Pengukuran Variabel Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

d. Jangan biarkan anak mengangkat telepon atau membukakan pintu karena hal ini sangat berisiko. Penculik saat ini sangat berani dan hanya butuh waktu beberapa menit untuk membawa kabur sang anak. e. Cari informasi lebih banyak tentang pencegahan terjadinya penculikan anak dari buku,televisi, internet, maupun dari mulut ke mulut untuk mengindari anak agar tidak menjadi korban. http:health.detik.comread200910271305071229337764penculika n-merajalela-bekali-anak-sikap-waspada .

3.1.2. Pengukuran Variabel

Pengukuran variabel bebas dan variabel terikat dalam penelitian ini menggunakan skala likert, yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Dengan menggunakan skala likert, setiap jawaban dihubungkan dengan bentuk pertanyaan atau dukungan sikap yang diungkapkan dengan kata – kata Ridwan, 2002 : 12 ; sebagai berikut : Sangat Setuju SS = skor 5 Setuju S = skor 4 Ragu – ragu R = skor 3 Tidak Setuju TS = skor 2 Sangat Tidak Setuju STS = skor 1 Dalam penelitian ini, pilihan jawaban pertanyaan digolongkan menjadi 4 alternatif jawaban yaitu : Sangat Setuju SS = skor 4 Setuju S = skor 3 Tidak Setuju TS = skor 2 Sangat Tidak Setuju STS = skor 1 Dalam kategori ini, alternatif jawaban ragu – ragu undecided ditiadakan, alasannya menurut Hadi 1993 : 20 , adalah sebagai berikut : 1. Kategori undecided memiliki arti ganda, bias diartikan belum dapat memberikan jawaban, netral dan ragu-ragu. Kategori jawaban yang memiliki arti ganda instrumen. 2. Tersedianya jawaban di tengah menimbulkan multi interpretable. Hal ini tidak diharapkan dalam kecenderungan menjawab ke tengah central tendency, terutama bagi mereka yang ragu – ragu akan kecenderungan jawabannya. 3. Disediakan jawaban di tengah akan menghilangkan banyaknya data penelitian, sehingga mengurangi banyaknya informasi yang dapat dijaring responden. Langkah pertama yang dilakukan dengan mencari lebar interval I sebagai berikut : Jarak Pengukuran R I = Jarak Interval K a. Pengukuran Variabel Terpaan Berita Penculikan Anak di Televisi Variabel X 1. Indikator Frekuensi : Frekuensi Tertinggi = 30 Frekuensi Terendah = 1 R = Frekuensi terpaan tinggi dikurangi terpaan terendah Jarak Pengukuran R I = Jarak Interval K 30 – 1 I = = 9,66 dibulatkan 10 3 Jadi, kategori Frekuensi dibedakan menjadi : a. 1 – 10 kali Tidak Sering diberi skor 1 b. 11 – 20 kali Sering diberi skor 2 c. 21 – 30 kali Sangat Sering diberi skor 3 2. Indikator Durasi Durasi Tertinggi = 60 Durasi Terendah = 1 R = Durasi terpaan tinggi dikurangi durasi terpaan terendah Jarak Pengukuran R I = Jarak Interval K 60 – 1 59 I = = = 19,66 dibulatkan 20 3 3 Jadi, kategori Durasi dibedakan menjadi : a. Menonton Sebentar 1 – 20 menit diberi skor 1 b. Menonton Separuh Tayangan 21 – 40 menit diberi skor 2 c. Menonton Sampai Selesai 41 – 60 menit diberi skor 3 Selanjutnya peneliti akan mengkategorikan jawaban responden berdasarkan kategori tinggi, sedang dan rendah dengan menggunakan rumus sebagai beerikut : Skor jawaban tertinggi – Skor jawaban terendah Interval = Jenjang yang diinginkan Keterangan : Interval : batasan dari setiap tingkatan Skor Tertinggi : perkalian antara nilai tertinggi dengan jumlah item pertanyaan Skor Terendah : perkalian antara nilai terendah dengan jumlah item pertanyaan Berdasarkan uraian di atas, maka perhitungan kategori pada penelitian ini : Skor tertinggi : 3 x 2 = 6 Skor terendah : 1 x 2 = 2 6 – 2 Interval = = 1,33 = 1 3 Jadi batasan skor dalam lebar interval untuk terpaan berita penculikan anak di televisi yaitu : Kategori Rendah bila terpaan berita penculikan anak menunjukkan skor 1 – 2 Kategori Sedang bila terpaan berita penculikan anak menunjukkan skor 3 – 4 Kategori Tinggi bila terpaan berita penculikan anak menunjukkan skor 5 – 6 b. Pengukuran Variabel Kewaspadaan Ibu Rumah Tangga Variabel Y Kategorinya dibedakan menjadi : a. Sangat Setuju SS = skor 4 jika responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan yang diajukan b. Setuju S = skor 3 jika responden menyatakan setuju dengan pernyataan yang diajukan c. Tidak Setuju TS = skor 2 jika responden menyatakan tidak setuju dengan pernyataan yang diajukan d. Sangat Tidak Setuju STS = skor 1 jika responden menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan yang diajukan Sedangkan untuk variabel bebas dan terikat dalam penelitian ini digolongkan menjadi tiga kategori yaitu kategori rendah, sedang, dan tinggi yang ditentukan berdasarkan jumlah skor jawaban masing – masing. Jumlah skor yang menjadi batasan skor untuk lebar interval tingkat rendah, sedang dan tinggi menggunakan rumus : Skor jawaban tertinggi – Skor jawaban terendah Interval = Jenjang yang diinginkan Keterangan : Range R : batasan dari setiap tingkatan Skor Tertinggi : perkalian antara nilai tertinggi dengan jumlah item pertanyaan Skor Terendah : perkalian antara nilai terendah dengan jumlah item pertanyaan Berdasarkan uraian di atas, maka perhitungan kategori pada penelitian ini : Skor tertinggi : 4 x 10 = 40 Skor terendah : 1 x 10 = 10 40 – 10 Interval = = 10 3 Jadi batasan skor dalam lebar interval untuk kewaspadaan ibu rumah tangga yaitu : Kategori Rendah bila kewaspadaan ibu rumah tangga menunjukkan skor 10 – 19 Kategori Sedang bila kewaspadaan ibu rumah tangga menunjukkan skor 20 – 29 Kategori Tinggi bila kewaspadaan ibu rumah tangga menunjukkan skor 30 – 40

