e. Kelembaban
Tabel. 1.e. Rata-rata Kelembaban
Tanggal Kelembapan Tanah
X1 X2
X3 X4
13 Nov 4
7.5 10
8
15 Nov 3
7 10
9
18 Nov 3.5
8 10
9
21 Nov 3
7 10
10
25 Nov 5
5.4 10
9
27 Nov 2
5 10
8
29 Nov 1
3 10
6.2
1 Des 1
3 9
6
5 Des 2
5 8
7
7 Des 3
4 6
3.5
9 Des 3
6 7
8.9
12 Des 3
7.5 10
9
14 Des 4.5
7.8 10
65
16 Des 5
7.8 9.8
8
18-Dec 2
5.1 10
6.5
20 Des 4.8
6.2 10
7
23 Des 7
9 10
7.5
26 Des 2.5
6 10
5
3-Jan 4
8 10
8
6-Jan 2.5
7 10
8
9-Jan 3
7 7
6
11-Jan 6
7 10
10
13-Jan 5
9 10
10
21-Jan 10
10 10
10
25-Jan 8
10 10
10
30-Jan 8
10 10
10
1-Feb 10
10 10
10
6-Feb 8
10 10
10
∑
123.8 198.3
266.8 284.6
34.66 55.44
74.7 79.67
Mean 4.42
7.08 9.52
10.16
Keterrangan: X
1
= Tanah AlluvialPaingan X
2
= Tanah RegosolPasir Pantai Samas
X
3
= Tanah Meditern SoilTanah Gunung Kidul X
4
= Kontrol
Lampiran 2 2.
Analisis Data Statistik a.
Tinggi tanaman Tabel. 2.a.1. Tinggi Tanaman dari Masing-masing Perlakuan
Keterrangan: X
1
= Tanah AlluvialPaingan X
2
= Tanah RegosolPasir Pantai Samas X
3
= Tanah Meditern SoilTanah Gunung Kidul X
4
= Kontrol
Tabel. 2.a.2. Uji F Anova tinggi tanaman
No Sumber Variansi
df SS
MS F
5 1
1 Perlakuan
3 28075,24
9358,41 1,98 3,86
2 Galat Percobaan
9 42552,84
4728,09 3
Total 11
70628,08
Jika
F.obs ≥ F.crit maka perlakuan jenis media tanam terhadap tingg tanaman significant. Dari hasil perhitungan statistik menggunakan
uji F dengan level significant 0,05 menunjukan bahwa F.obs 1,98 ≤
F.crit 3,86 sehingga dapat dikatakan bahwa perlakuan jenis media tanam
terhadap tinggi tanaman anggur varietas Alfonso lafalle tidak significant.
TinggiTanaman cm Replikasi
Kelompok
X1 X2
X3 X4
X1
2
X2
2
X3
2
X4
2
1 369
295 313
182 136161
87025 97969
33124 2
272 159
223 177
73984 25281
49729 31329
3 225
225 123,4
97,2 50625
50625 15227,56
9447,84 ∑X
866 679
659,4 456,2
260770 162931
162925,6 73900,84
Mean 288,67
266,33 219,8
152,06 ∑X
2
749956 461041 434808,4 208118,44
Hal ini menunjukan bahwa tidak ada pengaruh jenis media tanam terhadap pertumbuhan tinggi tanaman anggur varietas Alfonso lafalle.
Gambar 4.1. diagram rata-rata pertambahan tinggi tanaman
b. Jumlah daun
Tabel 2.b.1. Jumlah Daun dari Masing-masing Perlakuan
Jumlah Daun Replikasi
Kelompok X1
X2 X3
X4 X1
X2 X3
X4
1 61
53 62
42 3721
2809 3844
1764 2
48 33
37 27
2304 1089
1369 729
3 36
35 16
34 1296
1225 256
1156
∑X 145
121 115
103 7321
5123 5469
3649 Mean
48,33 40,33
38,33 34,33
∑X
2
21025 14641
13225 10609
Keterrangan: X
1
= Tanah AlluvialPaingan X
2
= Tanah RegosolPasirPantaiSamas X
3
= Tanah Meditern SoilTanah GunungKidul X
4
= Kontrol
Tabel 2.b.2. Uji F Anova Jumlah Daun
No Sumber Variansi
Df SS
MS F
5 1
1 Perlakuan
3 311,99
103,99 0,54 3,86
2 Galat Percobaan
9 1728,68
192,07 3
Total 11
2040,67
Jika
F.obs ≥ F.crit maka perlakuan jenis media tanam terhadap pertambahan jumlah daun significant. Dari hasil perhitungan statistik
menggunakan uji F dengan level significant 0,05 menunjukan bahwa F.obs 0,54
≤ F.crit 3,86 sehingga dapat dikatakan bahwa pelakuan
jenis media tanam terhadap pertambahan jumlah daun tanaman anggur varietas Alfonso lafalle tidak significant. Hal ini menunjukan bahwa tidak
ada pengaruh jenis media tanam terhadap pertamahan jumlah daun tanaman anggur varietas Alfonso lafalle.
