48
Berdasarkan hasil analisis, diperoleh koefisien korelasi antara variabel kontrol diri dan prestasi akademik sebesar r=0,318 dengan
nilai p=0,001 signifikasi one-tailed yang berarti nilai p lebih kecil dari 0,01 syarat p0,01. Hasil ini menunjukkan adanya hubungan
positif yang signifikan antara variabel kontrol diri dan prestasi akademik. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa semakin tinggi
kontrol diri individu maka pencapaian prestasi akademik pun semakin tinggi. Hal ini berarti bahwa hipotesis penelitian diterima.
E. Pembahasan
Hasil uji hipotesis dengan menggunakan teknik Pearson Product Moment menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara kontrol
diri dengan prestasi akademik. Hal tersebut dapat diketahui dari koefisien korelasi sebesar 0,318 dengan signifikansi 0,0001 p0, 01. Semakin individu
memiliki kontrol diri, maka semakin maksimal pula prestasi akademik yang dicapai.
Korelasi positif dan signifikan yang ditemukan menunjukkan bahwa kontrol diri menyumbang sebesar 10,11 dalam pencapaian prestasi
akademik mahasiswa. Mahasiswa dikatakan memiliki kontrol diri jika memiliki kemampuan dalam memberikan toleransi atas penundaan kepuasan
baik dalam bentuk keinginan, dorongan impuls, perasaan maupun kebiasaan demi mencapai manfaat jangka panjang, dalam hal ini adalah pencapaian
prestasi akademik yang optimal.
49
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa yang lebih memiliki kontrol diri akan mencapai prestasi akademik lebih yang optimal. Deskripsi
data penelitian menunjukkan skor mean empiris yang lebih besar dari skor mean teoritik, masing-masing atas kontrol diri dan prestasi akademik. Maka
dapat diketahui bahwa mahasiswa memiliki kontrol diri dan prestasi akademik yang tinggi. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Tangney,
Baumeister, dan Boone 2004. Individu dengan kontrol diri tinggi seharusnya dapat mencapai prestasi akademik yang lebih baik dalam jangka panjang
karena memiliki kemampuan untuk menyelesaikan tugas secara tepat waktu, mencegah hadirnya aktivitas lain yang lebih menyenangkan saat bekerja atau
belajar, dapat menggunakan waktu belajar secara efektif, mengatasi gangguan emosional yang dapat mengganggu kinerja.
Penelitian yang dilakukan oleh Duckworth dan Seligman 2005 membuktikan bahwa disiplin diri lebih mempengaruhi pencapaian prestasi
akademik dibandingkan inteligensi. Tanpa adanya disiplin, mahasiswa tidak akan dapat mengembangkan kontrol atas kebutuhan ego untuk membantu
melakukan penyesuaian terhadap realitas permintaan hidup Hurlock, 1955. Mahasiswa yang mampu menyesuaikan diri dengan baik akan mengetahui
kapan saatnya harus belajar dan kapan saatnya bersenang-senang dan segera mengatasi permasalahan yang menuntut penyelesaian Hurlock, 1999.
Impulsivitas dapat mengurangi kemampuan belajar, berkaitan dengan jaringan penghubung antara amigdala dan lobus prefrontal Goleman,
1999. Sebagai sumber impuls emosi, amigdala sangat berperan dalam