Pembahasan HASIL DAN PEMBAHASAN

cendawan Plasmopara Viticola, sementara penyakit busuk daun disebabkan oleh cendawan Phytophthora infestans lampiran 3. Dari uraian di atas dapat disebutkan adanya beberapa faktor utama yang membuat hasil penelitian ini tidak menunjukan perbedaan pengaruh yang signifikan dari jenis tanahyaitu : 1. Komposisi media tanam Komposisi media tanam sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman anggur.Dari semua perbandingan yang diberikan menunjukan bahwa semua perlakuan memperoleh nutrisi yang sama dengan tingkat aerasi dan draenase yang sama.Kemungkinan yang terjadi sebagai penyebab dari jenis media tanam yang tidak menunjukan perbedaan signifikan pengaruh pertumbuhan tanaman anggur baik tinggi tanaman, jumlah daun dan diameter batang adalah kermampuan daya serap nutrisi serta aerasi dan draenase yang kurang baik. Regosol pasir pantai Samas dalam penelitian dicampur dengan pupuk kompos dengan perbandingan 3:1.Komposisi pasir mendominasi 75 dan pupuk kompos 25.Tanah regosol memiliki unsur hara yang sangat rendah sehingga sangat sulit untuk ditumbuhi tanaman.Selain itu porositasnya yang sangat tinggi menyebabkan air mudah sekali keluar dari pot. Menurut Kemas, 2013semakin besar pori-pori tanah akan semakin mudah air dan udara untuk bersirkulasi drainase dan aerasi baik air dan udara banyak tersedia bagi tanaman tetapi makin mudah air untuk hilang dari tanah. Kondisi ini menyebabkan air dan udara mudah keluar-masuk dalam tanah, hanya sedikit air yang tertahan.Meskipun ketersediaan air dan udaranya baik, ketersediaan nutrisi sangat rendah.Penambahan pupuk kompos bertujuan untuk memberi tambahan unsur hara dan menahan laju porositas yang sangat tinggi.Akan tetapi kandungan pasir yang lebih banyak membuat air sukar tertahan dan membawa unsur- unsur hara keluar dari pot sehingga tanaman kekurangan nurtisi. Komposisi tanah Vulkanik tanah Paingan dengan perbandingan 2 : 1 : 1 yang terdiri dari 50 tanah Paingan, 25 pasir, dan 25 pupuk kompos. Media pasir yang dimaksud untuk meningkatkan porositas dan pupuk kompos untuk mencukupi kebutuhan unsur hara.Tanah vulkanik tergolong tanah lempung berpasir dimana porositasnya dan kandungan unsur haranya cukup baik.Dengan adanya penambahan pupuk kompos dan pasir tanah vulkanik menjadi sangat subur dan porositasnya sangat tinggi.Semakin tinggi porositas menyebabkan air sulit tertahan dan membawa unsur hara keluar dari pot.Kondisi ini menyebabkan tanaman anggur kekurangan unsur hara. Tanah Mediteran tanah Gunung Kidul memiliki kandungan tanah liat yang sangat tinggi sehingga daya pegang terhadap air sangat kuat.Pori-pori sangat kecil membuat air mudah terjebak dan membentuk genangan sehingga sirkulasi oksigen menjadi terhambat.Kondisi kelembaban tanah yang tinggi dapat menghambat pertumbuhan tanaman anggur. Menurut Kemas, 2013 tanah jenis ini memiliki daya pegang air sangat kuat. Kondisi ini menyebabkan air yang masuk ke pori-pori segera terperangkap dan udara sulit masuk.Meskipun ketersediaan air dan nutrisi baik, ketersediaan udara yang menjadi faktor pembatas pertumbuhan tanaman sangat rendah. Perbandingan campuran