Gambar 4.3. diagram rata-rata pertambahan jumlah daun
c. Dimeter batang
Tabel 2.c.1. Diameter Batang Masing-masing Perlakuan
Diameter mm Replikasi
Kelompok X1
X2 X3
X4 X1
X2 X3
X4
1 6,4
5,2 4,5
4,8 40,96
27,04 20,25
23,04 2
4,3 6,3
4,4 4,4
18,49 39,69
19,36 19,36
3 4,5
5,8 4,6
4,2 20,25
33,64 21,16
17,64 ∑X
15,2 17,3
13,5 13,4
79,7 100,37
60,77 60,04
Mean 5,06
5,76 4,50
4,46 ∑X
231,04 299,29 182,25
179,56
Keterrangan: X
1
= Tanah AlluvialPaingan X
2
= Tanah RegosolPasir Pantai Samas X
3
= Tanah Meditern SoilTanah Gunung Kidul X
4
= Kontrol
Tabel 2.c.2. Uji F Anova Diameter Batang
No Sumber Variansi
df SS
MS F
5 1
1 Perlakuan
3 3,34
1,113 2,59 3,86
2 Galat Percobaan
9 3,91
0,43 3
Total 11
7,25
Jika
F.obs ≥ F.crit maka perlakuan jenis media tanam terhadap pertumbuhan diameter batang significant. Dari hasil perhitungan statistik
menggunakan uji F dengan level significant 0,05 menunjukan bahwa F.obs 1,98 ≤ F.crit 3,86 sehingga dapat dikatakan bahwa pelakuan
jenis media tanam terhadap pertumbuhan daiameter batang tanaman anggur varietas Alfonso lafalle tidak significant. Hal ini menunjukan
bahwa tidak ada pengaruh jenis media tanam terhadap pertumbuhan tanaman anggur varietas Alfonso lafalle.
Gambar 4.5. diagram rata-rata diameter batang
Lampiran 3 B.
Hama dan Penyakit 1.
Penyakit a.
Cendawan Karat, Uredinales
Cendawan ini disebut cendawan karat karena
sporanya berwarna
merah seperti besi yang berkarat. Warna daun
yang diserang
juga menjadi merah karat. Cendawan karat ini obligat parasit yang
menyerang tanaman paku-pakuan dan utamanya menyerang tanaman biji Gymnospermae dan Angiospermae. Cendawan ini
umumnya lebih menyerang daun tanaman kopi. Cendawan penyebab penyakit tersebut adalah Hemileia vastratrix B. and
Br. 1. Gejala serangan
Cendawan ini menimbulkan bercak dibawah daun yang mula-mula berwarna kuning muda, kemudian menjadi
kuning orange. Bercak-bercak ini besarnya berubah-ubah . Bercak tersebut tertutup dengan tepung berwarna orange
uredospra. Seluruh permukaan daun akan tertutup oleh
bercak yang menyebabkan daunnya akan gugur sebelum waktunya.