3.2. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel

Dokumen yang terkait

Hubungan Antara Terpaan Berita Kriminal di Televisi Dengan Kewaspadaan Masyarakat. (Studi pada Ibu-Ibu Rumah Tangga di Desa Tasikmadu RT 20-21 RW 03 Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek Tentang Berita Patroli di Indosiar)

6 28 21

HUBUNGAN TERPAAN PEMBERITAAN SISWI SMP YANG MENJADI MUCIKARI DENGAN TINGKAT KECEMASAN IBU RUMAH TANGGA DI SURABAYA (Studi Korelasional Pemberitaan Siswi SMP yang Menjadi Mucikari di Televisi dengan Tingkat Kecemasan Ibu Rumah Tangga yang Mempunyai Anak Pe

0 0 110

HUBUNGAN TERPAAN PEMBERITAAN SISWI SMP YANG MENJADI MUCIKARI DENGAN TINGKAT KECEMASAN IBU RUMAH TANGGA DI SURABAYA (Studi Korelasional Pemberitaan Siswi SMP yang Menjadi Mucikari di Televisi dengan Tingkat Kecemasan Ibu Rumah Tangga yang Mempunyai Anak Pe

0 2 112

HUBUNGAN TERPAAN PEMBERITAAN KEKERASAN SEKSUAL PADA ANAK DENGAN KECEMASAN IBU RUMAH TANGGA (Studi Korelasional Pemberitaan Kekerasan Seksual Pada Anak di Televisi Dengan Kecemasan Ibu Rumah Tangga di Surabaya).

0 0 133

HUBUNGAN ANTARA TERPAAN IKLAN HILO SCHOOL VERSI JUNGKAT JUNGKIT DI TELEVISI DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DI SURABAYA.

0 16 82

Hubungan Terpaan Pemberitaan Di Media Online Dengan Tingkat Pengetahuan Ibu Rumah Tangga (Studi Korelasi Hubungan Terpaan Berita di Media Online Tentang Bakteri Sakazakii Dalam Susu Formula Dengan Tingkat Pengetahuan Ibu Rumah Tangga di Surabaya).

0 1 118

Hubungan Terpaan Pemberitaan Di Media Online Dengan Tingkat Pengetahuan Ibu Rumah Tangga (Studi Korelasi Hubungan Terpaan Berita di Media Online Tentang Bakteri Sakazakii Dalam Susu Formula Dengan Tingkat Pengetahuan Ibu Rumah Tangga di Surabaya)

0 0 26

HUBUNGAN TERPAAN BERITA PENCULIKAN ANAK DI TELEVISI DENGAN KEWASPADAAN IBU RUMAH TANGGA DI SURABAYA (Studi Korelasional Kuantatif Tentang Hubungan Terpaan Berita Penculikan Anak di Televisi Dengan Kewaspadaan Ibu Rumah Tangga di Surabaya).

0 0 31

HUBUNGAN TERPAAN PEMBERITAAN KEKERASAN SEKSUAL PADA ANAK DENGAN KECEMASAN IBU RUMAH TANGGA (Studi Korelasional Pemberitaan Kekerasan Seksual Pada Anak di Televisi Dengan Kecemasan Ibu Rumah Tangga di Surabaya) SKRIPSI

0 0 43

HUBUNGAN TERPAAN PEMBERITAAN SISWI SMP YANG MENJADI MUCIKARI DENGAN TINGKAT KECEMASAN IBU RUMAH TANGGA DI SURABAYA (Studi Korelasional Pemberitaan Siswi SMP yang Menjadi Mucikari di Televisi dengan Tingkat Kecemasan Ibu Rumah Tangga yang Mempunyai Anak Pe

0 0 25