Tipe Anggur DASAR TEORI

dilakukan normal kembali Rahmat, 2011. Pemberian ajir pada tanaman anggur sangat penting agar bibit tumbuh lurus, dan sebagai penyangga bibit sampai tiba waktu pemangkasan pertama. Ajir bisa berupa kayubamboo setebal 1,5 cm dengan panjang 1 m. Dalam pertumbuhan tanaman anggur dengan sendirinya memanjat ajir dengan bantuan sulur. Pelihara salah satu batang primer, jika tumbuh tunas di ketiak tangkai daun atau cabang sekunder segera dipotong untuk mempercepat pertumbuhan batang primer. Pemangkasan pertama dilakukan ketika tanaman sudah tumbuh setinggi 50 cm dari permukaan media. Dari pemangkasan ini akan tumbuh cabang sekunder. Cabang sekunder dibiarkan tumbuh hingga 20 cm, kemudian dipangkas lagi untuk memperoleh cabang tersier. Untuk dirambatkan pada rambatan sistem pagar. Dari cabang tersier ini yang akan nantinya muncul buah Nurfita, 2011. Untuk mempercepat tumbuh buah dilakukan pemangkasan ranting yang menyebabkan bunga keluar dari cabang tersier. Pemangkasan hanya dilakukan pada cabang tersier dengan mata tunas yang menonjol. Bunga yang keluar setelah pemangkasan akan mekar dan menghasilkan buah-buah kecil berwarna hijau. Buah akan terus berkambang dan mencapai pertumbuhan 105-110 hari setelah pemangkasan. Untuk memperoleh buah yang baik dengan ukuran yang besar dilakukan penjarangan buah. Gunting bagian buah yang tidak berkembang sempurna ketika tanaman sudah berumur 50 –60 hari setelah pemangkasan untuk memberikan tempat bagi buah yang sehat untuk tumbuh maksimal Rahmat, 2011. Butiran buah yang dijarangkan 50-70 dari total butiran yang dihasilkan. Bungkus buah dengan menggunakan plastik untuk mencegah serangan hama dan penyakit. Pada ujung plastik diberi lubang aerasi agar lalulintas udara tetap lancar Nurfita, 2012. Umumnya tanaman anggur dipanen ketika buahnya berumur empat bulan. Pemanenan dilakukan dengan cara memegang buah dan menggunting bagian tajuk paling atas dari buah. Waktu panen sebaiknya diatur agar jatuh pada musim kemarau, karena pada musim hujan kualitas buah yang dihasilkan kurang bagus, yakni kulit buah retak, mudah pecah, dan buah mudah membusuk. Dua minggu setelah panen dilakukan pemangkasan lagi untuk mempercepat pembuahan kembali Rahmat, 2011 Penggantian media tanam untuk mencegah tanaman kekurangan nutrisi dilakukan 1-2 tahun sekali dengan media yang baru. Komposisi media yang digunakan sama dengan media sebelumnya Rahmat, 2011.