media dalam penelitan 2 : 1 : 1 dengan komposisi 50 tanah Mediteran, 25 pasir, dan 25 pupuk kompos.Penambahan pasir dimaksudkan untuk meningkatkan porositas dan pupuk kompos untuk menambah unsur hara.Dari perbandingan komposisi yang ditetapkan pasir belum memenuhi porositas yang baik karena kandungan liat yang tinggi ternyata dapat mengikat pasir. Media kontrol sebagai faktor pembanding diberi komposisi dengan perbandingannya 2 : 2 yakni 50 pasir dan 50 pupuk kompos. Dengan komposisi yang sama ini media kontrol boleh dikatakan memiliki unsur hara yang baik serta aerasi dan draenase yang baik pula. Laju aliran air yang tinggi dapat terhenti oleh media kompos.Akan tetapi lama kelamaan unsur hara akan menipis terbawa oleh air keluar dari pot, sehingga tanaman kekurangan unsur hara. Selain beberapa faktor di atas, kualitas bibit juga dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman.Bibit yang baik adalah bibit dari cabang sekunder yang sudah berumur 1,5 tahun. Bibit tanaman anggur yang didatangkan dari Probolinggo ada yang kurang baik karena stek cabang sekunder yang digunakan masih muda.Selain itu bibit tersebut seharusnya beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang ada di Yogyakarta terlebih dahulu.Boleh dikatakan pertumbuhan bibit terhambat karena masih beradaptasi dengan tanah, suhu, dan cuaca yang ada di Yogyakarta khususnya daerahPaingan belum terpenuhi. 2. Cuaca Penanaman yang dilakukan pada musim hujan memberikan dampak yang positif dan negatif.Tidak semua tanaman membutuhkan banyak air. Disatu sisi hujan menciptakan ketersediaan air cukup, dan disisi lain hujan menstimulus perkembangan hama dan penyakit. Bagi tanaman anggur kelembaban yang tinggi dan intensitas cahaya matahari yang rendah mengakibatkan tanaman anggur mudah terserang penyakit.Serangan hama dan penyakit yang hebat mengakibatkan tanaman sulit untuk bertumbuh dan berkembang bahkan dapat menyebabkan kematian. Media pot mudah sekali menyebabkan air tergenang karena air yang masuk sulit sekali untuk keluar dari pot. Genangan air menghabat pertukaran oksigen O 2 dalam tanah yang dapat menyebabkan tanaman mengalami keracunan CO 2. Curah hujan yang tinggi menyebabkan tanaman mudah tergenang air. 3. Hama dan penyakit Hama dan penyakit menjadi faktor-faktor penghambat pertumbuhan dan perkembangan tanaman anggur.Penanaman yang dilakukan pada musim hujan memberikan dampak yang kurang baik terhadap perkembangan tanaman anggur.Kondisi lingkungan dan suhu udara yang lembab menstimulus berkembangnyahama dan penyakit menjadi sangat cepat.Pertumbuhan tanaman menjadi kurang baik karena tanaman tidak dapat melakukan fotosintesis dengan baik, serta serangan penyakit yang masuk ke dalam jaringan tanaman dapat menyebabkan kematian pada tanaman. Iklim ekstrim sering kali menstimulus beberapa hama dan penyakit untuk berkembang dengan cepat. Suhu udara dan kelembaban yang meningkat menyebabkan organisme pengganggu tanaman mudah berkembang biak Erni, Ramadhani, Runtunuwu, 2013 : Jurnal Dampak Perubahan Iklim Terhadap Serangan Organisme Penggangu Tanaman. Identifikasi hama dan penyakit terdapat pada lampiran 3.

