Jawa Pos Edisi 29 Desember 2009 akan menampakkan makna yang tersirat di dalamnya. Gambar ini merupakan suatu bentuk sistem tanda yang merujuk pada sesuatu diluar tanda itu sendiri. Dalam pendekatan semiotik Charles Sanders Peirce terdapat tiga unsur yaitu ikon, indeks dan simbol. Oleh karena itu peneliti akan menginterpretasikan makna pesan berdasarkan unsur – unsur tersebut. Dalam gambar karikatur “Gurita Cikeas” di Surat Kabar Jawa Pos, yang menjadi Ikonnya adalah tiga ekor Gurita dan kepala Gurita yang memakai mahkota. Indeks dari gambar karikatur ”Gurita Cikeas” adalah teks membongkar Gurita Cikeas, teks George Junus Aditjondro, teks di balik skandal Century, Bukankah SBY berkata akan memimpin sendiri pemberantasan korupsi di negeri ini dan teks Abdurrahman Wahid, Mantan Presiden Republik 51 Indonesia. Dan Simbol dari gambar karikatur keserakahan ini yaitu Kotak Korek, Batang Korek, 4 batang korek yang keluar, Kotak Korek yang terbuka. Gambar karikatur “Gurita Cikeas” di Surat Kabar Jawa Pos Edisi 29 Desember 2009 ini apabila digambarkan kedalam model semiotika dari Charles Sanders Peirce adalah sebagai berikut : Gambar 4.3. Gambar Karikatur ”Gurita Cikeas” Dalam Kategori Tanda Peirce I Icon : tiga ekor Gurita dan kepala Gurita yang memakai mahkota Simbol : Tentakel Gurita, Kotak Korek, Batang Korek, 4 batang korek yang keluar, Kotak Korek yang terbuka, Cover Korek Index : teks membongkar Gurita Cikeas, teks George Junus Aditjondro, teks di balik skandal Century, Bukankah SBY berkata akan memimpin sendiri pemberantasan korupsi di negeri ini dan teks Abdurrahman Wahid, Mantan Presiden Republik Indonesia Interpretasi gambar yang dilakukan terhadap gambar karikatur “Gurita Cikeas” di Surat Kabar Jawa Pos terlihat makna yang tersirat di dalam gambar karikatur tersebut. Gambar karikatur ”Gurita Cikeas” merupakan suatu bentuk sistem yang merujuk pada sesuatu di luar tanda itu sendiri dimana hal tersebut tersirat di dalam gambar karikatur ”Gurita Cikeas” yang terdapat dalam Surat Kabar Jawa Pos Edisi 29 Desember 2009. Gambar karikatur ”Gurita Cikeas” dalam Surat Kabar Jawa Pos Edisi 29 Desember 2009 tersebut digunakan oleh peneliti untuk menginterpretasikan sistem tanda dalam penelitian ini. 52

1. Ikon

Adalah tanda yang hubungan antara penanda dan petandanya bersifat bersamaan bentuk alamiah. Atau dengan kata lain, ikon adalah hubungan antara tanda dan objek atau acuan yang bersifat kemiripan. tiga ekor Gurita dan kepala Gurita yang memakai mahkota, tiga ekor gurita dalam karikatur ini merupakan ikon dari tiga orang yang mempunyai kedudukan dan mempunyai koneksi dimana – mana dan kepala Gurita yang memakai mahkota diumpamakan sebagai orang yang mempunyai kedudukan sebagai raja atau pemimpin negeri, dimana tanda ikon ini mempunyai kemiripan ciri yang serupa sekaligus sebagai pemaknaan perwakilan langsung sebagai model dalam karikatur tersebut. Ikon pada gambar karikatur karikatur ”Gurita Cikeas” yang dimuat di surat kabar Jawa Pos adalah tiga ekor Gurita dapat diartikan bahwa gurita adalah hewan moluska dari kelas Cephalopoda kaki hewan terletak di kepala, ordo Octopoda dengan terumbu karang di samudra sebagai habitat utama, gurita ini mempunyai tubuh yang sangat fleksibel memungkinkan gurita untuk menyelipkan diri pada celah batuan yang sangat sempit di dasar laut, terutama sewaktu melarikan diri dari ikan pemangsa seperti belut laut Moray. Gurita yang kurang dikenal orang dari subordo Cirrata memiliki dua buah sirip dan cangkang dalam sehingga kemampuan untuk menyelip ke dalam ruangan sempit menjadi berkurang, selain itu dalam karikatur ini dapat diartikan bahwa gurita ini identik dengan tiga orang yang memiliki jabatan yang dapat dengan leluasa