5
Kohlberg 1981 menjelaskan bahwa bagian dari kontrol diri dimulai dengan kebutuhan semua individu untuk melakukan disiplin diri. Vincent dan
Martin dalam Hurlock, 1955 menyatakan bahwa setiap individu membutuhkan disiplin aturan dalam pengadaan dalam rangka menyesuaikan
kebutuhan dan dorongan kepada orang lain, dan untuk menjaga kasih sayang dan persetujuan dari orang sekitar. Tanpa adanya kedisiplinan, individu tidak
akan dapat mengembangkan kontrol atas kebutuhan ego untuk membantu melakukan penyesuaian terhadap realitas permintaan hidup; dengan disiplin
individu akan mengembangkan kontrol dan sebagai hasil membuat penyesuaian yang baik terhadap permintaan hidup.
Hasil penelitian Duckworth dan Seligman 2005 menunjukkan bahwa disiplin diri, mempengaruhi pencapaian prestasi akademik. Disiplin diri
terbukti mempengaruhi pencapaian prestasi akademik dan memiliki pengaruh yang kuat terhadap performansi akademik dibandingkan inteligensi. Penelitian
lainnya oleh Duckworth, Tsukayama, dan May 2010 menjelaskan bahwa perubahan dalam kontrol diri akan berpengaruh pada perubahan pencapaian
prestasi akademik. Jika mahasiswa lebih menerapkan kontrol diri pada semester perkuliahan tertentu, maka diasumsikan bahwa prestasi akademik
yang dicapai pun akan lebih menonjol pada semester tertentu pula. Maka, kontrol diri tidak hanya menjadi prediktor kesuksesan akademis jangka
pendek, tetapi juga membantu individu dalam mempertahankan pencapaian yang telah diperoleh. Dengan kata lain, kontrol diri membantu mahasiswa
6
mempertahankan prestasi akademik yang optimal selama proses
menyelesaikan masa studinya. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melihat
hubungan antara kontrol diri dengan pencapaian prestasi akademik.
B. Rumusan Masalah
Adakah hubungan positif antara kontrol diri dengan prestasi
akademik mahasiswa?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan positif antara kontrol diri dengan prestasi akademik mahasiswa.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritik penelitian ini memberikan sumbangan pengetahuan bagi ilmu psikologi terutama bidang psikologi pendidikan
yang berkaitan dengan kontrol diri dan prestasi akademik.
2. Manfaat Praktis
Memberikan informasi tentang kontrol diri dan prestasi akademik sehingga dapat memberikan masukan bagi mahasiswa untuk
mengembangkan kontrol diri yang dimiliki.
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Prestasi Akademik
1. Pengertian Prestasi Akademik
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer 1991, prestasi akademik adalah nilai yang diperoleh dari kegiatan persekolahan
yang bersifat kognitif dan ditentukan melalui penilaian. Winkel 2004 mengemukakan bahwa prestasi akademik adalah suatu bukti keberhasilan
belajar atau kemampuan seseorang dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya. Maka prestasi belajar merupakan
hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha- usaha belajar.
Menurut Nasution 2005 prestasi akademik adalah kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat.
Azwar 2007 mendefinisikan prestasi akademik sebagai penguasaan materi studi yang meliputi kognitif, afektif, dan psikomotor. Aspek
kognitif berisi intelektual, aspek afektif menyangkut minat, sikap keadaan emosi dan psikomotor adalah mengenai keterampilan. Prestasi akademik
dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni kognitif, afektif dan psikomotor, sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika
seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut.
8
Berdasarkan berbagai pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa prestasi akademik adalah tingkat keberhasilan belajar mahasiswa
yang meliputi aspek kognitif intelektual, afektif minat, sikap, emosi dan psikomotor keterampilan yang diperoleh melalui serangkaian tes
evaluasi belajar dan diwujudkan dalam bentuk nilai angka atau huruf.
2. Pengukuran terhadap Prestasi Akademik
Untuk mengetahui sampai sejauh mana proses belajar yang telah berlangsung dalam jangka waktu tertentu, dan untuk mengetahui hasil
yang telah dicapai individu, maka pendidik perlu kiranya melakukan pengukuran dan evaluasi. Pengukuran dan evaluasi merupakan kebutuhan
yang harus dilakukan oleh pendidik, karena pada saat tertentu pendidik harus membuat keputusan pendidikan. Untuk mendapatkan keputusan
pendidikan yang akurat, maka diperlukan suatu data yang akurat dan sesuai dengan hasil dari belajar. Data akurat tersebut dapat
dioperasionalkan dalam bentuk indikator-indikator berupa nilai rapor, indeks prestasi studi, angka kelulusan, dan sebagainya Suryabrata, 1998.
Tingkat keberhasilan atau penguasaan mahasiswa dalam belajar dapat dilihat dari prestasi akademik yang dicapai. Prestasi akademik itu
sendiri dapat diketahui dari hasil evaluasi belajar. Evaluasi belajar itu dapat dilakukan dengan pengukuran yang biasanya dibuat oleh dosen
dalam bentuk ujian lisan maupun tertulis. Penilaian kemudian dilakukan berdasarkan norma yang dipergunakan. Ada yang menggunakan angka-
9
angka dengan rentang 1-10 atau 10-100 atau juga dalam bentuk huruf seperti A, B, C, D, dan E. Hasilnya kemudian diwujudkan dalam suatu
simbol yang biasa menggunakan angka atau huruf yang biasa disebut sebagai Indeks Prestasi.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Akademik
Secara global, Syah 2003 membedakan faktor-faktor yang
mempengaruhil hasil belajar individu menjadi tiga macam, yaitu: a.
Faktor Internal 1
Aspek Fisiologis
Kondisi umum jasmani dan tonus tegangan otot yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-
sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas mahasiswa dalam mengikuti aktivitas perkuliahan. Kondisi organ tubuh yang
lemah, dapat menurunkan kualitas ranah cipta kognitif sehingga materi yang dipelajarinya pun kurang atau tidak berbekas.
Kondisi organ-organ khusus individu, seperti tingkat kesehatan, indera pendengaran dan indera penglihatan, juga sangat
mempengaruhi kemampuan individu dalam menyerap informasi dan pengetahuan. Daya pendengaran dan penglihatan individu
yang rendah akan menyulitkan sensory register dalam menyerap aitem-aitem informasi. Akibat negatif selanjutnya adalah
10
terhambatnya proses informasi yang dilakukan oleh sistem memori individu tersebut.
2 Aspek Psikologis
a Inteligensi
Semakin tinggi kemampuan inteligensi individu maka semakin besar peluangnya untuk meraih sukses. Sebaliknya,
semakin rendah kemampuan inteligensi individu maka semakin kecil peluangnya untuk memperoleh sukses.
b Sikap
Sikap individu yang positif, terutama kepada pengajar dan materi yang disajikan merupakan pertanda awal
yang baik bagi proses belajar. Sebaliknya, sikap negatif akan menimbulkan kesulitan belajar dan prestasi yang dicapai akan
kurang memuaskan. c
Bakat
Bakat dapat mempengaruhi tinggi-rendahnya prestasi akademik bidang-bidang studi tertentu. Ketidaksadaran
individu terhadap bakatnya sendiri misalnya memilih jurusan keahlian tertentu yang sebenarnya bukan bakatnya, akan
berpengaruh negatif terhadap prestasi akademiknya.
d Minat
Minat memengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar individu dalam bidang-bidang tertentu. Ketika individu