F. Tanah

Tanah merupakan hasil evolusi dan mempunyai susunan teratur yang unik yang terdiri dari lapisan-lapisan atau horizon yang berkembang secara genetik. Proses pembentukan tanah atau perkembangan horison dapat dilihat sebagai penambahan, pengurangan, perubahan atau translokasi Henry, 1988. Bahan- bahan mineral yang tidak padat terletak dipermukaan bumi akan tetap mengalami perubahan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor genetik dan lingkungan yang meliputi bahan induk, iklim termasuk kelembaban dan suhu, organisme makro dan mikro dan topografi. Bagi tanaman fungsi utama tanah adalah sebagai media tumbuh yaitu sebagai tempat akar berpenetrasi selama cadangan nutrisi hara masih tersedia di dalam benih, hanya air yang diserap oleh akar-akar muda, kemudian bersama dengan makin berkembangnya perakaran cadangan makanan ini akan menipis. Untuk melengkapi kebutuhannya maka akar-akar mulai menyerap nutrisi baik berupa ion-ion anorganik seperti nitrogen, pospor, kalium, magnesium, sulfur, serta zat-zat pemacu tumbuh seperti vitamin, hormon, dan asam-asam organik Kemas, 2013. Unsur- unsur hara akan tersedia melalui pelapukan dan pembusukan, bahan organik atau melalui perombaakan. Tanah jarang sekali mempunyai kemampuan yang cukup untuk menyediakan semua elemen esensial sepanjang waktu sesuai dengan kuantitas yang cukup bagi tanaman untuk dapat berproduksi dengan baik Henry, 1988 . Secara vertikal tanah berdiferensiasi membentuk horizon- horizon lapiasan-lapisan yang berbeda baik dalam morfologi seperti ketebalan dan warnanya, maupun karakteristik kimiawi dan biologis sebagai bahan induk asal maupun bahan-bahan eksternal berupa bahan organik sisa-sisa biota yang hidup di atasnya dan mineral yang berasal dari letusan gunung api atau yang terbaawa oleh aliran air. Kemudahan tanah untuk dipenetrasi tergantung pada ruang pori-pori yang terbentuk diantara partikel-partikel tanah tekstur dan struktur, sedangkan sabilitas ukuran ruang terganntung pada konsistensi tanah terhadap pengaruh tekanan. Kerapatan porositas tersebut menentukan kemudahan air untuk bersirkulasi dengan udara drainase dan aerasi. Warnah tanah mencerminkan jenis mineral penyusun tanah, reaksi kimiawi, intensitas pelindian, dan akumulasi bahan-bahan organik. Suhu merupakan indikator energi matahari yang dapat diserap bahan- bahan penyusun tanah Kemas, 2013 Tekstur tanah menunjukan komposisi partikel penyusun tanah yang dinyatakan sebagai perbandingan proporsi relatif antara fraksi pasir sand yang berdiameter 2 –0,2 mm atau, debu slit berdiameter 0,2 –0,002 mm, dan liat clay 0,002 mm. Tanah yang didominasi pasir lebih banyak mempunyai pori-pori makro besar atau lebih disebut poreus, yang didominasi debu, banyak mempunyai pori-pori sedang atau agak poreus, dan yang didomonasi liat banyak mrmpunyai pori-pori mikro kecil atau tidak poreus. Semakin poreus tanah akan semakin mudah air dan udara untuk bersirkulasi drainase dan aerasi baik : air dan udara banyak tersedia bagi tanaman tetapi makin mudah air untuk hilang dari tanah. Semakin tidak poreus tanah, semakin sulit akar untuk berpenetrasi, serta air dan udara sulit bersirkulasi darinase dan aerasi buruk : air dan udara sedikit tersedia tetapi air tidak mudah hilang dari tanah. Kemas, 2013. Pada umumnya unsur-unsur hara yang lebih besar berisi partikel-partikel debu, pelapukannya lebih cepat dari pada tanah berpasir. Hal ini menyebabkan tanah berdebu lebih subur dari pada tanah berpasir. Tanah dengan kandungan liat tinggi cenderung mempunyai kapasitas yang tinggi untuk menahan baik air maupun unsur-unsur hara yang tersedia Henry, 1988. Faraksi pasir pada umumnya didominasi oleh mineral kuarsa SiO 2 yang sangat tahan terhadap pelapukan, sedangkan fraksi debu biasanya berasal dari mineral fledspar dan mika yang cepat lapuk. Pada saat pelapukannya akan membebaskan sejumlah hara, sehingga tanah bertekstur debu umumnya lebih subur ketimbang tanah bertekstur pasir. Tanah yang partikel-partikelnya belum bergabung terutama yang bertekstur pasir disebut tanpa struktur atau berstruktur lepas, sedangkan tanah bertekstur liat yang terlihat massif padu tanpa ruang pori, lembek jika basah, dan keras jika kering disebut juga tanah tanpa struktur. Oleh karena itu tanah yang berstruktur baik akan mempunyai drainase dan aerasi yang baik, sehingga lebih memudahkan system perakaran tanaman untuk berpenetrasi dan mengabsorbsi menyerap hara dan air dengan baik Kemas, 2013. Konsistensi tanah merupakan ketahanan tanah terhadap tekanan gaya-gaya dari luar yang bekerja pada tanah selaras dengan tingkat kejenuhan airnya. Penurunan kadar air akan menyebabkan tanah kehilangan sifat kelekatan stickness dan kelanturan plasticity, menjadi gembur friable dan lunak soft, serta menjadi keras dan kaku coherent pada saat kering. Faktor- faktor yang mempengaruhi konsistensi tanah meliputi tekstur, sifat dan jumlah koloid organik maupun anorganik, sruktur, dan kadar air tanah. Tanah berliat-silikat akan berplastisitas kuat ketimbang tanah berpasir Kemas, 2013. Tanah yang didominasi oleh fraksi pasir akan menyebabkan terbentuknya sedikit pori-pori makro 5.700 partikel per g tanah terbentuk sekitar 1.400 pori makro sehingga daya pegangnya terhadap air sangat lemah. Kondisi ini menyebabkan air dan udara mudah keluar masuk, hanya sedikit air yang tertahan. Pori makro disebut juga pori aerasi dan drainase. Meskipun ketersediaan air dan udara baik namun ketersediaan nutrisinya rendah. Dominasi fraksi liat menyebabkan banyak terbentuknya pori mikro 90.250,853 juta partikel per g tanah terbentuk sekitar 22.500 juta pori mikro, sehingga daya pegang terhadap air sangat kuat. Kondisi ini menyebabkan air yang masuk ke pori-pori segera terperangkap dan udara sulit masuk. Meskipun ketersediaan air dan nutrisi baik, ketersediaan udara menjadi faktor pembatas pertumbuhan tanaman dan mikroba tanah. Dominasi fraksi debu akan menyebabkan terbentuknya pori-pori meso dalam jumlah sedang 5,776 juta partikel per g tanah terbentuk sekitar 1.250 pori meso, sehingga daya pegang terhadap air cukup kuat. Hal ini menyebabkan air dan udara cukup mudah keluar masuk tanah, dan sebagian air tertahan. Sebagian besar pori terisi oleh udara dan air dalam jumlah yang seimbang Kemas, 2013. Aerasi tanah berkaitan denagan kondisi tata udara keluar masuknya udara dalam tanah. Brave 1951 mengemukakan akan terjadinya penghambatan terhadap pertumbuhan dan produksi tanah akibat tertekannya pertumbuhan dan perkembangan akar tanaman, respirasi akar, absorpsi penyerapan air dan unsur hara. Menurut Lawtoncit Kohnke 1980, serapan hara yang paling terganggu adalah kalium, kalsium, magnesium, nitrogen dan