45
Gambar 4.1. Karikatur ”Gurita Cikeas” Dalam Kategori Tanda Pierce
Icon
: tiga ekor Gurita dan
kepala Gurita yang memakai mahkota
Simbol
: Tentakel Gurita, Kotak Korek,
Batang Korek, 4 batang korek yang keluar, Kotak Korek yang
terbuka, Cover Korek
Index
: teks membongkar Gurita Cikeas, teks
George Junus Aditjondro, teks di balik skandal Century, Bukankah SBY
berkata akan memimpin sendiri pemberantasan korupsi di negeri ini
dan teks Abdurrahman Wahid, Mantan Presiden Republik Indonesia
Dalam menganalisa hubungan antara tanda dan acuannya berdasarkan studi semiotik Pierce, yaitu Ikon Icon, Indeks Index dan Simbol Symbol,
maka peneliti akan menginterpretasikan segala bentuk pemaknaan yang terdapat dalam gambar karikatur keserakahan, baik berupa makna denotatif
dan makna konotatif.
4.3.1. Klasifikasi Tanda
Charles Sanders Pierce terkenal dengan teori tandanya. Di dalam lingkup semiotika, Pierce seringkali mengulang ulang bahwa secara umum
tanda adalah yang mewakili sesuatu bagi seseorang. Untuk itu Pierce membagi tanda menjadi sepuluh jenis, selengkapnya sebagai berikut :
1. Qualisign
, yakni kualitas sejauh yang dimiliki tanda. Kata keras menunjukkan kualitas tanda. Gambar karikatur “Gurita Cikeas” di Surat
Kabar Jawa Pos Edisi 29 Desember 2009 yaitu Gurita dan Mahkota.
46
2. Iconic Sinsign, yakni tanda yang memperlihatkan kemiripan. Gambar
karikatur “Gurita Cikeas” di Surat Kabar Jawa Pos Edisi 29 Desember 2009 yaitu gambar tiga ekor Gurita dan kepala Gurita. Adanya macam-
macam iconic sinsign yang terdapat pada gambar karikatur tersebut memiliki kemiripan dengan orang yang memiliki jabatan, tiga ekor gurita
yang menjadi lambang dari banyaknya tangan yang ikut campur, kepala
gurita yang menandakan sebagai pemimpin.
3. Rhematic Indexical Sinsign
, yakni tanda berdasarkan pengalaman langsung, yang secara langsung menarik perhatian karena kehadirannya
disebabkan sesuatu. Misalnya : kotak korek yang menunjukkan bahwa yang ada di dalam korek tersebut kebanyakan dari mereka adalah seorang
pejabat tinggi. Kemudian batang korek tersebut menunjukkan bahwa
kekuatan yang dimiliki oleh pejabat tinggi.
4. Discent Sinsign,
yakni tanda yang memberikan informasi tentang sesuatu. Misalnya : 4 batang korek yang keluar dan kotak korek yang terbuka yang
menunjukkan bahwa sudah ada 4 orang yang membantu kerja dari Cikeas
tersbut namun mereka tidak termasuk dalam anggota Cikeas.
5. Iconic Legisign
, yakni tanda yang menginformasikan norma atau hukum.
Misalnya : teks membongkar Gurita Cikeas.
6. Rhematic Indexica Legisign
, yakni tanda yang mangacu kepada obyek tertentu. Misalnya : tiga ekor Gurita dan kepala Gurita yang memakai
mahkota.
47
7. Dicent Indexica Legisign,
tanda yang bermakna informasi dan menunjuk subjek informasi. Misalnya teks George Junus Aditjondro, teks di balik
skandal Century, Bukankah SBY berkata akan memimpin sendiri pemberantasan korupsi di negeri ini dan teks Abdurrahman Wahid,
Mantan Presiden Republik Indonesia.
8. Rhematic Symbol
atau Symbolic Rheme, yakni tanda yang dihubungkan dengan obyeknya melalui asosiasi ide umum yaitu semua gambar yang
terdapat pada gambar karikatur “Gurita Cikeas” di Surat Kabar Jawa Pos
Edisi 29 Desember 2009.
9. Dicent Symbol
atau Proposion proporsi adalah tanda yang langsung menghubungkan dengan obyek melalui asosiasi dalam otak. tiga ekor
Gurita, kepala Gurita yang memakai mahkota, teks membongkar Gurita Cikeas, teks George Junus Aditjondro, teks di balik skandal Century,
Bukankah SBY berkata akan memimpin sendiri pemberantasan korupsi di negeri ini, teks Abdurrahman Wahid, Mantan Presiden Republik
Indonesia, Kotak Korek, Batang Korek, 4 batang korek yang keluar, Kotak
Korek yang terbuka.
10. Argument
, yakni tanda yang merupakan inferens seseorang terhadap sesuatu berdasarkan alasan tertentu. Misalnya : tiga ekor Gurita, kepala
Gurita yang memakai mahkota.
48
4.4. Gambar Karikatur “Gurita Cikeas” Di Surat Kabar Jawa Pos Edisi 29