Pengertian Mahasiswa Mahasiswa dipandang sebagai Remaja Akhir
21
dorongan, melakukan regulasi diri, serta mengubah kebiasaan. Kontrol diri melibatkan kemampuan individu untuk melakukan penundaan terhadap
kepuasaan segera yang dinilai beresiko, demi mencapai tujuan jangka panjang yang lebih bermanfaat.
Kontrol diri merupakan kemampuan individu dalam melakukan disiplin diri, tindakan non-impulsif, kebiasaan sehat, regulasi diri, dan
memiliki reliabilitas diri. Mahasiswa yang memiliki disiplin diri akan memiliki kemampuan untuk menunda pemuasan kebutuhan bersifat segera
yang muncul, sehingga kegiatan yang menunjang pencapaian tujuan jangka panjang menjadi prioritas utama untuk dilakukan. Mahasiswa yang belajar
dengan serius akan memahami bagaimana mengatasi dorongan yang hadir dalam belajar dan tidak akan mengalami kesulitan terlalu besar untuk
berkonsentrasi pada perkerjaannya. Individu yang kurang memiliki kontrol diri akan cenderung bersifat
impulsif. Tingkah laku impulsif adalah segala tingkah laku yang dilaksanakan segera demi kepuasan seketika. Pengendalian perilaku implusif meliputi dua
kemampuan yaitu kemampuan untuk menunggu sebelum bertindak dan kemampuan untuk menghilangkan kepuasan seketika demi pencapaian yang
lebih besar kelak Calhoun dan Acocella, 1990. Penelitian yang dilakukan Quinn, Pascoe, Wood, dan Neal 2010
menjelaskan mengenai kebiasaan-kebiasaan kurang baik yang dilakukan individu, meliputi perilaku konsumtif, interaksi sosial, kegiatan yang terkait
dengan kesehatan, membuat keputusan, serta bagaimana mengatasi berbagai
22
kejadian sehari-hari. Kebiasaan-kebiasaan tersebut antara lain melakukan penundaan prokrastinasi terhadap tugas-tugas akademis, kurang memberi
perhatian ketika menghadapi materi perkuliahan berada di kelas, membuang- buang waktu ketika akan mulai belajar, terlambat menghadiri perkuliahan dan
lain sebagainya. Sebagaimana diungkapkan Calhoun dan Acocella, 1990, bahwa salah satu masalah dalam kontrol diri berkaitan dengan kebiasaan
belajar. Jika kebiasaan tersebut dilakukan terus menerus maka akan mempengaruhi kinerja akademik mahasiswa. Hasil yang dicapai akan kurang
maksimal karena membuat belajar menjadi tidak efektif dan efisien. Menurut Carver dan Scheier dalam Quinn, Pascoe, Wood, dan Neal,
2010, berbagai kebiasaan-kebiasaan buruk dalam diri individu dapat diubah dengan melibatkan regulasi diri. Regulasi terhadap pikiran, sebagai contoh,
dapat dilakukan dengan memacu diri untuk berkonsentrasi, mengubah suasana hati dan emosi, serta menahan dorongan yang tidak diharapkan Tangney,
Baumeister, dan Boone, 2004. Menurut Hurlock 1991, individu perlu mengembangkan tanggung
jawab dalam dirinya untuk menghadapi masa dewasa. Lingkungan kehidupan kampus perguruan tinggi menuntut mahasiswa untuk dapat menyesuaikan
diri dengan lingkungan yang memiliki karakteristik berbeda dengan lingkungan pendidikan sebelumnya tingkat SMA. Dengan kata lain,
mahasiswa bertanggung jawab penuh atas proses belajar yang dihadapi di perguruan tinggi, seperti keputusan untuk menghadiri perkuliahan,
menyelesaikan tugas, maupun mempersiapkan diri menghadapi ujian