2. Daur hidup Cendawan karat masih tetap hidup di musim
kering pada bagian tanaman yang terserang. Pada waktu mulai musim hujan, serangan serangan akan
bertambah dan terus tersebar selama musim hujan. Daun yang lebih muda, mudah terserang daripada yang
tua. Uredospora tersebar dengan jalan terhembus angin, percikan air, dan aliran air. Daya hidup spora antara 7-
28 hari, tergantung keadaan sekelilingnya. Infeksi akan terjadi melalui mulut daun akan terjadi jika keadaan
basah selama 3,5 –12 jam. Temperatur optimum 21– 25
C. 3. Pengendalian
a. Tanaman disemprot dengan fungisida tembaga 3 minggu sebelum hujan, kemudian di semprot lagi
3 –4 minggu sekali selama musim hijan. Obat kimia
yang digunakan seperti Fentinhydroxida, Maneb, Dithianon, dan Pyracarbolit.
b. Pohon tetap diusahakan dalam keadaan baik, pemupupukan cukup dan jumlah buah diusahakan
janngan terlalu banyak, jika terlalu banyak
dilakukan penjarangan buah. Miselium cendawan A. solani dalam daun yang kering masih dapat
bertahan hidup selama 1-15 hari. Temperatur minimum untuk pembentukan spora 1,5
C, sedangkan temperatur optimum 26,1
C, dan temperatur maksimum 34,5
C.
b. Penyakit Bercak Kering.
Disebabkan oleh Cendawan Alternaria solani
. penyakit ini disebut juga bercak daun
alternaria. Penyakit ini sudah tersebar
keseluruh dunia
terutama pada
tanaman kentang . selain kentang cendawan ini juga menyerang tomat,
terung dan cabai. 1. Gejala serangan
Daun terlihat ada bercak coklat tua sampai hampir hitam bentuknya bulat. Bercak-bercak ini jika
membesar akan bergabung menjadi satu.serangan biasanya mulai dari daun bawah, kemudian naik ke
atas, kadang juga menyerang batang. Daunnya berlubang karena bercak itu mengering, lalu jatuh.
Daun juga kadang menggulung atau keriting. Jika serangan mengebat daun akan menguning dan kering.
2. Daur hidup Spora banyak dibentuk pada waktu banyak hujan
dan embun. Konidia tersebar karena angin, lebah, atau serangga pemakan daun. Infeksi terjadi lewat kulit
epidermis dan bercak-bercak akan kelihatan dalam waktu 2-3 hari. Setelah 3-4 hari, spora sudah akan terbentuk.
Pembentukan spora terjadi jika garis tengah bercak tinggi. Hama ini banyak merusak tanaman, terutama
uretnya. Tanaman
yang diserangnya
diantaranya kentang, karet, kina, jeruk, dan singkong.
3. Pengendalian a. Penyemprotan dengan bubur Bordeaux atau dengan
kalsium arsenat. b. Rotasi tanaman
c. Tanaman yang sakit dicabut dan dibakar d. Penanaman dengan jenis yang resisten
c. Tepung Palsu Daun Anggur
Disebabkan oleh Cendawan Plasmopara Viticola
B.and C Berl. And DeT. Penyakit
ini sudah dikenal sejak tahun 1905 di Jawa.
1. Gejala serangan Penyakit ini menyerang daun, tangkai daun,
sulur, bunga, buah, tunas, dan batang anggur. Daun yang diserang mula-mula pada permukaan sisi atas ada bercak
kuning pucat dengan ukuran berbeda-beda dan dikelilingi oleh jaringan daun yang hijau. Jika udara
cukup lembab, permukaan sisi bawah tiap-tiap bercak terdapat bercak putih susu dari bulu halus yang
merupakan conidiophore dan spora. Oleh karena itu penyakit ini di sebut cendawan tepung palsu. Bercak-
bercak yang tua menjadi coklat karena matinya jaringan daun di kedua belah permukaan.Jika udara kering,
pertumbuhan sisi bawah daun terhambat. Jika udara lembab bercak-bercak daun akan melebar dan menutup
seluruh permukaan daun. Tunas-tunas yang masih muda akan kelihatan ada bercak berair, kemudian warnanya
menjadi hijau kekuningan dan akhirnya berwarna coklat. Jika serangan tidak bisa dikendalikan tunas akan menjadi
kerdil dan memilin hingga mati. 2. Pengendalian
a Penanaman varietas yang resisten
b Jarak tanam jangan terlalu rapat, para-para jangan
terlalu rendah. Jika menggunakan sistem pagar, jarak antar pagar jangan terlalu rapat.
c Bagian tanaman yang telah terserang sebaiknya
dipotong d
Penyemprotan dengan bubur Bordeaux, Cobox atau peptisida lain yang mengandung tembaga
d. Penyakit Daun Menggulung Leafroll disease
Penyakit ini disebabkan oleh virus
Grapevine leafroll
associated viruses GLRaV.