C. Aplikasi Penelitian Dalam Pembelajaran

Hasil penelitian tiga jenis tanah yaitu tanah Paingan Aluvial, tanah Gunung Kidul Mediteran, dan pasir pantai Samas Regosol terhadap pertumbuhan tanaman anggur varietas Alfonso lafalle merupakan salah satu inovasi baru bagi masyarakat. Dengan inovasi ini masyarakat bisa mengetahui tanah mana yang lebih cocok untuk pengembangan tanaman anggur.Selain itu masyarakat dibantu dalam usaha mengatasi ketersediaan lahan yang sempit. Masih banyak hal yang dapat dikembangkan dari penelitian ini seperti mengetahui pengaruh iklim terhadap pertumbuhan tanaman anggur. Dalam dunia pendidikan penelitian ini dapat diaplikasikan dalam pembelajaran pada materi pertumbuhan dan perkembangan. Aplikasi materi ini bagi siswa bias diarahkan untuk mengamati faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman melalui eksperimen yang dilakukan. Dalam kegiatan pembelajaran di SMA khususnya pada materi pertumbuhan dan perkembangan pada Kompetensi Dasar 3.1 Menganalisis hubungan antara faktor internal dan eksternal dengan proses pertumbuhan dan perkembangan pada mahkluk hidup berdasarkan hasil percobaan. Siswa melakukan kegiatan praktikum agar lebih memahami materi.Siswa dituntun untuk menemukan permasalahan-permasalahan serta menganalisis mengapa masalah itu terjadi dan menemukan solusinya. Setelah melakukan praktikum siswa diajak untuk menulis laporan dengan tata cara penulisan ilmiah yang benar, Kompetensi Dasar 4.1 Merencanakan dan melaksanakan percobaan tentang faktor luar yang mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman, dan melaporkan secara tertulis dengan menggunakan tatacara penulisan ilmiah yang benar. Silabus dan RPP terlampir pada lampiran4 dan lampiran 5. 65

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasaarkan hasil penelitian, pengamatan, dan pengolahan data dapat disimpulkan bahwa : Hasil uji statistik uji F Anova independent menunjukan bahwa tidak ada perbedaan nyata atau significant pengaruh jenis tanah tanah Aluvial, tanah Regosol, tanah Mediteran, dan perlakuan kontrol terhadap pertumbuhan tinggi tanaman, jumlah daun, dan diameter batang tanaman anggur varietas Alfonso lafalle. Namun demikian dapat ditunjukan bahwa pertumbuhan tinggi tanaman dan petambahan jumlah daun tampak lebih baik pada tanah Aluvial dari pada dua jenis tanah lainnya. Sedangkan pertambahan diameter batang yang baik terdapat pada tanah Regosol. Dapat dilihat pula kelembaban yang tinggi dan kurangnya intensitas matahari telah menstimulus berkembangnya hama dan penyakit yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman anggur. Dalam penelitian ini tanaman anggur pada tanah Mediteran dan perlakuan kontrol lebih banyak terserang hama dan penyakit sehingga pertumbuhannya sangat lambat.

B. Saran

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan bagi peneliti selanjutnya untuk budidaya tanaman anggur vaietas Alfonso lafalle : 1. Jika mengunakan bibit dari stek harus menggunakan tanaman induk yang berumur minimal 1,5 tahun. Cabang yang diambil adalah cabang tersier yang berwarna coklat tua. 2. Perawatan tanaman anggur perlu diusahakan lebih intensif terutama pada musim hujan. Pada musim hujan dengan intensitas sinar matahari yang rendah serta kelembapan yang tinggi menyebabkan tanaman anggur banyak terserang hama dan penyakit. 67 DAFTAR PUSTAKA Anonim., 2012, Budidaya Anggur, Dalam http:datapendidik.blogspot.com201206teknik-budidaya-anggur.html , Di Akses Tanggal 2 November 2013. Anonim,2009:http:hirupbagja.blogspot.com200910pengaruh-perubahan-iklim terhadap.html, Di Akses Tanggal 5 November 2013. Darmawijaya.,1990, Dalam Buku Ajar Klasifikasi Tanah 313 21 SKS, Yogyakarta Dewi, N., 2012, Kreatif Bertanam Buah Anggur, Pustaka Baru Press, Yogyakarta. Fiantis., and Dudal., 2012, Sistem Klasifikasi Tanah Indonesia, Dual., and Suparapthoharjo., Dasar Dasar Klasifikasi Tanah, PPT-Bogor., Klasifikasi Tanah, pp. 159-161. Foth, H.D., 1984, Dasar Dasar Ilmu Tanah, Edisi VII, Gajah Mada University Pers, Yogyakarta. Gardjito, M., and Saifudin, U., 2011, Penanganan Pasca Panen Buah-Buahan Tropis , Kanisius, Yogyakarta. Hanafiah, K.A., 2013, dasar dasar Ilmu Tanah, Jilid 6, Edisi 1, Rajawali Pers, Jakarta. Yuwono, W.N., 2009, Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan, Vol. 9 No.2, 137-141.