Tanaman yang
terserang, daunnya akan menggulung ke
bawah dan
berwarna kemerahan, buah anggur menjadi berwarna pucat.
Grapevine leafroll associated virus GLRaV adalah salah satu jenis virus yang sangat penting pada tanaman anggur. Virus ini
bisa menyerang seluruh tanaman. Penyakit GLRaV bisa mempengaruhi semua tanaman liar dan kultivar Vitis Vinifera
walaupun gejala symptom tidak selalu muncul di setiap cabang tanaman anggur. Penyakit ini pertama kali dideteksi di
Eropa pada awal abad ke-1, akan tetapi baru pada tahun 1937 baru diketahui proses penularan virus ini melalui stek. Pada
tahun 1979, tipe spesifik dari virus ini Closterovirious telah telah diketahui menyebebkan daun menggulung pada tanaman
anggur. 1. Gejala
Tanaman anggur
yang terinfeksi
daunnya menggulung kurang vigor dibanding tanaman sehat. Daun
yang tua cendrung melengkung menggulung dengan tulang daun utama berwarna hijau terang dan daun
berubah menjadi berwarna merah. 2. Dampak
Daun menggulung berdampak pada kurangnya hasil panen sebanyak 30
– 50 yang diikuti dengan penundaan kematangan buah dan meningkatnya keasaman buah.
Tanaman anggur yang karena terinfeksi virus GLRaV menyebabkan tanaman lebih rentan terutama terhadap
kondisi lingkungan yang kurang mendukung seperti iklim
buruk sehingga meningkatkan resiko kematian tanaman anggur.
3. Pengendalian Tanaman yang sudah terserang di cabut dan
digantikan dengan tanaman yang baru. 4. Karakteristik Virus GLRaV
Grapevine leafroll
disease-associate viruses
GLRaV adalah kelompok virus yang secara atau kolektif menyebabkan penyakit daun menggulung pada tanaman
anggur. Berdasarkan morfologi virion, GLRaV dimasukan kedalam kelompok family Closterovirus. Closterovirus
merupakan kelompok virus yang sangat beragam dan memiliki banyak spesies virus tanaman yang berbentuk
filamen yang merupakan virus RNA rantai tunggal ssRNA viruses
. Umumnya virus ini menyebar melalui bantuan vector
berupa serangga.
Virus tumbuhan
family Closteroviridae terdiri dari virion berbentuk batang yang
fleksibel flexuous rod-shape virion dengan panjang 1.250
– 2.200 nm. Virus ini memiliki genom positive sense single-stranded RNA
+ ssRNA dengan panjang basa 15,5
– 19,3 kb Alkowniet al., 2004.
e. Busuk Daun
Penyakit ini
pada umumnya
menyerang tanaman
kentang yang
disebabkan oleh cendawan Phytophthora infestans Mont
De Bray. Cendawan ini asal mulanya
dari pegunungan
Andes sebelah
utara, kemudian menyebar keseluruh
Amerika, Eropa, dan seluruh dunia. Cendawan ini juga menyerang tanaman tomat.
1. Gejala Serangan Tanaman yang sakit terlihat bercak pada ujung dan
tepi daunnya. Bercak akan meluas ke bawah serta mematikan seluruh daun dalam waktu 1
–4 hari jika udaranya lembab. Namun bila udara kering, jumlah daun
yang terserang terbatas serta bercak –bercak tetap kecil,
menjadi kering dan tidak menular ke daun lainnya. Jika serangan hebat daun akan mengeriting dan mengerut. Udara
panas dan kelembaban tinggi, perkembangan penyakit sangat cepat. Seluruh daun akan menghitam, layu, dan
menjalar keseluruh batang. Keadaan lembab sisi bagian
bawah daun akan mucul cendawan kelabu yang terdiri dari conidiopore
dengan kondianya. Udara kering dan ada sinar matahari cendawan tidak ada atau hanya sedikit.
2. Pengendalian a
Pengendalian secara kimia dengan menyemprotkan obat yang mengandung tembaga misalnya bubur
Bordeaux 1,5 atau COC 0,8. Jika serangannya ringan, penyemprotan cukup dilakukan tiga kali per
bulan dan serangannya berat, penyemprotan bisa dilakukan enam kali per bulan Pracaya, 2011.
Selain itu bisa menggunakan fungisida campuran siap pakai tembaga + zineb + simoksanil Nefos 45
WP dengan konsentrasi 2 gr per liter air Widada, 2010.
b Pengendalian dengan kultur teknis yaitu menanam
varietas tahan, penggunaan benih sehat atau tidak menggunnakan benih dari tanaman yang terserang,
mengatur waktu tanam yaitu penenaman di musim kemarau Widada, 2010.
c Pengendalian secara fisik yaitu membersihkan sisa
tanaman yang terserang, kemudian dibakar atau dimusnahkan.
d Pengendalian secara biologi yaitu menggunakan
agen hayati cendawan Trichoderma sp atau Gliocladium sp
dengan dosis penyemprotan 100 gr liter air, ditambah dengan zat perekat Widada,
2010.
2. Hama
a. Idioscopus nisveosparsus
Serangga ini
tergolong dalam family Cicadellidae.
Sering taerdapat
pada tanaman
mangga yang
mana sering menyerang tunas muda, bunga dan buah.
1 Gejala serangan
Wereng ini bertelur pada tangkai dan bunga dengan jumlah yang banyak hingga menimbulkan luka fisik. Bagian yang
terkena akan menjadi layu. Nimfadan wereng dewasa akan menghisap cairan sel, jika yang dihisap adalah daun, maka
pertumbuhan daun akan terhambat dan menjadi kerdil. Wereng ini juga mengeluarkan embun madu pada
permukaan daun dan ranting-ranting. Embun ini akan mendorong
perkembangan cendawan
jelaga dari
Capondium mangiferum
dan Meliola
mangiferae .
Cendawan jelaga akan mempengaruhi fotosintesa dari tanaman.
2 Morfologi
Nimfa yang baru saja menetas bentuknya seperti baji. Warnanya keputihan dengan dua mata merah kecil. Setelah
dewasa, warnanya berangsur-angsur berubah menjadi coklat kekuningan. Bagian tengahnya berbentuk seperti
segi panjang. Sayap mukannya lebih tebal. Daripada sayap ayang belakang. Warna sayapnya coklat kemerahan, dan
sedikit transparan dengan urat-urat sayap kuning pucat. 3
Daur hidup Wereng betina dengan ovipositirnya membuat celah kecil
pada jaringan tunas bunga, kuncup bunga, atau daun yang masih lunak. Telurnya bisa mencapai 200 butir. Telur ini
akan menetas dalam 4 –7 hari. Pergantian kulitpada nimfa
terjadi 4 –5 kali sebelum menjadi dewasa. Masa periode
nimfa 12 –16 hari.
4 Musuh alami
a Centrodora idiceria yang termasuk keluarga
Aphelinidae. Serangga yang merupakan parasit telur
ini dapat mengurangi populasi wereng hingga mencapai 40.
b Ada jenis cendawan yang menjadi parasit wereng
yaitu Aspergilus origer dan Fusarium 5
Pengendalian Hama disemprot dengan insektisida sistemik misalnya
Diazinon, Dimecron, Azordin, dan Nuvacron.
b. Belalang setan Aularches miliaris
Belalang ini tergolong dalam
family Locustidae.
Belalang ini berukuran besar dengan sayapnya berwarna
hijau kecoklatan
dengan bercak kuning. Belalang setan
makan pada waktu malam hari dan bersifat poligaf pemakan segala macam tanaman.
1 Daur hidup
Telur akan menetas setelah berumur kurang lebih 4 bulan. Lamanya masa nimfa dan dewasa kurang lebih enam bulan.
2 Pengendalian
a Belalang setan diberantas dengan cara mekanis, yaitu
ditangkap dan dimatikan secara manual. b
Telurnya disemprot dengan insektisida kontak misalnya Phosdrin, Basudin, atau Diazinon.
c. Holotrichia heleri
kumbang ini
tergolong dalam family Melolonthidae. Uretnya
merupakan pengganggu akar padi, jagung, tebu,
sorghum, kacang-kacangan, pisang, singkong, cengkeh, dan jeruk. Sementara kumbangnya sendiri memekan daun tanaman.
1. Morfologi Warna kumbangnya coklat kemerahan. Panjang sekitar
12mm –14mm, warna larva yang masih muda putih,
sedangkan larva yang tua menjadi sedikit kuning bentuk telurnya bulat panjang.
2. Daur hidup Telurnya diletakan dalam tanah. Uret awalnya hanya
memakan humus dan kotoran lainnya. Namun semakin besar uret memakan akar tanaman sehingga bisa
menebabkan kematian tanaman. Masa kepompongnya kurang lebih dua bulan. Kumbang muda yang baru keluar
setelah musim hujan lebat dan berterbangan pada waktu mulai sore hingga malam.
3. Musuh alami Musuh alaminya adalah jenis tabuhan parasite pada uret
dan lalat predator pada uret. 4. Pengendalian
a Tanah dicangkul, kemudian uret yang ditemukan
dimatikan. b
Kumbang atau wereng dapat disemprot dengan peptisida yang sistemik seperti furadan dan lain
sebagainya.
d. Walang sangit Leptocorixa
Walangsangit tegolong dalam family Alydidae. Hama
ini biasanya
menyerang tanaman padi dan tertarik
dengan nyala
lampu. Keberadaannya dapat diketahui dengan adanya bau khas yang
tersebar serangga ini sering terlihat pada malam hari. 1. Gejala serangan
Tanaman yang
sudah dihisap
cairannya perkembangannya kurang baik. Tanaman yang sudah
dihisap biasanya terserang cendawan Helminthosporium
diatandai bulir padi mula-mula berwarna putih menjadi coklat atau kehitaman.
2. Morfologi Walang sangit dewasa berwarna coklat. Tubuhnya
langsing, kaki dan sanggutnya antenanya panjang. Walang sangit yang masih muda berwarna hijau sehingga
tubuhnya menyerupai warna daun. Telur walang sangit berbentuk bulat pipih serta berwarna coklat. Telur
diletakan berbaris. 3. Daur hidup
Walang sangit bertelur pada waktu sore hari dan telurnya diletakan pada permukaan daun. Telur menetas kurang
lebih satu minggu. Perkembangannya dari telur hingga dewasa kurang lebih 25 hari. Umur yang dewasa kurang
lebih 21 hari.
96
Lampiran 4
SILABUS Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran : BIOLOGI
Kelas Pelajaran : XII IPA
Semester : Gasal
Kompetensi Inti : KI. 1
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI. 2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli gotong royong, kerja sama, toleran, damai
santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraktif secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagi cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
KI.3 Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait fenomena dan kejadian serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
97
KI.4
Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat dan ranah abstrak menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang dengan mengembangkan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuwan.
Kompetensi Dasar Materi Pokok
Pembelajaran Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
1. Pertumbuhan Dan Perkembangan
1.1 Mengagumi keteraturan
kompleksitas ciptaan Tuhan tentang fungsi DNA, gen
dan kromosom dalam pembentukan dan pewarisan
sifat serta pengaturan proses pada makhuk hidup
2.1 Berperilaku ilmiah: teliti,
tekun, jujur sesuai data dan fakta, disiplin, tanggung
Pertumbuhan dan
Perkembangan
Faktor luar dan
faktor dalam pada
tumbuhan 1.
Konsep Pertumbuhan Perkembangan
Mengamati
Mengamati pertumbuhan pada
tanaman
Membaca teks pertumbuhan pada
tumbuhan Menanya
Siswa distimulir untuk membuat pertanyaan yang menuntut berpikir
Observasi
- Laporan
5 Minggu x 4JP
Buku Biologi SMA
Video Pertumbuhan
Perkembangan Arikel,
Makalah dan
Laporan Hasil
98
jawab dan peduli dalam observasi dan eksperimen,
berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan
berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong,
bekerja sama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah
dan kritis, responsif dan proaktif dalam setiap
tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan
percobaan di dalam kelas laboratorium maupun di luar
kelas laboratorium.
3.1 Menganalisis hubungan
antara faktor internal dan eksternal
dengan proses
pertumbuhan dan
perkembangan pada
Merencanakan dan
Melaksanakan
kritis tentang konsep pertumbuhan dan perkembangan mahkluk hidup
dan faktor-faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan
Mengumpulkan Data EksperimenEksplorasi
Menggali informasi tentang Konsep Pertumbuhan
dan Perkembangan
Mahkluk hdiup melalui tayangan Video
Diskusi tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan Mengkomunikasikan
Presentasi hasil kajian dan diskusi tentang konsep pertumbuhan dan
perkembangan
2. Merencanakan dan Melakukan
Percobaan Tentang Pertumbuhan dan Perkembangan pada
Portofolio
- Laporan
Tes
Konsep Pertumbuhan
Perkembangan
Observasi
penelitian
99
mahkluk hidup berdasarkan hasil percobaan.
4.1 Merencanakan
dan melaksanakan
percobaan tentang faktor luar yang
mempengaruhi proses
pertumbuhan dan
perkembangan tanaman, dan melaporkan secara tertulis
dengan menggunakan tata cara penulisan ilmiah yang
benar.
percobaan
Mengkaji hasil
kerja ilmiah
contoh kerja ilmiah
Bagaimana langkah-
langkah melakukan
percobaan menurut
kerja ilmiah dari
hasil diskusi
dan mengkaji
contoh karya ilmiah
dari berbagai
Tumbuhan Mengamati
Mengkaji hasil kerja ilmiah contoh
kerja ilmiah
Bagaimana langkah-langkah
melakukan percobaan menurut kerja ilmiah dari hasil diskusi dan mengkaji
contoh karya ilmiah dari berbagai sumber
Menanya
Memberikan pertanyaan tentang langkah-langkah
Eksperimen dan
penyusun laporan hasil eksperimen Mengumpulkan Data
EksperimenEksplorasi Mendiskusikan rancangan dan usulan
penelitian tentang faktor luar yang mempengaruhi pertumbuhan pada
tumbuhan
Melaksanakan eksperimen sesuai dengan usulan yang disusun dan
Kerja Ilmiah, sikap
ilmiah dan
keselamatan kerja
Portofolio
Laporan Percobaan
Test
Membuat outline
perencanaan percobaan
Pemahaman tentang hasil
percobaan dan
kesimpulan
Pemahaman tentang hal-
hal yang
harus dilakukan
dalam melakukan
percobaan
Pemahaman tentang
100
sumber sudah disepakati setiap kelompok
Melakukan pengamatan eksperimen,
mencatat data Mengkomunikasikan
Menyusun ussulan penelitian tentang faktor
luar yang
mempengaruhi pertumbuhan tanaman dalam bentuk
laporan
Melaporkan hasil eksperimen secara
lisan presentasi dan tertulis.
faktor lura
dan faktor
dalam terhadap
pertumbuhan
Lampiran 5
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran : IPA BIOLOGI
Kelas : XII I
Alokasi Waktu : 4 x 45 Menit 2 x pertemuan
A. Kompetensi Inti
KI.1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI.2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
gotong royong, kerja sama, toleran, damai santun, reponsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraktif secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
KI. 3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual dan
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait fenomena dan kejadian serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bisang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI.4 Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat dan ranah abstrak menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuwan
B. Kompetensi Dasar
KD 1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan TUHAN tentang struktur
dan fungsi DNA, gen dan kromosom dalam pewarisan sifat serta pengaturan proses pada mahkluk hidup
KD 2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin,
tanggung jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan,
gotong royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, renponsif dan proaktif dalam setiap tindakan dan dalam melakukan
pengamatan dan percobaan di dalam kelas laboratorium maupun di luar kelas laboratorium
KD 3.1 Menganalisis hubungan antara faktor internal dan eksternal dengan proses
pertumbuhan dan perkembangan pada mahkluk hidup berdasarkan hasil percobaan
KD 4.1 Merencanakan dan melaksanakan percobaan tentang faktor luar yang
mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman, dan melaporkan secara tertulis dengan menggunakan tatacara penulisan ilmiah
yang benar
C. Indikator
1.1.1 Menjaga keteraturan dan kekomplekan struktur dan fungsi DNA, Gen dan
Kromosom dalam pembentukan dan pewarisan sifat mahkluk hidup, sebagi wujud kekaguman ciptaan Tuhan.
2.1.1 Berperilaku ilmiah, teliti, tekun, sesuai dengan kata dan fakta, tanggung jawab,
peduli dalam observasi dan eksperimen di dalam kelas maupun di laboratorium
3.1.1 a. Menjelaskan
faktor-faktor internal
yang mempengaruhi
proses pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman
b. Menjelaskan faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi proses
pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman c.
Mengidentifikasi hubungan antara faktor internal dan eksternal dengan proses pertumbuhan dan perkembangan pada mahkluk hidup berdasarkan
hasil percobaan
4.1.1 Melaksanaan percobaan tentang faktor luar yang mempengaruhi proses
pertumbuhan dan perkembangan tanaman dan membuat laporan secara tertulis dengan menggunakan tatacara penulisan ilmiah yang benar.
a. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses menggalimeneliti; kaji pustaka; berdiskusi; kerja kelompok; eksperimen peserta didik dapat:
1. Menunjukkan rasa syukur atas anugerah Tuhan
2. Memahami pengertian pertumbuhan dan perkembangan pada makhluk hidup
3. a. Melalui kaji pustaka san diskusi kelompok siswa dapat menjelaskan faktor-faktor
internal yang mempngaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. b. melalui kaji pustaka dan diskusi kelompok siswa dapat menjelaskan faktor-faktor
eksternal yang mempngaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. c. Mengidentifikasi faktor eksternal dan faktor internal yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman melalui diskusi kelompok. 4.
Menjelaskan fungsi faktor internal dan faktor eksternal pada pertumbuhan tanaman 5.
Memahami proses pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman melalu eksperimen 6.
Membuat laporan tertulis tentang faktor -faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman
7. Menunjukkan sikap perilaku jujur, tanggung jawab, dan disiplin dalam berberpikir
ilmiah, tekun sesuai dengan data dan fakta, tangung jawab, peduli dalam observasi dan ekperimen di dalam kelas maupun di laboratorium
b. Materi Pembelajaran
1.
Pertumbuhan dan Perkembangan
c. Model dan Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran :
1. Pembelajaran Dicovery Motede pembelajaran
: 1.
Ceramah 2.
Diskusi 3.
Eksperimen
d. Sumber Belajar Bahan dan Alat
Sumber :
1. R. Gunawan Susilowarno, R.Sapto Hartanto, Mulyadi, Th. Enik Multiarsih,
Murtiningsih, Umiyati. BIOLOGI SMA Kelas XII, Grasindo, Jakarta, 2007
2.
Arif Priadi dan Tri Silawati, Sains BIOLOGI SMA Kelas XII, Yudhistira,
Jakarta, 2007 3.
Lembar Kerja Siswa 1 dan 2
Bahan dan Alat :
1. Kertas
2. Spidol
3. Tanaman
4. Laptop
5. LCD
e. Kegiatan pembelajaran
Kegiatan Waktu
Fase Kegiatan Guru dan Siswa
Pertemuan I
Pendahuluan 10 Menit
Menyiapkan kondisi belajar
Melakukan dan
menyampaikan : Apersepsi
Motivasi Tujuan
1. Menyampaikan salam, doa dan
mengecek kehadiran siswa 2.
Mengajukan pertanyaan kepada siswa apa
pengertian pertumbuhan
dan perkembangan pada makhluk hidup?
3. Menampilkan gambar berupa tahap
pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi pada makhluk hidup
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai 5.
Mengorganisasi siswa dalam kelompok dan wakil tiap kelompok mengambil
Lembar Kerja Siwa 1
Inti 65 Menit
Mengamati
Menanya Mengumpulkan data
Mengkomunikasikan
6. Menjelaskan kepada siswa mengenai
pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan
7. Mengamati faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan pada tanaman
8. Memotivasi siswa untuk membuat
pertanyaan tentang faktor luar yang berpengaruh pada pertumbuhan dan
perkembangan pada tanaman
9. Berdiskusi mengenai hasil pengamatan
pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman
10. Membuat
laporan dan
mempersentasikan hasil pengamatan pada tanaman
Evaluasi 11.
Memberikan post test Penutup
15 Menit Rangkuman
12. Membimbing siswa merangkum butir-
butir hasil pembelajaran 13.
Mengajak siswa merefleksikan hasil belajarnya
14. Memberikan tugas pada siswa untuk
berkelompok dan
merencanakan percobaan pertumbuhan yang akan
dilakukan.
Kegiatan Waktu
Fase Kegiatan Guru dan Siswa
Pertemuan II
Pendahuluan 10 Menit
Menyiapkan kondisi belajar
Melakukan dan
menyampaikan : 1.
Menyampaikan salam, doa dan mengecek kehadiran siswa
2. Mengajukan pertanyaan kepada siswa
mengenai pelajaran yang disampaikan